Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa pendapat Anda tentang manipulasi proyek buku di departemen Anda?
Sejak saya dilantik menjadi menteri setahun lalu, prioritas saya adalah pembenahan kurikulum dan buku serta perampingan birokrasi.
Apakah Anda sadar dampak buruk dari buku yang isinya kacau-balau itu terhadap para murid?
Kalau ada hal seperti itu, saya rasa efeknya tidak hanya pada kurang lengkapnya transfer pengetahuan, tetapi juga soal mental yang kurang baik. Itu akan berefek jauh.
Tapi, masalahnya begini, saya pernah mendapat data dari seorang wartawan. Meskipun datanya valid, ternyata dia mendapatkannya dari pihak yang kalah tender. Padahal dulunya pihak itu juga pernah melakukan kecurangan yang sama. Ini kan mental yang enggak baik juga. Tapi, setidaknya, berdasar pada apa yang akan TEMPO ungkap, akan saya benahi. Kalau amunisinya cukup, insya Allah saya akan melakukan tindakan. Tapi, kalau amunisi tidak cukup, tindakan apa pun tidak akan efektif.
Apakah Anda tahu materi buku wajib itu?
Terus terang, saya enggak sempat untuk mempelajarinya.
Bagaimana sebenarnya model pengambilan keputusan di departemen Anda, terutama untuk proyek buku?
Kalau masalah tender-tender itu ada peraturannya sendiri. Biasanya, kalau sudah diputuskan di tingkat menteri, berarti sudah final. Sebelum diputuskan, saya pelajari dulu, meski tidak detail. Di tingkat menteri sifatnya hanya mengetahui saja, kemudian proyek jalan.
Termasuk proyek buku yang didanai pinjaman Bank Dunia?
Hal itu sudah diatur oleh Bank Dunia. Karenanya, Bank Dunia ikut mengawasi. Biasanya kita hanya menurut saja apa kata Bank Dunia. Nah, kalau ada masalah di tingkat makro, nanti akan dijabarkan lebih detail di tingkat dirjen (direktur jenderal) dan kemudian dipecahkan bersama-sama.
Tapi, andaikata nanti terbukti ada penyelewengan dalam proyek buku Bank Dunia itu, Anda akan menindak tegas pelakunya?
Jelas sekali, dengan catatan kalau memang terbukti ada penyelewengan. Itu pun menindaknya harus sesuai dengan peraturan. Sebab, kalau tidak, saya juga bisa di-PTUN-kan.
Tapi soal birokrasi internal kan juga perlu dibenahi?
Ya, benar. Insya Allah, perlahan-lahan nanti mesti kita benahi. Saya akan lebih menjalankan fungsi kontrol. Sebenarnya, sejak semula dalam setiap ceramah hal itu selalu saya sindir.
Masalah buku ini memang agak kompleks karena menyangkut badan lain seperti Bank Dunia, yang memang punya otoritas besar dan bahkan dengan tingkat birokrasi yang kadang-kadang lama dan melelahkan. Saya dulu sempat berpikir, apa harus dihentikan saja. Tapi saya pikir lagi, kalau dihentikan, sayang sekali.
Bagaimanapun, kita harus membenahi departemen secara internal. Semua itu saling berkaitan, dari masalah gaji, soal pemerasan terhadap guru dan kepala sekolah, sampai tingkat kebocoran dana. Itu semua merupakan satu paket masalah yang memang harus ditangani secara nasional dengan proses hukum yang jelas juga. Itu memang seperti lingkaran setan.
Proyek buku ini sudah jelas mengalami penyimpangan, yang terjadi di dalam departemen Anda. Apa yang sudah Anda lakukan?
Itulah masalahnya. Sejauh ini belum ada yang lengkap memberikan laporan kepada saya. Misalnya soal tender ulang, sampai sekarang masih belum dilakukan, karena ragu-ragu. Sebab, kalau tender ulang, dampaknya besar sekali. Jadi, kadang-kadang ada dilema-dilema tertentu.
Sudahkah Anda memberi mandat kepada irjen untuk memeriksanya?
Belum. Sejauh ini saya hanya mendapatkan satu laporan. Itu pun hanya dari berita koran. Tapi, biasanya kalau ada apa-apa saya langsung memanggil Indra Djati Sidi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo