Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
'Vertigo', Gejala Awal 'Stroke' |
VERTIGO alias pusing berat atau lazim disebut pusing tujuh keliling bisa merupakan satu dari beberapa gejala awal yang dialami penderita stroke. Apalagi jika vertigo itu diiringi gejala kesemutan di tangan, di kaki, serta di sekitar bibir dan mulut. Vertigo ini biasa diikuti gangguan keseimbangan tubuh sehingga terjadi drop attack. Saat drop attack menyerang, orang yang sedang berjalan bisa tiba-tiba lemas lalu jatuh.
”Vertigo salah satu gejala awal stroke yang harus paling ditakuti, terutama bagi yang memiliki faktor risiko,” ujar Dokter Hermawan Suryadi, ahli saraf dari RSAB/RS Jantung Harapan Kita, Jakarta, dalam simposium ”Menuju Indonesia Sehat 2010” di Jakarta, pekan lalu. Mereka yang berisiko stroke termasuk penderita tekanan darah tinggi, kegemukan, kadar kolesterol tinggi, dan diabetes, serta perokok.
Jika seseorang sering mengalami drop attack, plus vertigo dan kesemutan, itu berarti ia mengidap gejala-gejala stroke batang otak. Bila tidak ditangani secara tepat, ini akan berujung pada kematian. Di Jakarta, ada beberapa kasus penderita vertigo yang berobat ke rumah sakit, tapi, setelah diperiksa, lalu disuruh pulang. Yang kemudian terjadi adalah pasien ini mati sewaktu tidur. Keluarganya lantas memprotes dan mempertanyakan kenapa sang pasien tidak dirawat inap. Mereka pantas bertanya karena kematian mendadak seperti itu sebenarnya bisa dihindarkan jika dokter tepat dalam mendiagnosis pasien. Dalam kasus itu, menurut Hermawan, pasien tidak lagi sekadar mengalami vertigo, tapi juga menderita stroke batang otak.
Melanotan Mengatasi Disfungsi Ereksi |
MELANOTAN II terbukti mampu menyebabkan ereksi, walaupun tidak ada rangsangan seksual. Obat ini bekerja di wilayah otak yang lazim disebut hypothalamus. Uji coba awal dengan menggunakan hormon sintetis ini sangat menjanjikan bagi pria yang mengalami disfungsi ereksi.
Dokter Hunter Wessels dari Fakultas Kedokteran Universitas Arizona, Amerika Serikat, melakukan uji coba dengan 10 pria yang mengalami disfungsi ereksi karena diabetes, penyakit jantung, luka, atau tekanan darah tinggi. Setelah diinjeksi dengan Melanotan II, sekitar 60 persen dari mereka ternyata mampu berereksi. ”Enam jam setelah obat diberikan, mereka bisa berereksi sampai 2,5 kali,” ujar Wessels, seperti dikutip Reuters Health, dua pekan lalu.
Selain itu, Melanotan mampu meningkatkan hasrat seksual pria. Agar berhasil, obat ini harus diberikan satu setengah jam sebelumnya. Namun, ternyata ada efek sampingnya, berupa rasa mual. Setidaknya 20 persen pengguna Melanotan mengalami hal itu—dan ini disebutkan dalam jurnal Urology, Oktober 2000.
Tapi para peneliti berupaya terus. Jika pada tahap awal yang diperhatikan adalah masalah keamanan dan efek samping obat, kemudian akan dicari gambaran yang tepat tentang bagaimana obat ini bekerja di bagian otak yang berkaitan dengan rangsangan penis. Selanjutnya, mereka akan menaksir seberapa rendah dosis yang dibutuhkan agar obat itu tetap bisa menyebabkan ereksi. ”Memberikan dosis yang lebih rendah atau mengubah molekulnya, boleh jadi, akan menekan efek samping yang timbul,” kata Wessels.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo