Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Viral Cak Imin Slepet Anies Baswedan Pakai Sarung, Ini Sejarah Sarung dari Anti-kolonialisme sampai Simbol Santri

Sarung identik dengan santri dan semangat anti-kolonialisme. Belakangan viral video Cak Imin slepet Anies Baswedan pakai sarung.

25 Oktober 2023 | 08.05 WIB

Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar mengenakan sarung. Instagram
material-symbols:fullscreenPerbesar
Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar mengenakan sarung. Instagram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan capres-cawapres, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Anies-Cak Imin mengunggah video yang menarik perhatian warganet ketika mereka berdua hendak menjelaskan tiga fungsi sarung dalam unggahan video yang dibagikan Anies di akun Instagramnya, Senin, 23 Oktober 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Muhaimin atau Cak Imin menjelaskan tiga fungsi sarung yang identik dengan santri. “Pertama, kepiawaian santri dilihat dari kuatnya sarung. Semakin rapi semakin kuat, juga biar tidak melorot,” kata Cak Imin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Anies kemudian membuktikan omongan Cak Imin dengan menarik sarung Cak Imin dan ternyata kuat. “Lalu kedua, sarung biasanya berfungsi untuk tidur di lantai dan juga antinyamuk,” kata Cak Imin, bercanda.

Lalu setelah itu, Cak Imin menjelaskan fungsi ketiga sarung. “Sarung juga berfungsi untuk nyelepetin,” kata Cak Imin. Ia kemudian memeragakan slepetan sarung itu ke paha Anies. Sontak Anies kaget dan mengatakan bahwa selepetan Cak Imin lumayan pedes.

Sejarah Sarung

Sarung atau sarong merupakan busana khas Indonesia. Awalnya sarung berasal dari negeri Yaman dan masuk ke Indonesia melalui para pedagang Arab dan India sekitar pada abad ke-14. Di negeri asalnya, sarung disebut futah.

Sarung dapat digambarkan sebagai kain lebar yang dijahit pada kedua ujunganya sehingga menyatu. Sarung kemudian melekat dengan Muslim untuk busana harian sampai untuk beribadah shalat karena dapat menutup aurat laki-laki. Selain untuk Muslim, sarung juga digunakan umat Hindu di Bali untuk kebutuhan adat.

Menurut artikel ilmiah berjudul Makna Material Culture dalam “Sarung” sebagai Identitas Santri sarung berasal dari kata “sarunge dikurung” (sarung). Artinya, sarung adalah instruksi kehidupan, agar manusia mengedepankan rasa malu, tidak sombong, tidak arogan, apalagi sembrono. Dengan memakai sarung, diharapkan seseorang akan terjaga segala perilakunya, memiliki rasa malu dan selalu bersikap sopan-santun.

Sarung identik dengan santri. Santri kerap menggunakan sarung untuk mengaji. Keidentikan sarung dengan santri dan Nahdlatul Ulama dijalankan oleh salah seorang tokoh NU KH Abdul Wahab Hasbullah. Dilansir dari Antara, saat itu KH Abdul diundang Presiden Sukarno ke Istana.

Saat itu, istana menyuruhnya untuk berpakaian formal. Namun, dirinya menolak dan tetap menggunakan sarung sebagai bawahan dan jas sebagai atasan. Menurut penulis Makna Material Culture dalam “Sarung” sebagai Identitas Santri Toto Sugiarto, selain identitas santri sarung juga memiliki makna politik.

“Saat melawan penjajah, ada beberapa santri yang tetap menggunakan sarung sambil mengacungkan senjata,” tulis Toto dalam artikel ilmiah tersebut. Sarung kemudian menjadi simbol anti-kolonialisme dan anti-imperialisme.

Industri Sarung

Produksi sarung tidak hanya dikerjakan di rumah melainkan sudah menjadi industri yang besar. Sarung dominan dipasarkan di Jawa Timur, Jawa Barat, sampai luar Jawa.

Sejarah dan perkembangan industri sarung membuat Presiden Joko Widodo atau Jokowi menetapkan setiap 3 Maret sebagai Hari Sarung Nasional pada 2019. “Inilah kekayaan budaya yang tidak dimiliki bangsa dan negara lain,” katanya.

 

ANANDA BINTANG I  ISTIQOMATUL HAYATI  I  DANAR TRIVASYA FIKRI  I  

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus