Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Tradisi Naik Gunung saat Tahun Baru Berujung Maut, Dua Orang Tewas di Awal 2025

Dua orang tewas saat naik gunung di awal tahun 2025, gara-gara terjatuh dan hipotermia.

6 Januari 2025 | 10.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gunung Dempo di Pagar Alam, Sumatra Selatan. TEMPO/Yuni Rohmawati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mengawali tahun 2025, kabar duka datang dari dunia pendakian Indonesia, dua orang tewas saat mendaki gunung jelang pergantian tahun. Kedua korban tersebut adalah seorang WNA yang sebelumnya dikabarkan hilang di Gunung Agung, Bali dan seorang pelajar yang mengalami hipotermia saat naik Gunung Dempo, Sumatra Selatan.

Dua insiden itu seolah memberi pelajaran, merayakan tahun baru di puncak gunung tidak selalu menyenangkan. Apalagi saat cuaca ekstrem. Sejak akhir tahun 2024 hingga awal bulan Januari 2025 ini, cuaca ekstrem masih terus ditemui di berbagai wilayah Indonesia, terlebih musim hujan dengan intensitas yang tinggi juga terus terjadi. Hal ini membuat sejumlah aktivitas memiliki risiko yang lebih tinggi, salah satunya adalah mendaki gunung

Dalam kasus pertama, Basarnas Bali, akhirnya berhasil menemukan jasad warga negara asing (WNA) Korea Selatan yang diketahui melakukan pendakian di Gunung Agung, Kabupaten Karangasem pada hari kedua pencarian atau pada Jumat, 3 Januari 2025. Kepala Basarnas Bali I Nyoman Sidakarya di Denpasar, Jumat, mengatakan WNA laki-laki bernama Kyung Dam Oh (31) itu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

“Ditemukan pada ketinggian 2200 mdpl dalam keadaan meninggal dunia, SRU 1 yang bergerak dari Pura Pasar Agung sekitar pukul 07.00 Wita melihat tubuh korban posisi tertelungkup saat penyisiran di jalur pendakian pasar Agung, posisi jenazahnya berada kurang lebih 100 meter di bawah," kata dia, dikutip dari Antara.

Informasi mengenai hilangnya WNA Korea Selatan itu pertama kali diterima Basarnas Bali pada Kamis, 2 Januari 2024 pukul 11.45 WITA melalui Konsulat Korea Selatan. Sidakarya menyampaikan bahwa Kyung Dam Oh saat melakukan pendakian sempat menghubungi temannya di Korea Selatan, sekitar pukul 9.00 Wita pada Rabu, 1 Januari dengan posisi berada ketinggian 2.000 mdpl, namun setelahnya tak ada kabar lagi darinya. Tim penyelamatan pun berangkat melakukan pengecekan di lokasi menuju pendakian Gunung Agung dan menemukan motor sewaan miliknya di Pura Pasar Agung.

Pada hari pertama, pencarian mulai dilakukan sekitar pukul 13.20 Wita dengan melibatkan sebanyak 23 orang pemandu lokal yang bergerak dari jalur Pasar Agung Selat dan empat orang lainnya sudah mendahului pencarian dari jalur Pasar Agung Bebandem. “Jadi tim pemandu ini kita bagi menjadi dua SRU, mengingat memang tidak ada saksi mata yang melihat WNA ini saat akan mendaki," jelas Sidakarya.

Pada pukul 13.30 WITA, terdapat personel dari Pos Basarnas Karangasem yang berjumlah delapan orang turut bergabung dengan posko SAR gabungan dan mulai melakukan penyisiran, namun pencarian hari pertama nihil. 

Hingga Jumat pagi, Basarnas Bali akhirnya berhasil menemukan tubuh korban, dan identitasnya telah dikonfirmasi meski dalam kondisi meninggal dunia. "Terlihat ada luka terbuka di bagian kepala kemungkinan mengalami benturan keras pada batu-batu," kata Sidakarya. Berdasarkan keterangan tim yang menemukan di lapangan, WNA Korea Selatan itu ditemukan dengan posisi kepala di bawah dan kaki di atas sehingga diperkirakan tewas karena terjatuh. 

Di waktu yang tak jauh berbeda, 2 ribu kilometer dari Gunung Agung, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pagaralam, Sumatera Selatan menemukan jasad pendaki yang tewas di Gunung Dempo ke pihak keluarganya di Desa sukaraja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. 

"Ya pendaki Gunung Dempo yang tewas pada pukul 01.45 dini hari sudah kami pulangkan ke pihak keluarganya setelah kami melakukan evakuasi," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Pagaralam Anjas Hariansyah dikonfirmasi dari Palembang, Jumat, 3 Januari 2025, dikutip dari Antara

Sebelumnya, pihak Badan BPBD Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, mengevakuasi seorang pendaki bernama Deko Avriansah (21 tahun) dari area puncak Gunung Dempo dengan memakan waktu selama 10 jam.

Adapun Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Pagar Alam, Anjas Hariansyah, menyatakan bahwa evakuasi rumit karena jalur Gunung Dempo yang curam dan miring sekitar 45-70 derajat. Pencarian korban juga semakin sulit karena tanah berpijak menjadi berlumpur licin selama musim hujan. Belum lagi kabut sedang tebal. "Kami menggunakan sistem estafet untuk menjaga keselamatan dan stamina tim," katanya, tak lama usai evakuasi tersebut.

Anjas menyampaikan ada total 46 orang petugas yang dikerahkan dalam pencarian, yang terdiri dari 35 anggota BPBD, 11 relawan, dan 3 tim medis. Mereka ditempatkan di beberapa titik sepanjang jalur pendakian untuk mendukung evakuasi secara estafet, yang ditujukan agar stamina tim tidak cepat terkuras. 

Informasi awal mengenai kondisi Deko datang dilaporkan oleh rekan pendakiannya yang meminta bantuan ke Pos Balai Registrasi atau Brigade Gunung Dempo. Diketahui, Deko mendaki Gunung Dempo dalam kondisi sehat pada Selasa, 31 Desember 2024, untuk menghabiskan malam tahun baru. Namun, setelah berhasil sampai di puncak, ia mengalami gejala hipotermia. Deko pun dinyatakan meninggal pada Jumat dini hari pukul 01.45 WIB dan jenazahnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Besemah di Pagar Alam.

Sebagai informasi, terdapat tiga opsi jalur pendakian Gunung Dempo yang terdata oleh petugas berwenang setempat. Puncak gunung setinggi 3.173 meter di atas permukaan laut itu bisa diakses melalui Kampung 4, Tugu Rimau dan Jarai. Namun hanya Kampung 4 dan Tugu Rimau yang tercatat sebagai jalur pendakian resmi.

Yuni Rohmawati berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Alasan Pendakian Lima Gunung di Indonesia Ditutup pada Akhir Tahun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus