Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lepasnya retina bisa mengakibatkan kebutaan dan dapat terjadi secara tiba-tiba pada usia berapapun. Kalangan dokter spesialis mata meyakini Ablasi/lepasnya retina adalah suatu masalah yang sangat serius dan hampir selalu menyebabkan kebutaan bila tidak ditangani dengan cepat. "Kondisi ini terjadi ketika retina terlepas dari posisi normal. Retina tidak dapat berfungsi ketika lepas dari dasarnya," kata Damara Andalia, Dokter Spesialis Mata di Jakarta Eye Center (JEC).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti pada kamera, lanjut dia, jika film yang ada di dalamnya lepas, maka gambar akan menjadi kabur, begitu juga yang terjadi pada mata jika retina terlepas, penglihatan akan menjadi kabur. Penyebanya adalah Vitreus, semacam agar-agar (jeli) yang mengisi sebagian besar bola mata. Semakin tua usia manusia, semakin berkurang pula volume Vitreus dan mengerut. Baca: Karyawan Sering Berhenti, Apa yang Salah dari Tim HRD?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Biasanya, kata Damara, kondisi ini terjadi tanpa ada masalah, tetapi kadang-kadang Vitreus bisa menarik retina sedemikian keras sehingga menyebabkan retina robek pada satu tempat atau lebih. Melalui robekan tersebut cairan masuk dan mengangkat retina dari dasarnya seperti wallpaper yang lepas dari dinding.
"Rabun Jauh (mata minus), kecelakaan, mengalami ablasi pada mata sebelah, mempunyai riwayat keluarga dengan Ablasi Retina dan adanya daerah lemah pada retina, merupakan kondisi-kondisi yang dapat menambah risiko terjadinya Ablasi Retina."
Adapun gejala-gejala awal yang menunjukkan terjadinya Ablasi Retina adalah adanya kilatan cahaya, kemudian bintik-bintik/benang hitam yang selalu bergerak serta tirai abu-abu yang menutupi sebagian penglihatan. Namun, kata Damara, gejala-gejala tersebut tidak selalu berarti mengalami Ablasi Retina. Baca: Pensiun, Persiapkan Sejak Usia 20, Cek Ilustrasinya
Karena itu sebaiknya segera memeriksa mata ke dokter spesialis mata untuk melakukan diagnosa lebih lanjut. Untuk mendiagnosa masalah ini dokter akan akan melakukan pemeriksaan mata dengan kedua pupil dilebarkan. Perlu juga masyarakat memeriksakan matanya secara rutin karena kadang-kadang kasus ini ditemukan ketika dokter melakukan pemeriksaan rutin.