Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cahaya lampu di salah satu ruang bedah Poliklinik RS Fatmawati, Jakarta Selatan, menerpa wajah Tuti?bukan nama sebenarnya?yang usianya sudah merayap ke angka 53. Setitik luka terlihat di sudut kanan hidungnya. Wanita berkerudung kuning itu terlihat lebih muda dan bercahaya. Dan ingat, dia berusia 53.
Ini semua berkat Anti-Ptosis (Aptos), sebuah metode tarik wajah tanpa operasi, untuk memperbaiki pipinya yang melorot dan cekung. Hasilnya? "Pipi saya sekarang kencang, agak berisi," ujar Tuti, senang.
Penemu Aptos adalah Dr. Marlen A. Sulamanidze, ahli bedah plastik dari Rusia, pada 1999. Metode ini sekarang digunakan secara luas di Eropa dan Amerika Selatan. Di Indonesia, mulai diterapkan pertama kali di Surabaya pada 2003.
Aptos bak angin segar bagi mereka yang ingin tampil lebih muda tapi takut operasi. Bekerja berdasar prinsip menahan jaringan muka agar tidak melorot, dokter akan menanam benang yang berfungsi seperti pancang. Benang itu, kata Dr. Audy Budiarty, salah seorang ahli Aptos, didesain memiliki banyak cabang. Bahannya adalah serat tunggal yang disebut polypropylene.
Untuk pasien yang memiliki kekenduran kulit minimal, Aptos bisa memberikan hasil yang maksimal. Kepatuhan terhadap pantangan pascatindakan juga turut menentukan keberhasilan. Selama tiga minggu, pasien biasanya tak boleh tertawa lebar-lebar, menguap lebar-lebar, atau mengunyah sesuatu yang menimbulkan banyak gerak. "Khawatir pancangnya belum kuat, bisa lepas," kata Audy.
Benang Aptos hanya diletakkan di jaringan lunak dan lemak dengan menggunakan jarum sepanjang 10 sentimeter. "Tidak mengganggu saraf," kata Audy. Setelah benang masuk, jarum dicabut, benang ditinggalkan. Selanjutnya sisa benang di titik masuk dan keluar jarum digunting, lalu dirapikan. Setelah itu, dioleskan salep antibiotik. Titik suntikan itu berangsur-angsur hilang tak berbekas.
Dengan Aptos, tak diperlukan penyayatan dan bius lokal. Pengerjaannya pun cuma makan waktu satu jam, tanpa meninggalkan parut dan cepat pulih. Proses yang sederhana dan cepat itulah yang menjadi daya tarik metode ini bagi pasien. Hal itu diketahui dari jumlah pasien?umumnya wanita?yang terus bertambah. "Awalnya satu pasien per bulan, sekarang satu sampai dua pasien per minggu," ujar Dr. David Perdanakusuma, ahli Aptos yang lain.
Tak berarti Aptos tak mengandung risiko. Pasien bisa mengalami bengkak dan infeksi. Selain itu, benang yang ditanam bisa timbul dan terlihat bila letaknya terlalu di permukaan kulit. Tapi David menjamin ekses itu tak berlangsung lama. "Bengkaknya paling cuma satu-dua hari," ujarnya.
Sayang, untuk bisa mengikuti prosedur Aptos, pasien mesti berkantong tebal. Benang Aptos, sepanjang 5-12 sentimeter saja, yang masih diimpor dari Singapura, harganya US$ 180 sampai US$ 200, atau sekitar Rp 1,7 juta hingga Rp 1,9 juta. Belum lagi biaya dokter, obat, dan biaya kontrol.
Audy menghitung, seorang pasien bisa menghabiskan Rp 10 juta untuk pengerjaan pipinya saja. Sedangkan alis bisa menghabiskan uang Rp 5 juta sampai Rp 6 juta. Sama dengan biaya pengerjaan untuk leher. "Itu sudah termasuk benang dan ongkos mengerjakannya," katanya.
Tahun berikutnya pengeluaran dana bisa terulang. Pasalnya, kekuatan metode itu paling lama cuma dua tahun. Pengaruh yang tidak lama inilah yang menimbulkan kritik di dunia bedah plastik. "Biaya itu kira-kira sama dengan facelift konvensional yang hasilnya tahan lama," ujar Audy.
Dokter yang mengerjakan metode ini pun belum banyak. "Bisa dihitung dengan jari," kata David. Begitu juga rumah sakit yang menyediakan fasilitas ini baru ada di Jakarta dan Surabaya. "Itu pun tidak semua dokter bedah plastik mau mengerjakan," kata Audy.
Sambutan beraneka terhadap Aptos bisa dimaklumi Dr. Imam Susanto, Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Plastik Indonesia (Perapi). Terlebih sampai saat ini belum ada penelitian tentang Aptos di Indonesia. Sebaliknya juga belum ada keluhan menyangkut Aptos.
Menurut Imam, semua tindakan bedah medis memiliki dalih masing-masing. "Tapi tak semua dalih itu bisa diterima orang lain," katanya. Yang penting, seorang dokter melaksanakan tindakan sesuai dengan aturan dalam prosedur operasi standar.
Terlepas dari pendapat yang pro dan kontra, Tuti dan mereka yang ingin tampil lebih muda kini punya pilihan baru. Pilihan yang membuat mimpinya bisa terwujud. "Saya ingin menyenangkan suami," kata istri seorang pelaut itu, seraya tersenyum bahagia.
Lis Yuliawati
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo