Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti menyarankan untuk melengkapi garam meja dengan asam folat sebagai strategi pola makan baru untuk lebih melindungi terhadap cacat bawaan. Pasalnya, peran asam folat dalam mencegah cacat bawaan yang mengancam jiwa seperti spina bifida dan anensefali telah diakui secara luas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Medical Daily, sesuai rekomendasi WHO, mulai dari mulai mencoba hamil hingga 12 minggu kehamilan, perempuan perlu asupan 400 mikrogram asam folat setiap hari. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan semua wanita usia reproduksi mengonsumsi suplemen asam folat selain makanan yang mengandung folat dari pola makan yang bervariasi untuk mencegah cacat bawaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk memastikan ia mendapat cukup asupan asam folat melalui makanan, Majelis Kesehatan Dunia menyetujui resolusi yang menganjurkan fortifikasi asam folat dalam makanan pada Mei 2023. Meski sekitar 65 negara, termasuk Amerika Serikat, telah memasukkan asam folat melalui fortifikasi bahan makanan pokok yang wajib, lebih dari 100 negara masih belum menerapkannya karena keterbatasan kapasitas atau kurangnya kebijakan.
Meski ada upaya tersebut, perkiraan menunjukkan sekitar 260.000 kelahiran di seluruh dunia (sekitar 20 per 10.000 kelahiran) masih mengalami spina bifida dan anensefali, yang mengakibatkan jumlah keguguran, menghentikan kehamilan, serta kematian bayi dan anak yang signifikan. Dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di JAMA, para peneliti menyarankan solusi yang sederhana dan lebih murah terhadap masalah tersebut melalui penggunaan garam meja yang difortifikasi.
"Kami membuktikan asam folat dapat masuk ke dalam darah melalui garam. Semoga negara-negara yang belum menerapkan program fortifikasi sekarang dapat melihat infrastruktur mereka dan menyadari fortifikasi garam murah dan sangat mudah ditambahkan asam folat dalam jumlah yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa. Kami tahu itu bisa. Yang kami butuhkan sekarang adalah tindakan," kata penulis utama studi Jogi Pattisapu.
Kurangi kasus cacat bawaan
Selama studi yang dilakukan pada 2022, para peneliti dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Rollins Universitas Emory dan rekan-rekannya dari beberapa lembaga di India memantau 83 wanita yang tak hamil dan direkrut dari empat desa berbeda di selatan India. Para peserta berusia 18-45 tahun dan mengonsumsi garam yang diperkaya asam folat sebagai bagian dari pola makan secara teratur selama empat bulan.
Hasilnya menunjukkan penggunaan garam beryodium yang diperkaya asam folat dikaitkan dengan peningkatan konsentrasi serum folat pada wanita usia reproduksi yang diperlukan untuk mencegah spina bifida dan anensefali. Tim mencatat terjadi peningkatan 3,7 kali lipat setelah periode studi.
"Kami sekarang paham fortifikasi asam folat dalam garam beryodium dapat mencegah defisiensi folat yang menyebabkan spina bifida. Sekarang percepatan pencegahan cacat lahir ini siap di banyak negara," kata direktur Pusat Pencegahan Spina Bifida di Rollins, Godfrey Oakley Jr.
Para peneliti berharap penggunaan garam meja yang diperkaya asam folat dapat mencegah hingga 50 persen kasus spina bifida di seluruh dunia. Namun, mereka menjelaskan studi tidak mendukung peningkatan asupan garam dalam bentuk apapun. Sebaliknya, mereka menyarankan untuk menambahkan jumlah asam folat yang diperlukan ke garam meja yang sudah banyak dikonsumsi. Di daerah di mana konsumsi garam harian berkurang, konsentrasi asam folat harus ditingkatkan sesuai yang diperlukan, suatu strategi yang sudah ada dalam program fortifikasi biji-bijian.
Pilihan Editor: Jenis Makanan Super untuk Pola Makan Harian dan Kandungannya