Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Atas dasar itu, sebuah perusahaan farmasi Amerika, Schwartz Pharma, mengembangkan chronotherapy. Terapi ini menggunakan ritme biologis tubuh untuk menangani penyakit dan mengurangi efek sampingnya seminimal mungkin. Belum lama ini, lembaga pengawas obat dan makanan AS, Food and Drug Administration (FDA), mengeluarkan persetujuan terhadap obat untuk hipertensi keluaran Schwartz Pharma. Obat hipertensi itu dibalut secara khusus sehingga, meski diminum menjelang waktu tidur (malam), puncak kinerjanya tidak akan terjadi sebelum pukul 6 pagi—saat obat itu sangat dibutuhkan. Cara ini mempertimbangkan bahwa serangan jantung dan stroke umumnya terjadi pada pagi hari.
Menurut seorang ahli kronobiologi dari Universitas Texas, Houston, Michael Smolensky, kepada AP, banyak dokter yang tidak mengetahui bahwa saat minum obat yang tepat adalah sesuatu yang menentukan. Saat ini, Searle Pharmaceutical juga tengah menunggu persetujuan FDA untuk obat pengatur tekanan darah yang mempergunakan prinsip chronotherapy dan telah diujikan kepada 15 ribu pasien.
Sejauh ini, telah dihasilkan beberapa penelitian yang menyarankan pemakaian obat pada waktu yang tepat untuk beberapa penyakit tertentu. Asma, misalnya, karena sering menyerang pada malam hari, akan lebih efektif bila diobati pada sore hari. Beberapa pasien asma terbukti berkurang terserang asma sampai separuhnya bila minum theophylline pada sore hari. Obat untuk menghambat asam juga disarankan untuk dikonsumsi sewaktu makan malam, karena perut lebih banyak mengeluarkan asam pada malam hari.
Disarankan pula agar beberapa obat untuk menggempur kolesterol tertentu dikonsumsi pada sore hari. Alasannya, sasaran obat itu adalah enzim pada hati yang paling aktif bekerja pada malam hari. Sebuah penelitian terbaru dari Prancis juga menyebutkan bahwa obat antihistamin (pencegah alergi) paling baik dimakan sebelum tidur malam.
Penyakit berat semacam kanker pun mungkin menggunakan konsep chronotherapy. Saat ini tengah dilakukan penelitian untuk menentukan apakah memasukkan obat antikanker kepada pasien kolorektal yang tengah tidur malam akan menimbulkan efek samping yang lebih rendah.
Semua penelitian itu tentu saja berlaku pada orang yang hidupnya "normal": bekerja sepanjang hari dan tidur pada malam hari. Karena itu, bagi pekerja malam, waktu pemakaian yang disarankan adalah sebaliknya. Bagi yang kerjanya tidak menentu, memang tidak mudah dan mungkin perlu pengamatan lebih dulu sebelum mengonsumsi obat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo