Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sehat Berkat Seks Teratur |
Berapa kali Anda melakukan hubungan seks dalam sebulan? Kalau tak mau sakit, simaklah kesimpulan studi yang dilakukan Carl Charnetski, peneliti dari Wilkes University, Pennsylvania, Amerika Serikat. Katanya, hubungan seks satu hingga dua kali dalam sepekan membuat kadar zat Immunoglobulin A (IgA) dalam tubuh meningkat. IgA adalah komponen yang mengikat bakteri dan memacu sistem ketahanan tubuh. Adalah IgA pula yang menjadi lini terdepan untuk melawan demam dan flu.
Kesimpulan itu diperoleh setelah Charnetski melakukan studi terhadap perilaku seksual 111 responden dalam sebulan terakhir. Reuters pekan silam melaporkan, pada responden yang melakukan kegiatan seks antara satu kali dan dua kali dalam sepekan ada peningkatan kadar IgA sampai 30 persen. Sementara itu, mereka yang hanya melakukannya kurang dari sekali dalam seminggu tak mengalami peningkatan kadar IgA yang cukup berarti.
Nah, jadi, Anda mau melakukan hubungan seks berapa kali dalam seminggu? Jangan terlalu sering. Studi Charnetski itu ternyata menyimpulkan bahwa mereka yang terlalu aktif melakukan hubungan seks justru memiliki kadar IgA yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak melakukannya.
Awet Muda dengan Tempe |
Jangan takut bila dikatakan "generasi tempe". Makanan tradisional itu ternyata mengandung zat yang sangat berguna bagi kesehatan. Selain berprotein tinggi, tempe juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan mengatasi penuaan dini. Sayangnya, makanan ini masih sering dipandang dengan sebelah mata. Padahal, Jepang dan Jerman, yang sangat intens meneliti tempe, hingga kini sudah berhasil mengisolasi senyawa-senyawa bermanfaat yang terdapat dalam lauk murah meriah itu. "Jepang saat ini sedang membuat makanan (dari tempe) yang dapat mencegah penyakit degeneratif," kata Prof. Dr. Ir. Mary Astuti, Ms., Ketua I Yayasan Tempe Indonesia.
Tempe, kata Mary, mengandung enzim antioksidan. Enzim itu berperan menangkal proses oksidasi yang terjadi dalam tubuh. Proses oksidasi ini menghasilkan zat-zat radikal bebas yang dapat menyebabkan penyakit degeneratif, membuat organ tubuh cepat uzur. Selain itu, tempe juga mengandung zat besi yang dapat dipergunakan untuk mempertahankan haemoglobin darah, berguna bagi yang kadar haemoglobinnya rendah.
Semua zat berkhasiat itu terdapat dalam tempe yang kondisinya baik: tempe hasil fermentasi 36-48 jam, miselianya jamurnya merata, dan berbau segar. "Tempe seperti itu antioksidannya masih tinggi," ujar dosen Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, yang saat ini bekerja sama dengan Monash University, Australia, yang tengah meneliti manfaat isoflavonoid dalam tempe.
Untuk mendapatkan sederet manfaatnya, tempe mesti diolah dengan benar: tidak digoreng, tapi dikukus atau direbus. Itu pun proses pemanasannya tak boleh berlama-lama agar miselianya tidak menurun kualitasnya. Sebaiknya, suhu dijaga pada 70 derajat Celsius. "Memang lebih baik kalau dimakan mentah, asal cara pembuatannya higienis. Tapi, kalau direbus, airnya jangan terlalu banyak," kata Mary kepada L.N. Idayanie dari TEMPO.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo