Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Selain Keturunan dan Gaya Hidup, Tinggal Dekat Restoran Siap Saji juga Tingkatkan Risiko Diabetes

Selama ini orang banyak menghubungkan penyakit diabetes dengan faktor keturunan dan gaya hidup. Nyatanya, lokasi tempat tinggal pun bisa berpengaruh.

17 April 2023 | 06.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Staff Divisi Metabolik Endokrin, Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSCM Dicky Tahapary mengungkapkan selama ini, kita mengetahui bahwa faktor keturunan dan gaya hidup terbukti berkaitan dengan risiko diabetes. "Penelitian tahun 2022 menunjukkan bagaimana mereka yang tinggal dekat dengan restoran siap saji ternyata berkaitan dengan risiko terkena diabetes yang lebih tinggi," kata Dicky dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada awal April 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Dicky Tahapary, Data International Diabetes Federation (IDF) Atlas tahun 2021 menyebutkan Indonesia menempati peringkat ke-5 jumlah penderita diabetes terbesar di dunia. Terlebih 3 dari 4 orang diabetes di Indonesia tidak menyadari bahwa dirinya terkena diabetes. "Hal tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan, apalagi diprediksi angka penderita diabetes akan terus meningkat hingga 28,6 juta pada 2045," katanya menambahkan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada faktor lain yang bisa meningkatkan risiko diabetes seseorang. Salah satunya adalah beredarnya informasi kesehatan yang tidak tepat di tengah masyarakat, termasuk tentang diabetes. "Kami sangat mengapresiasi usaha dari Tropicana Slim untuk terus memberikan pemahaman kepada masyarakat agar lebih cerdas dalam menanggapi berbagai isu kesehatan yang beredar di masyarakat dan mengedukasi pencegahan serta penanganan terhadap diabetes yang baik dan benar, khususnya pada bulan Ramadhan ini, salah satunya melalui acara #BeatDiabetes2023 ini,” kata Dicky. 

Sebelumnya, Tropicana Slim kembali menggelar kampanye #BeatDiabetes2023 untuk menginspirasi masyarakat Indonesia melawan diabetes, melalui edukasi kesehatan dan kuis interaktif bertajuk #BeatDiabetes Warrior, serta inspirasi berbagai pilihan takjil dengan rasa nikmat melalui #BeatDiabetes Delight, yang dilaksanakan serentak di 36 kota seluruh Indonesia. Program ini merupakan bentuk kolaborasi Tropicana Slim dengan RSCM-FKUI (Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia) dan Komunitas Sobat Diabet. Kegiatan ini juga  turut menggandeng berbagai pihak, seperti restoran, kafe, katering, hingga masyarakat umum hingga melibatkan sekitar 20,000 partisipan dari berbagai penjuru tanah air. 

Brand Manager Tropicana Slim Noviana Halim mengatakan timnya senantiasa ingin memastikan bahwa produk yang dihasilkan dan inisiatif program yang dilakukan, dapat mendukung dan menginspirasi gaya hidup sehat untuk seluruh masyarakat Indonesia. "Melalui #BeatDiabetes Warrior, Tropicana Slim berupaya memberikan edukasi kesehatan melawan hoaks dengan cara yang menyenangkan melalui format kuis interaktif berhadiah. 

Salah satu kegiatan yang wajib dilakukan bagi para pasien diabetes adalah melakukan pemeriksaan gula darah secara dini dan rutin. Pemeriksaan gula darah itu penting dilakukan mengingat penyakit diabetes yang tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Apalagi, penyakit diabetes jika tidak dikendalikan dengan baik, dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius. "Harapannya, para diabetesi dapat memperoleh penanganan sedini mungkin untuk menghindari timbulnya komplikasi yang mampu memperparah kondisi kesehatannya. Bagi mereka yang terdeteksi pre-diabetes juga bisa ditangani segera agar tidak berkembang menjadi diabetes,” kata Noviana.

Noviana menambahkan selama ini masih banyak masyarakat Indonesia yang beranggapan bahwa ‘makanan sehat itu pasti tidak selezat makanan yang tidak sehat’. "Persepsi ini keliru. Melalui #BeatDiabetes Delight, dalam bulan Ramadhan ini Tropicana Slim menghadirkan festival takjil sehat yang bebas gula, tetap dengan rasa yang nikmat, sehingga dapat menjadi pilihan yang lebih baik bagi masyarakat, khususnya diabetesi," kata Noviana yang berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membatasi gula. 

Sementara itu, Founder Sobat Diabet Rudy Kurniawan, menyampaikan, salah satu informasi yang sering keliru di masyarakat adalah terkait diabetes yang hanya merupakan penyakit orang tua. "Nyatanya, kini semakin banyak kasus diabetes tipe 2 yang terdiagnosis pada usia muda, terutama mereka yang mengalami kelebihan berat badan,” katanya.

Pola hidup sehat menjadi kunci utama dalam mencegah dan menurunkan risiko diabetes. Penelitian pada The American Journal of Clinical Nutrition (2020) menemukan bahwa menjalankan pola hidup sehat dapat berkaitan dengan penurunan tingkat kejadian diabetes hingga 60 persen. Adapun yang termasuk ciri pola hidup sehat dalam penelitian ini adalah memiliki berat badan dan lingkar pinggang normal, tidak merokok, memiliki tingkat aktivitas fisik yang tinggi, menjalankan pola makan sehat (tinggi konsumsi sayur, buah dan bijian utuh namun rendah konsumsi dagingnya),” kata Rudy.

Pilihan editor: Porsi Kecil dan Minum Air Putih, Tips Puasa Ramadan Sehat buat Penderita Diabetes

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus