Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tips Kesehatan

20 Agustus 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sakit Kepala di Udara
Sakit kepala datang tanpa kenal tempat dan waktu, termasuk ketika Anda terbang di ketinggian dengan pesawat. Maka, kenali jenis sakit kepala Anda dan bekali diri dengan obat-obatan sebelum melanglang buana. Dokter Kartono Mohamad dalam makalahnya, Apa yang Perlu Diketahui Awak Pesawat Mengenai Sakit Kepala, yang dipresentasikan dalam seminar sehari tentang sakit kepala, pertengahan Juli lalu, mengatakan penyebab sakit kepala ternyata amat kompleks, dari pelebaran atau penyempitan pembuluh darah, peningkatan tekanan dalam rongga kepala, hingga rangsangan cahaya yang keras pada mata

Ada beberapa sakit kepala yang dapat menyerang di pesawat, antara lain migren. Pada beberapa orang, migren dipicu oleh kopi, keju, atau es krim. Saran untuk mereka, hindari jenis-jenis makanan ini selama terbang. Bila migren telanjur menyerang selama di perjalanan, atasi dengan mengenakan eye patch (pembalut mata) untuk mengistirahatkan mata dari cahaya kabin.

Bagi penumpang yang menderita flu atau radang rongga telinga, jangan kaget. Sakit kepala bisa menyerang mereka tatkala terjadi perubahan tekanan udara saat pesawat tinggal landas atau mendarat. Lantas, apa gangguan yang mudah menyerang kru kabin, terutama pilot? Salah satunya, sunlight headache. Sakit ini timbul karena cahaya matahari yang sangat terik (sinar kosmis di ketinggian lebih ganas daripada sinar di bumi, yang telah tersaring oleh lapisan awan atau dedaunan). Sakit kepala akibat tekanan (tension headache) juga kerap diderita para kru pesawat. Gangguan ini timbul karena ketegangan mental dan fisik, terutama jika disertai jadwal tidur yang kacau karena melintasi beberapa zona waktu yang berbeda.

Lalu, apa kiat melawan sakit kepala? Cara termudah adalah dengan menelan obat pereda nyeri, boleh dengan asam salisilat, parasetamol, novapiron, atau ibuprofen. Para pilot tentu tidak dianjurkan menelan obat yang dapat mengundang kantuk. Untuk itu, telitilah sebelum membeli. Umumnya, obat pelawan rasa sakit bersifat asam dan bisa mengiritasi lambung. Maka, jangan memakannya ketika perut kosong atau mencampurnya dengan jenis makanan dan minuman yang bisa mengiritasi lambung.

Hidup Sehat Cara Pelancong

Anda gemar melancong ke Eropa? Kalau ya, jangan lupa bawa persediaan obat-obat influenza. Atau, kalau mau cara yang lebih tokcer, suntik diri Anda dengan vaksin influenza sebelum bertamasya musim dingin ke Eropa. Ini salah satu informasi yang terbetik dari forum Asia-Pacific Conference on Travel Health serta National Congress of Tropical and Infectious Disease, di Denpasar, Bali, pekan ketiga Juli lalu. Forum ini membahas, antara lain, betapa unsur kesehatan kini menjadi salah satu pilar penunjang industri pariwisata.

Seminar ini mencatat beberapa penyakit tropis yang harus diwaspadai para wisatawan mancanegara. Misalnya malaria, yang bisa dihindari dengan menelan obat malaria dan memasang kelambu tidur. Diare, hepatitis A, dan tifus juga disebut sebagai ''hantu" yang harus diwaspadai para wisman di Indonesia. Negara-negara maju memang menganjurkan pemakaian vaksin tifus kepada para warganya yang hendak berwisata ke beberapa negara Asia.

Hudoyo Hupudio, Manajer Aventis Pasteur Indonesia, menganjurkan biro pariwisata dan hotel agar mempromosikan vaksin, yang kini telah jadi tren di kalangan wisman. ''Tapi harus amat hati-hati, karena bisa menimbulkan citra bahwa Indonesia kurang aman," ujarnya. Para pelancong—terutama yang baru pertama kali ke luar negeri--juga disarankan waspada terhadap makanan dan minuman baru, betapapun menggoda rupa dan aromanya.

Rawatlah Jantung Selagi Hamil

Selepas menikah, para pengantin sebaiknya jangan cuma sibuk berbulan madu. Periksakan jantung dengan teliti jika Anda ingin segera memulai ''program bayi". Mengapa? Kehamilan ternyata bisa berpengaruh buruk pada jantung wanita hamil. Sebuah studi selama 10 tahun di Universitas Minnesota, AS, menemukan bahwa kehamilan pertama cenderung membawa risiko sakit jantung pada calon ibu. Penyebabnya, gaya hidup yang berubah: tadinya aktif, tapi setelah hamil, eh, nyaris tak lagi ''bergerak".

Dan umumnya hal ini terus berlangsung hingga masa setelah melahirkan, seperti dijelaskan Colleen Healy, kardiolog di Sarasota Memorial Hospital, Florida. ''Waktu (para ibu) tersita untuk anak-anak, sehingga mereka tak sempat lagi mengurus diri," ujar Healy, seperti dikutip Ivanhoe Newswire, Rabu pekan silam.

Kebiasaan mengorok adalah bahaya lain bagi jantung kaum hawa—seperti yang juga baru ditemukan oleh sebuah studi. Wanita yang gemar mengorok, menurut penelitian itu, 33 persen lebih mungkin terserang penyakit jantung ketimbang perempuan yang bisa tidur tanpa bunyi ''napas menderu". Angka ini belum apa-apa dibandingkan dengan ancaman depresi kronis bagi jantung. Persentase serangan bisa melejit hingga 70 persen.

Tapi, jangan buru-buru khawatir. Menurut Healy, para wanita bisa menendang jauh ''hantu-hantu" yang mengancam jantung mereka dengan mengatur menu makanan sehat dan olahraga teratur. Ini nasihat klasik, tapi sudah terbukti ampuh. Jadi, apa salahnya berolahraga?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum