Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Masyarakat dibuat panik dengan ditemukannya pasien positif virus corona di Indonesia. Meski tak boleh lengah, kasus tersebut sebaiknya juga tak ditanggapi secara berlebihan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. HM Ansari Saleh, dr. Izaak Zoelkarnaen Akbar, Sp.OT,FICS, mengatakan orang yang terpapar virus corona tidak ada obatnya. Tetapi, virus tersebut bisa mati dimakan oleh sel darah putih yang membentuk antibodi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Oleh karenanya, produksi sel darah putih seseorang harus stabil, kondisi tubuh harus fit, vaksinasi, dan selalu bugar, agar terhindar dari serangan virus COVID-19," katanya.
Dibiasakan pola hidup sehat, tidak meminum yang mengandung alkohol, tidak makan yang mengandung pengawet zat kimia, tidak boleh stres, istirahat yang cukup, sehingga produksi sel darah putih stabil, yang membuat kekebalan tubuh tinggi.
Izaak menjelaskan virus corona bisa hidup di luar inangnya tidak lebih dari 3-24 jam, lebih dari itu maka akan mati. Virus tersebut bisa bertahan hidup pada inangnya dan yang bisa menjadi inang dari virus tersebut adalah manusia dan makhluk hidup.
Pasien yang mati terpapar virus corona, sebagian besar adalah orang yang sudah lanjut usia, kondisi tubuhnya sangat lemah, atau sebelumnya sudah memiliki penyakit, paru-paru, hipertensi, kolesterol, gula darah, atau yang lain.
"Obati penyakit penyertanya bagi pasien yang sudah terpapar dan pulihkan kondisi tubuh agar fit sehingga sel darah putih akan melawan virus," katanya.
Virus corona kurang dari 2 persen sebagai penyebab kematian berbeda dengan virus SARS atau flu burung, yang bisa menjadi penyebab kematian lebih tinggi dari COVID-19.