Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Keberadaan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) identik dengan musim hujan karena pada saat musim tersebut menimbulkan banyak genangan air. Namun perlu diwaspadai bahwa DBD juga dapat menyerang di musim kemarau.
Baca: Anak Mimisan Dikira Sakit DBD, Ternyata Alami Autoimun Ini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai demam berdarah tidak hanya di musim hujan, tapi juga musim kemarau terutama di tempat-tempat genangan air atau barang bekas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“DBD pun rentan menyerang manusia di musim kemarau kalau ada tempat genangan air seperti di barang bekas di gudang rumah atau bak mandi yang jarang dikuras,” kata Nila dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada Senin 14 Januari 2019.
Berdasarkan data Kejadian Luar Biasa (KLB) dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan pada 2018 telah ada 584 kasus DBD berdasarkan laporan dari 6 provinsi dan 8 kabupaten/kota.
Pada November 2018 Kementerian Kesehatan telah mengirimkan surat edaran kewaspadaan peningkatan kasus DBD kepada para gubernur. Kementerian Kesehatan juga melakukan tindakan pencegahan dengan Pemberantas Sarang Nyamuk (PSN) dan melakukan gerakan 3M+, yakni menutup semua tampungan air atau sumber air, menguras bak mandi, mendaur ulang barang bekas, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan fasilitas layanan kesehatan diimbau tetap waspada jika ada demam untuk segera memikirkan kemungkinan demam dengue dan memperhatikan pola penambahan kasus. “Bila ada kasus DBD maka segera lakukan penyelidikan epidemi dan penanggulangan fokus seperti foging dan pemberian larvasida,” katanya.
Baca: Mengapa Demam Berdarah Bisa Fatal Akibatnya? Ini Jawaban Dokter
Selain itu, Nadia menambahkan, ada tim gerak cepat yang terintegrasi antara pusat dan daerah termasuk imbauan ke sekolah untuk mengaktifkan tim pemberantas sarang nyamuk. Untuk mengendalikan kejadian demam berdarah, Kemenkes terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan terutama dalam pemantauan dan penggiatan surveilans DBD.