Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ikan Menghambat Kepikunan
Tak hanya baik dikonsumsi anak-anak, ikan juga bagus bagi orang tua. Sebuah penelitian yang dimuat di Archives of Neurology edisi Oktober ini menyimpulkan, orang tua yang makan ikan secara teratur, kemunduran kognitifnya bisa diperlambat.
Ikan merupakan sumber asam lemak om-e-ga-3, khususnya docosahexaenoic acid (DHA), penting untuk daya ingat. Asam ini esensial untuk perkembangan fungsi otak secara normal. Itu sebabnya ikan amat baik bagi anak-anak. Nah, bagi orang tua, ikan penting buat mengurangi risiko pikun dan stroke.
Martha Clare Morris, ahli kesehatan dari Rush University Medical Center, Chicago, mengungkapkan, kemunduran daya pikir orang lanjut usia bisa dihambat dengan ma-kan ikan. Bahkan mereka seolah menjadi tiga sampai empat tahun lebih muda dari usia-nya. Orang yang jarang makan ikan akan lebih cepat mengalami kemunduran dalam kemampuan berpikir.
Dalam penelitian yang dilakukan sela-ma enam tahun itu, Morris dan kawan-kawan mengoleksi data 6.158 orang berusia 65 tahun dan lebih yang tinggal di bagian selatan Chicago. Mereka merupakan bagian dari Chicago Health and Aging Project. Para peserta mengisi kuesioner tentang apa yang mereka makan. Kemudian, setiap tiga tahun dilakukan tes atas kemampuan kognitif mereka.
Morris percaya bahwa peningkatan level DHA menjadi alasannya. Dalam penelitian sebelumnya, Morris menemukan bahwa DHA menurunkan risiko berkembangnya penyakit alzheimer. ”DHA sangat penting untuk memelihara komunikasi antara sel saraf dan fungsi saraf secara keseluruh-an,” katanya.
Sumber: HealthDay News
Elektroda Penghilang Tremor
Tangan dan kaki yang terus gemetar dan tak terkendali sangat merepotkan para penderita penyakit par-kinson. Sekadar untuk ambil uang receh di dompet saja, mereka mengalami kesulitan. Mereka juga sukar berjalan dengan cepat. Untunglah ki-ni telah muncul peranti yang bisa menolong para penderita tremor, yakni suka gemetar yang tak ter-kendali karena otot berkontraksi dan berelaksasi secara berulang-ulang.
Perusahaan alat-alat medis Medtronic Inc. dari Amerika Serikat telah menciptakan deep brain stimulation (DBS) berupa elektroda mini. Alat ini dipasang di otak pasien dan dihubungkan dengan alat stimulasi saraf (neurostimulator) yang dipasang di bawah kulit dekat tulang dada. ”Denyut listrik alat ini akan memblokir sinyal-sinyal otak abnormal yang menyebabkan gejala parkinson (termasuk tremor),” ujar dr Yeo Tseng Tsai, ahli bedah saraf dari Mount Elizabeth Medical Centre, Singapura, dalam Gathering and Health Talk di Jakarta, dua pekan lalu.
Menurut Yeo, terapi DBS sudah tersebar luas di seluruh dunia. Pemasangannya di otak cukup dengan operasi kecil tanpa merusak sel-sel otak. Hanya, sebaiknya alat ini dipasang pada pasien berusia di bawah 70 tahun agar manfaatnya lebih opti-mal. Harganya cukup mahal, sekitar Sin$ 20 ribu atau sekitar Rp 120 juta, itu belum termasuk ongkos dokter dan perawatannya.
Selama ini terapi untuk mengatasi gejala parkinson dilakukan dengan pemberian Levodopa. Namun, penggunaan obat ini dalam waktu lama menimbulkan efek samping seperti halusinasi penglihatan.
Alat Baru Pendeteksi Kanker
Kanker biasanya baru diketahui setelah mem-besar. Kini ada alat baru untuk memeriksa kanker bernama computer-aided detection (CAD)-. Dengan peranti ini, pa-ra ahli radiologi dapat men-deteksi tumor payudara yang paling kecil atau semasih stadium awal.
Teknologi CAD dapat me-lakukan screening mammography terhadap kanker selebar kurang dari 1 cm secara akurat. Akurasinya mencapai 164 persen. ”Alat ini jelas dapat mempertahankan hi-dup seseorang karena kanker diketahui lebih awal,” kata Dr Tommy E. Cupples dari Palmetto Richland Memorial Hospital, Columbia, Carolina Selatan.
Sebuah penelitian telah di-lakukan terhadap 27 ribu orang. Sebanyak 19 ribu orang diperiksa dengan me-manfaatkan CAD, dan sisanya memakai alat ini. Hasilnya? Seperti yang dipublikasikan baru-baru ini, kanker yang paling kecil se-kalipun bisa ditemukan de-ngan memakai alat tersebut. Sebaliknya, pada orang yang tidak diperiksa dengan CAD cenderung tidak ditemukan kanker. ”Serangan kanker biasanya berupa pembentuk-an gumpalan. Jika gumpal-an itu dapat terdeteksi lebih awal, maka ia bisa dimatikan lebih cepat,” kata Cupples.
Sumber: Reuter
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo