Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Untuk Anda yang mungkin sedang melewati terowongan Kendal, Anda bisa saja mampir sebentar dan berfoto di 6 seni mural bertajuk Sentuhan Manusia. Salah satu seniman mural itu, Koma, mengatakan 6 gambar mural yang menghiasi terowongan itu bisa menjadi tempat interaksi para pejalan kaki yang melewatinya. "Maunya tempat ini bisa jadi tempat interaksi para pejalan kaki. Misalnya, minta tolong orang 'fotoin dong'," kata Kenly alias Koma pada 20 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Koma membuat satu mural dengan tajuk 'Saatnya Lepas dariI Genggaman'. Mural itu bergambar 2 tangan robot. Satu tangan robot sedang menggenggam kepala berwarna hijau, satu lagi robot posisinya agak rendah sehingga para pejalan kaki bisa berdiri di depan gambar itu seolah juga sedang diikat oleh robot.
Seni Mural Bertajuk Sentuhan Manusia di Terowongan Kendal/Tempo-Mitra Tarigan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Inspirasinya itu si tangan robot ceritanya adalah teknologi. Dengan menggenggam, seolah kita tidak bisa lepas dari teknologi. Nah, bagaimana caranya kita tidak terkontrol oleh teknologi itu," kata Koma menjelaskan.
Penggunaan mural ini sejalan dengan kampanye yang sedang dilakukan oleh penyedia transportasi daring inDrive. inDrive berkolaborasi bersama Gardu House menghadirkan seni mural di Jalan Kendal, Jakarta Pusat, atau lebih dikenal dengan Terowongan Kendal dengan mengusung konsep #SentuhanManusia yang memiliki pesan ajakan untuk bebas dalam memilih dan memanusiakan teknologi.
Tema tersebut merupakan bagian dari inisiasi atau kampanye #SentuhanManusia yang dilakukan oleh inDrive. Melalui inisiasi ini, inDrive mengajak dan mengingatkan kembali kepada masyarakat bahwa mereka dapat terbebas dari belenggu algoritma untuk membuat keputusan sendiri.
“Dengan inisiatif #SentuhanManusia, kami ingin menggarisbawahi hilangnya elemen manusiawi saat berinteraksi dengan aplikasi di setiap hari kehidupan kita,” kata Creative Team Lead APAC inDrive Adrian Ho saat konferensi pers di Jakarta.
“Ketika kita menggunakannya, aplikasi (beserta algoritma di dalamnya) tidak begitu peduli tentang emosi kita, tidak ada empati. Tapi dengan teknologi kami, kami menyediakan kembali keleluasaan interaksi manusia, dan itulah yang dimaksud dengan #SentuhanManusia,” kata Adrian.
Selain Koma, ada 5 lagi seniman mural yang mengekspresikan karyanya dengan tema utama #SentuhanManusia.Mereka adalah Ezhafad, Yessiow, Cord5, Wacky, dan Ochigvra.
Art Director Gardu House Bima Chris menjelaskan bahwa enam mural yang masing-masing dibuat oleh masing-masing seniman menunjukkan gaya atau style yang beragam dan berbeda-beda, ada yang bergaya stensil, realis, hingga pop. “Masing-masing artist diberi kebebasan sama inDrive untuk mengekspresikan karyanya dan style-nya dengan satu tematik yaitu #SentuhanManusia,” kata Bima.
Dia menambahkan durasi pembuatan seni mural tersebut memakan waktu sekitar 3 hari saja. Dan pembuatannya pun dalam sehari membutuhkan waktu 6 jam dimulai dari pukul 23.00. Menurut Bima, padatnya aktivitas oleh banyak orang di Terowongan Kendal menjadi tantangan tersendiri untuk menyelesaikan karya sehingga para seniman baru mengerjakan mural hanya pada saat jam-jam sepi.
Menurut Bima, Terowongan Kendal adalah salah satu tempat yang sangat banyak dikunjungi orang, khususnya pekerja di ibu kota. Tidak jarang para pekerja harus berganti transportasi umum dari KRL menuju MRT.
Koma yang bernama asli Kenly ini berharap masyarakat yang melewati Terowongan Kendal dapat melakukan interaksi, baik interaksi dengan sesama manusia maupun interaksi terhadap mural yang dibuat oleh keenam seniman termasuk dirinya.
Gambar-gambar mural yang ditawarkan cukup menarik. Namun sayang tidak ada contoh angle foto yang bisa diikuti masyarakat. Sehingga bisa saja orang terlewat dan tidak paham seperti apa berfoto dengan angle terbaik dengan mural-mural itu.
Baca: Promosi Wisata Sumenep Lewat Mural, Seniman dari Yogyakarta Ikut Terlibat