DI dalam inkubator, Mega Putri -- anak kelima pasangan Faried-Dwiah yang lahir prematur pada usia kandungan lima bulan -- tampak berbaring tenang. Mega terlalu mungil, bobotnya kurang dari 700 gram, kendati usianya sudah 30 hari. Pada usia satu bulan, berat bayi normal biasanya 4-5 kg. Lantaran kecilnya, tarikan napas Mega nyaris tak tampak. Oksigen murni disalurkan ke lubang hidungnya, sebagian kulitnya mengelupas. Tapi Mega tampak sehat. Sudah dua pekan bayi mini yang lahir prematur di Rumah Bersalin Mulia itu menempati perawatan barunya di RB Asih, Jakarta. "Kami harus merawat Mega sangat hati-hati," ujar dr. Rulina Suradi, salah satu anggota tim yang merawatnya di RB Asih. Tak aneh bila Mega jarang disentuh. Mandinya pun hanya dilap dengan kain lembut dan minyak khusus. "Pemeriksaan pun belum dapat kami lakukan," ujar ahli anak itu. Mega dikhawatirkan tidak bisa bertahan lama. Kasus Mega memang termasuk langka. Dalam catatan The Guinness Book of Records edisi 1988, dari tiga bayi terkecil di dunia, cuma satu di antaranya mampu hidup lama dengan bobot 283 gram. Ia, Marian Taggart, lahir pada 1938 di South Shields mampu bertahan hidup sampai 45 tahun. Bayi mini lainnya, lahir seberat 170 gram di RS St. Mary's, Indianapolis, AS, tahun 1952 tidak dapat hidup lebih dari 12 jam. Ada beberapa hal yang menyebabkan kelahiran bayi mini. Misalnya kelahiran prematur, beberapa penyakit yang diidap ibunya, kelainan pada plasenta, dan faktor genetis. "Guncangan jiwa yang cukup parah dan kecanduan rokok pada wanita hamil juga berisiko tinggi," Rulina menambahkan. Dua hal terakhir memang lekat dalam kehidupan Dawiah, ibu Mega. "Guncangan batin yang sangat kuat saya alami waktu itu," tutur perempuan 27 tahun itu, sambil mengisap rokoknya kuat-kuat. "Semula, saya tak menyangka Mega akan lahir, karena saya sudah memasang spiral KB sejak tiga tahun lalu." Moebanoe Moera, Agung Firmansyah (Jakarta)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini