Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis anak konsultan, Cut Nurul Hafifah mengatakan pasien kanker anak rentan mengalami tiga bentuk masalah gizi. Ketiga malanutrisi tersebut adalah kurus, gemuk, atau pendek. Bentuknya bisa kelebihan nutrisi (gemuk hingga obesitas), kekurangan nutrisi (kurus), atau yang seringkali tidak disadari adalah pendek dibanding teman seusianya," katanya dalam konferensi virtual pada konferensi virtual bertajuk Peran Nutrisi Bagi Pasien Dan penyintas Kanker Pada Anak pada 2 Oktober 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Data di RSCM Januari-Juni 2017: sebanyak 70 persen pasien usia 5 bulan-16 tahun mengalami malnutrisi akibat memiliki kanker jenis tumor padat. "Hal ini karena ukuran tumor besar dan mendesak usus dan lambungnya," kata Cut Nurul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia pun mengingatkan kepada masyarakat bahwa penting untuk mewaspadai berbagai dampak buruk malnutrisi pada pasien kanker anak. Malnutrisi, khususnya pasien kanker anak dengan kondisi gizi kurang atau gizi buruk memiliki risiko kematian lebih besar dengan pasien anak dibanding dengan pasien kanker anak dengan gizi baik.
Ada beberapa penyebab status gizi pasien kanker anak turun. Beberapa di antaranya adalah terapi yang menyebabkan nyeri. efek samping kemoterapi sariawan pun membuat pasien kanker anak sulit makan. Penyebab lainnya adalah terapi yang menyebabkan nyeri, nafsu makan turun, pengosongan lambung lambat dan perubahan penciuman dan perasa, serta efek psikologis.
Sebaliknya, penyebab anak malnutrisi yang mengalami kegemukan biasanya diakibatkan karena retensi cairan akibat pengaruh obat-obatan tertentu. "Obat-obatan itu menyebabkan nafsu makan bertambah," kata Cut Nurul.
Ada beberapa efek malnutrisi pasien kanker anak. Untuk jangka pendek, pasien kanker anak akan mengalami toleransi rendah pada pengobatan kanker yang sedang dijalaninya. Artinya bisa saya pasien kanker anak mengalami reaksi yang berlebihan pada obat. "Akibatnya, dokter akan turunkan dosis, sehingga hasil pengobatan tidak maksimal. Dampak jangka pendek malnutrisi pada pasien kanker anak lain adalah gampang lelah, anemia, dan penyembuhan sumsum tulang menjadi lebih lambat dan lebih rentan terinfeksi," kata Cut Nurul.
Secara jangka panjang, pasien kanker anak akan terhambat pertumbuhannya. "Tinggi badan anak akan pendek dan angka kesintasan menurun. Jika survive anak juga dapat mengalami gangguan kecerdasan dan risiko sindrom metabolik seperti diabetes, kolesterol, tulang keropos dan masih banyak lagi," kata Cut Nurul.
Cut Nurul mengingatkan bahwa malnutrisi harus dicegah dengan deteksi status gizi sedini mungkin. Ukur berat badan dan panjang serta tinggi badan setiap saat. Jika ada tumor di bagian perut atau badan, yang diukur adalah lingkar lengannya.
Cut Nurul pun membagikan beberapa tips diet untuk pasien dengan kanker anak. Menurut Cut Nurul, dalam sekali makan, penting sekali menyiapkan semua sumber zat gizi. Ia pun menyarankan agar anak-anak yang tidak bisa makan dan alami masalah di mulut dapat diberikan nutris enteral (cairan yang diberikan dengan NGT). "Tujuannya hanya membantu, jika anak sudah tidak bisa makan dengan mulut segera ganti ke makanan biasa," katanya.
Sebelum tidur, pasien kanker anak pun dibolehkan untuk ngemil makanan. Selalu anak juga perlu diberikan makanan berkalori dan protein tinggi seperti keju, susu, telur. Anda juga bisa memberikan minuman berkalori tinggi pada anak seperti susu, smoothies dan juga susu kacang kedelai. "Perhatikan kapan nafsu makan anak tinggi, saat itu, beri mereka makanan yang baik itu," kata Cut Nurul.
Baca: Anak Belum Divaksin Virus Corona, Boleh Melancong ke Singapura