Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketidakadilan Picu Penyakit Jantung
Hatihati bagi Anda yang kerap merasa diperlakukan tidak adil. Penelitian terbaru menemukan bahwa orang yang sering merasa mendapat perlakuan seperti itu, baik di rumah maupun di lingkungan pergaulan, lebih rentan terkena penyakit jantung serius. Kemungkinan ”korban ketidakadilan” terkena penyakit ini mencapai 55 persen. Para ahli yakin, perasaan ”terzalimi” itu memicu emosi negatif yang mendorong perubahan biokimia dalam tubuh.
Seperti ditulis di Journal Epidemiology and Community Health yang dikutip Reuters pekan lalu, Roberto de Vogli dan koleganya dari Universitas College London, Inggris, meneliti 8.000 pegawai negeri sipil di Inggris. Para pegawai diminta menilai—dalam skala satu sampai enam—sejauh mana mereka setuju dengan pernyataan, ”Saya sering merasa diperlakukan tidak adil.”
Selanjutnya, para peneliti mengamati kondisi kesehatan fisik dan mental mereka selama hampir 11 tahun. Hasilnya, semakin besar orang merasa mendapat perlakuan tak adil, semakin tinggi pula risiko terkena serangan jantung. ”Bagaimanapun, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan bagaimana mekanisme hubungan perasaan diperlakukan tidak adil itu dengan kesehatan,” kata Vogli.
Diet Mediterania Melindungi Paru-Paru
Manfaat diet ala Mediterania makin bertambah. Tahun lalu sekelompok ilmuwan Amerika Serikat mengatakan, pola makan yang mengutamakan konsumsi buah, sayur, bijibijian, dan ikan ini mampu menepis penyakit alzheimer. Sekelompok ilmuwan dari sejumlah negara sebulan silam juga membuktikan diet ini mampu mencegah terjadinya asma dan alergi pernapasan pada anakanak.
Kini giliran kelompok ilmuwan Prancis membuktikan, para penganut diet Mediterania bisa terhindar dari serangan bronkitis, emfisema (pembengkakan paru), dan sederet penyakit paru kronis lainnya. Mereka mengatakan, diet jenis ini mampu memangkas risiko terkena penyakit penyebab kematian terbesar ketiga di dunia itu hingga 50 persen lebih rendah ketimbang penganut pola makan Barat.
Kesimpulan ini didapat setelah mereka meneliti 43 ribu pria selama 12 tahun. Para ilmuwan asal French Research Institute Inserm ini mengatakan, diet Mediterania kaya serat, tinggi antioksidan, namun rendah gula dan nitrat. Diduga kandungan gizi seperti inilah yang berperan besar menjaga paruparu terhindar dari kerusakan. ”Penelitian ini memperkuat pendapat adanya kaitan antara makanan kita dan penyakit,” ujar Keith Prowse, Kepala Yayasan Paruparu Inggris, seperti dikutip BBC, awal pekan lalu.
Sereal Mencegah Diabetes
Rajin menyantap sereal atau makanan dari bijibijian tak hanya mampu menurunkan kadar kolesterol di dalam darah, tapi juga mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2. Diabetes jenis ini umumnya terjadi saat dewasa akibat tubuh mengalami gangguan metabolisme.
Seperti dimuat dalam situs kesehatan Healthday, para ilmuwan dari Institute of Human Nutrition PostdamRehbrueke, Jerman, telah meneliti lebih dari 9.700 pria dan 15.365 wanita, berusia 3565 tahun. Mereka dibagi ke dalam lima kelompok berdasarkan jumlah serat yang mereka santap dari sereal. Untuk memperkuat penelitian, para ilmuwan juga mencoba mengkaji ulang berbagai penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara konsumsi sereal dan risiko diabetes.
Hasil penelitian yang berlangsung selama tujuh tahun itu menunjukkan, peluang kelompok yang menyantap sereal paling banyak terkena diabetes tipe 2 lebih rendah 27 persen dibanding yang paling sedikit. Para ilmuwan juga menemukan, besarnya asupan serat yang berasal dari buah dan sayur tidak memiliki hubungan dengan risiko diabetes. Dengan kata lain, serat dari sereal lebih baik dalam mencegah diabetes tipe 2, daripada serat buah dan sayur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo