Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Human Metapneumovirus (HMPV) dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Kebanyakan korbannya berasal dari kalangan anak-anak. Virus ini menyebabkan gangguan pernapasan dan infeksi saluran pernapasan yang cukup serius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari laman World Health Organization, HMPV dapat menginfeksi siapa saja. Namun kelompok yang paling rentan terjangkit adalah anak-anak di bawah usia lima tahun, lansia, serta orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Studi menunjukkan bahwa sekitar 90 persen anak-anak pernah terinfeksi virus ini sebelum mereka berusia dua tahun.
Tanda-tanda Anak Terserang HMPV
Infeksi HMPV sering kali menyerupai flu atau pilek biasa. Gejala yang dirasakan seperti batuk, demam, sakit tenggorokan, hingga hidung tersumbat. Tak hanya itu, badan dan kepala pun terasa sakit.
Beberapa kasus yang dialami kelompok rentan, virus ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan yang lebih serius. Seperti bronkiolitis (radang saluran udara kecil di paru-paru) atau pneumonia (infeksi paru-paru).
Gangguan yang lebih parah ini dapat dikenali dengan tanda napas berbunyi, kesulitan bernapas, dan suara terasa serak. Selain itu, terdapat nyeri pada dada, pusing, dehidrasi, serta demam yang tak kunjung turun. Jika anak mengalami gejala parah seperti di atas, segera mencari pertolongan medis.
Untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi HMPV, dokter akan melakukan tes Reaksi Berantai Polimerase (PCR). Tes ini merupakan metode paling akurat untuk mendeteksi virus ini.
Tes ini dapat memberikan hasil dalam beberapa jam. Namun, pada umumnya dokter tidak merekomendasikan tes ini jika pasien hanya mengalami gejala ringan, mengingat tidak ada pengobatan khusus untuk HMPV.
Penularan Virus
Sama seperti virus flu lainnya, HMPV menyebar melalui partikel droplet di udara yang berasal dari orang yang terinfeksi. Penyebaran dapat terjadi ketika seseorang batuk, bersin, atau bahkan berbicara, sehingga mengeluarkan partikel virus yang bisa terhirup oleh orang lain.
Virus ini juga bisa menyebar melalui tempat-tempat yang terkontaminasi. Seperti gagang pintu, mainan, atau alat makan yang kemudian disentuh sebelum seseorang menyentuh wajahnya. Terutama mata, hidung, atau mulut.
Selain itu, pola penyebaran virus ini juga memiliki tren musiman. Di belahan Bumi bagian utara, infeksi lebih sering terjadi selama musim dingin dan musim semi. Sementara itu, di daerah tropis, penyebaran HMPV cenderung lebih bervariasi dan sering kali terkait dengan musim hujan.