Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sayang Anak? Bencilah Rokok
Anda merasa aman merokok di teras rumah karena berpikir asapnya tak akan meracuni penghuni di dalam? Jangan berkhayal, Bung. Penelitian yang dilakukan Universitas Linkoping, Swedia, menemukan, bahkan saat pintu Anda tutup pun, asap rokok masih membahayakan kesehatan istri dan anak-anak Anda yang sedang menonton TV di dalam rumah.
Para peneliti itu menguji secara teratur urine 366 anak berusia dua sampai tiga tahun. Hasilnya, urine bocah yang orang tuanya perokok "hati-hati" (merokok di luar rumah) ternyata mengandung nikotin dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan bocah yang orang tuanya bukan perokok.
Jika perokok hati-hati pun bisa menebar racun nikotin, apalagi perokok sembrono. Menurut penelitian itu, kadar nikotin pada bocah yang satu ruangan dengan perokok melonjak 15 kali lipat dibandingkan dengan bocah yang menghirup udara bebas nikotin. Penelitian lebih lanjut atas 1.600 anak berusia sebaya bahkan menunjukkan korelasi antara kebiasaan menjadi perokok pasif dan penyakit pernapasan.
Memang ada orang tua yang mengubah pola merokok begitu punya anak kecil di rumah. Tapi, menurut Naj Dehlavi, peneliti dari kelompok Action on Smoking and Health di Inggris, perubahan pola merokok semata tidaklah cukup. "Jika Anda sayang anak, cara terbaik melindunginya adalah berhenti merokok," saran Naj.
Jangan Ragu Berinternet
Ada kekhawatiran, terlalu sering bermain Internet bisa membuat orang terasing dari kehidupan normal. Benarkah? Ternyata tidak. Faktanya, Internet malah bisa menjadi terapi bagi orang yang punya masalah kehidupan pribadi. Adalah Mary V. Modayil, peneliti dari University of Alberta, Edmonton, Kanada, yang menemukan terapi itu.
Artikel Modayil di situs CyberPsychology & Behavior memaparkan, pengguna Internet memang cenderung kehilangan waktu kontak dengan lingkungan sosialnya. Tapi mereka punya kesempatan lebih banyak berinteraksi dengan jutaan orang di belahan dunia yang berbeda.
Modayil meneliti 131 pelanggan Internet yang akan dibandingkan dengan sekelompok orang bukan pengguna Internet. Baik pengguna Internet maupun bukan, semuanya dipilih dari orang yang punya trauma masa kecil dan kurang mendapat dukungan sosial di masa dewasa. Hasilnya? Kelompok pemakai Internet ternyata punya keterlibatan sosial yang lebih tinggi. Misalnya menjadi anggota berbagai klub. Sebaliknya, kelompok bukan pemakai Internet justru lebih cenderung menyendiri.
Semua ini terjadi, kata Modayil, karena di dunia maya Internet, orang bisa merahasiakan jati dirinya sehingga merasa aman berkomunikasi. "Banyak yang melapor, Internet mengurangi masalah pribadi. Sebaliknya, tak ada bukti Internet bisa memicu penyakit sosial atau kejiwaan," papar Modayil.
Hore..., Aman Makan Cokelat...!
Takut kebanyakan makan cokelat bisa merusak kesehatan? Lupakan! Segelas cokelat hangat tiap hari justru membuat jantung Anda lebih kuat dan tahan lama. Pasalnya, cokelat mengandung bahan kimia yang bisa memperbaiki peredaran darah dan menurunkan tekanan darah.
Sejumlah ilmuwan yang menghadiri konferensi di Washington, DC, Amerika Serikat, pekan lalu mengungkapkan, ada hubungan antara mengkonsumsi lebih banyak flavonoid—zat alami di dalam cokelat—dan menurunnya tingkat kematian akibat penyakit jantung. Zat sejenis juga terdapat pada anggur merah dan teh hijau.
Norman K. Hollenberg, peneliti dari Harvard Medical School, lalu memaparkan hasil penelitiannya atas suku Indian Kuna di kepulauan sekitar Panama. Suku ini terkenal sebagai penggemar makanan asin. Anehnya, tekanan darah mereka aman-aman saja. Rahasianya? Ternyata suku Kuna punya hobi menyantap kakao lokal dengan kadar flavonoid tinggi. Bahkan penelitian lain, kata Hollenberg, menyimpulkan bahwa flavonoid sangat bermanfaat bagi orang lanjut usia dan penderita diabetes.
Jajang Jamaludin (berbagai sumber)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo