Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kidal dan Sakit Perut |
Ternyata ada hubungan antara kidal dan sakit perut. Orang kidal, menurut hasil riset, lebih gampang sakit perut ketimbang orang normal. Sakit perut yang dialami orang kidal ini umumnya radang usus besar, atau biasa disebut penyakit chron. Gejala penyakit yang banyak menyerang orang usia 15-25 tahun ini berupa mual, diare, nyeri perut, kemerosotan berat badan, dan demam.
Kesimpulan di atas muncul dari riset tim Royal Free Hospital and University College Medical School, London, Inggris. Ada 20 ribu orang yang diamati Danielle Morris, ahli gastroenterologi, pemimpin riset ini. Hasilnya, seperti dikutip BBC News Online, orang kidal punya risiko dua kali lebih besar terserang penyakit chron dibandingkan dengan orang normal.
Sebelumnya, riset lain menyebutkan, orang kidal berisiko lebih tinggi terkena asma dan diabetes. Morris tidak bisa menyimpulkan dengan pasti apa penyebab kecenderungan ini. Namun, ia menyebutkan, kemungkin besar hal ini berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh yang spesifik. Karena itu, Morris menganjurkan diadakan suatu penelitian lebih lanjut untuk mencari tahu penyebab yang pasti. "Ini penemuan menarik," kata Morris, "Tapi, belum ada penjelasan gamblang."
Harapan Baru Pencandu Alkohol |
Ini info penting buat peminum alkohol yang kepingin "insaf" dengan terapi baru. Para ahli mulai menemukan benang merah tentang cara alkohol mempengaruhi tubuh. Mulanya, alkohol merangsang otak memproduksi steroid bernama allopregnanolone. Ternyata, steroid inilah yang membuat reseptor saraf otak mengirim instruksi agar tubuh lebih rileks, nyaman, bebas dari rasa cemas. Di sisi lain, steroid ini juga yang merusak irama metabolisme tubuh secara keseluruhan. Itulah yang membuat para pencandu merasa tak sanggup hidup tanpa menenggak minuman beralkohol.
Cara kerja steroid ini dimuat dalam edisi terbaru jurnal Neuroscience dan ditemukan oleh tim yang dipimpin Leslie Morrow dan Margaret Van Doren, ilmuwan dari Fakultas Kedokteran Universitas North Carolina, Amerika Serikat. Penemuan ini, menurut Van Doren, membuka peluang terbukanya terapi model baru bagi kecanduan alkohol.
Sejauh ini, tim Morrow dan Van Doren sudah mengadakan eksperimen awal. Tikus-tikus percobaan, selain diberi alkohol, juga diberi senyawa yang disebut finasteride. "Hasilnya, senyawa ini terbukti menghalangi pembentukan allopregnanolone," kata Van Doren seperti dikutip Reuters Health, pekan lalu. Berkurangnya steroid ini dengan sendirinya juga mengurangi dampak negatif alkohol. Van Doren yakin, riset tentang steroid ini bisa dikembangkan ke arah penghentian sama sekali kecanduan alkohol.
Parasetamol Memperburuk Asma |
Bila Anda berpenyakit asma, sebaiknya berhati-hati ketika hendak mengonsumsi parasetamol. Obat penghilang rasa sakit ini justru memperburuk serangan asma dan memicu radang hidung, begitu ditulis tim ilmuwan Thorax Journal, yang dikutip BBC News Online, dua pekan lalu. Kesimpulan ini berdasar pengamatan selama setahun terhadap 664 penderita asma dan 910 orang tanpa asma. Hampir 80 persen di antara mereka yang mengonsumsi parasetamol sekali seminggu ternyata mengalami serangan sesak napas.
Parasetamol, menurut Thorax, menurunkan sirkulasi antioksidan glutathione dalam paru-paru. Padahal, antioksidan itulah yang berfungsi melindungi paru-paru dari debu polutan yang bertebaran di udara. Nah, dengan berkurangnya glutathione, saluran pernapasan menjadi sesak. Tapi, "Mekanisme yang pasti belum terungkap," kata Seif Shaheen, ilmuwan dari Guy's, King's and St Thomas School of Medicine. Meski begitu, tim Thorax menganjurkan pengurangan konsumsi parasetamol di kalangan penderita asma.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo