Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Penjurian Festival Film Indonesia (FFI) 2017 kali ini hanya melibatkan 75 juri. Tahun sebelumnya ada 100 juri yang dilibatkan dalam sistem penilaian yang menerapkan sistem voting sejak tahun 2015. Ketua Penjurian FFI 2017, Riri Riza menuturkan alasan mengapa panitia menetapkan 75 juri, bukan lagi 100 seperti tahun sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Itu challenging sekali. Banyak keluhan karena di antara 100 itu banyak yang mengaku tidak menonton semua film,” ujar Riri saat berkunjung ke kantor Tempo di kawasan palmerah barat beberapa waktu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Akhirnya menurut Riri keterlibatan 100 juri hanya untuk mencapai kuota semata. “Tahun ini kita upayakan betul agar penjurian bisa lebih baik,” ujarnya lagi.
Penetapan juri-juri ini menurutnya diserahkan penuh kepada asosiasi. Setelah itu kepada 75 juri terpilih pihaknya akan mengajukan persetujuan dan surat ikatan kerja untuk meminta mereka bekerja secara bertanggung jawab. “Dalam artian betul-betul menonton semua film dan memberikan voting,” ujar Riri.
Mengingat para juri biasanya punya kesibukan tersendiri, panitia FFI bekerja sama dengan jaringan bioskop untuk memutar filfilm nominasi sebanyak dua kali. Agar para juri bisa memilih satu dari dua jadwal tersedia. Riri pun berharap dengan mekanisme yang lebih transparan kepada semua asosiasi para juri ini antusisas untuk menjalankan peran sebaik mungkin.
Berbagai upaya pembenahan terhadap sistem penyelenggaraan Festival Film Indonesia senantiasa berlangsung. Dari tahun ke tahun panitia penyelenggara mengupayakan perubahan. Hal yang banyak disorot tentunya soal sistem penjurian. Tahun ini, sutradara Riri Riza diberi kepercayaan menjadi Ketua Penjurian FFI 2017. Ia merasa akan menghadapi banyak tantangan untuk membuat FFI bisa punya posisi di mata publik. “Kalau mau disebut sebagai penganugerahan tertinggi, bagaimana prosesnya supaya dia punya legitimasi sebagai penganugerahan tertinggi,” tutur Riri.