Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Inovasi

9 April 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemadam Kebakaran Tahan Api

KEBAKARAN hutan merupakan bencana yang sulit dijinakkan. Selain karena sulitnya medan, para petugas hampir mustahil menembus kobaran api dengan aman. Mobil pemadam kebakaran yang ada sekarang belum didesain sanggup menerobos sampai ke titik pusat api lantaran tak sanggup menahan panasnya api.

Belakangan, sebuah lembaga riset Australia, Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO), mengembangkan wahana baru, yakni mobil pemadam kebakaran yang dapat melindungi petugas dari kobaran api di dalam hutan.

"Proyek tersebut dalam rangka mencari cara yang paling baik melindungi petugas dan kendaraan mereka ketika memadamkan kebakaran hutan," kata Pemimpin Proyek CSIRO—bekerja sama dengan Rural Fire Service New South Wales—Dr. Rajam Sankaran, kepada TEMPO melalui surat elektronik, pekan lalu.

Berbeda dengan kendaraan pemadam biasa, mobil ciptaan ilmuwan CSIRO memiliki penyemprot yang diletakkan di bagian atas mobil pemadam. Penyemprot tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga mampu memancarkan air secara melingkar ke semua bagian kendaraan. Siraman air yang membasahi kendaraan secara terus-menerus akan melindungi permukaan dari panas dan menghalau setiap jilatan api yang mendekat.

Para ilmuwan CSIRO hingga sekarang masih menguji kendaraan eksperimental itu dalam sebuah terowongan api. Kelak, jika uji coba itu tuntas, mereka akan menularkan rahasia desainnya kepada yang membutuhkannya.

'Chip' Penggerak Kaki Lumpuh

KAKI Marc Merger, 39 tahun, lumpuh sejak kecelakaan mobil sepuluh tahun silam. Selama satu dasawarsa itulah ia terpaksa duduk di kursi roda. Namun, keajaiban teknologi telah membuat hidupnya berubah. Akhir bulan lalu, melalui sebuah operasi eksperimental, kakinya dapat digerakkan kembali.

Satu tim dokter dari Inggris, Denmark, dan Italia-lah yang mewujudkan keajaiban itu. Mereka mencangkokkan sebuah keping pintar (microchip) ke dalam susunan saraf kaki. Keping pintar ini berfungsi mengganti mekanisme pengatur sistem saraf dan menggerakkan otot-otot kaki.

Untuk berjalan, Merger tinggal menekan tombol suatu alat semacam remote control yang akan mengirimkan sinyal-sinyal listrik menuju keping pintar itu. Keping pintar tersebut kemudian menerjemahkan sinyal tadi menjadi "perintah" untuk menggerakkan otot-otot kaki. Jadi, kunci keberhasilan metode ini ada pada otot, bukan pada susunan saraf kaki. Bahkan, Merger pun tetap harus menggunakan semacam penyangga untuk menopang kakinya.

"Saat ini, dia (Merger) memang masih seperti anak kecil yang sedang belajar jalan, tapi dalam waktu enam bulan kemajuannya pasti pesat," tutur Pierre Rabischong, kepala Uni Eropa yang mensponsori proyek riset Stand Up and Walk yang melakukan operasi itu, kepada Reuters.

Penangkal Sinar Laser

BAYANGAN mengenai ancaman perang masa depan yang kian canggih telah membuat kalangan militer Amerika Serikat dan Kanada begitu khawatir terhadap meningkatnya percobaan penggunaan senjata laser dalam pertempuran. Lebih-lebih, di era ketika satelit menjadi ujung tombak sistem pertahanan suatu negara, senjata laser merupakan ancaman terbesar bagi keamanan nasional.

Demi menangkal ancaman tersebut, para ilmuwan University of Florida dan North Carolina Institute telah menciptakan peralatan seperti keping pintar dengan permukaan yang dapat berubah-ubah, dari transparan ke gelap secepat kilat, sehingga mampu melindungi mata atau sensor elektronik dari potensi kebutaan akibat sinar laser. Ini merupakan peralatan yang bekerja mirip bilah-bilah diafragma pada kamera—membuka dan menutup sesuai dengan kondisi cahaya yang masuk.

Peralatan mutakhir itu terbuat dari polimer superkecil dan lapisan elektrode film yang mampu meredam cahaya. Ketika dites, keping pintar berdiafragma tadi dapat membuka dan menutup sepuluh ribu kali dalam sedetik. Jadi, seandainya dipasang—katakanlah pada kamera satelit—ia dapat mendeteksi kehadiran laser, menutup diafragma, dan melindungi kamera sebelum laser mencapainya.

Kendati calon pemakai utama teknologi tersebut adalah kalangan militer, konsumen umum dapat memanfaatkannya. "Bisa dalam bentuk pelbagai ragam peralatan, dari kacamata matahari sampai kamera," kata Paul Holloway, profesor sains dan rekayasa bidang materi dan salah satu anggota tim riset, kepada Reuters.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus