Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - John Ronald Reuel Tolkien atau JRR Tolkien yang lahir pada 3 Januari 1892 merupakan penulis dan filologi asal Britania Raya. Nama Tolkien diambil dari bahasa Jerman, toll-kühn yang diyakini oleh keluarga berarti sangat berani atau sangat pintar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat berusia 4 tahun, pria kelahiran Bournemouth bersama ibu dan adik laki-lakinya menetap di dekat Birmingham setelah sang ayah meninggal dunia. Lalu, pada 1904, ibunya meninggal dunia. Kemudian, ia jatuh cinta dan menikahi Edith Bratt yang menjadi inspirasi karakter fiksinya Lúthien Tinúviel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah gencatan senjata singkat dalam Perang Dunia I, Tolkien menjadi staf The Oxford English Dictionary (The New English Dictionary). Lalu, ia juga mengajar bahasa dan sastra Inggris dengan spesialisasi Bahasa Inggris Kuno dan Tengah di Universitas Leeds dan Universitas Oxford. Selain itu, ia kerap menghasilkan publikasi ilmiah yang berpengaruh, terutama Sir Gawain and the Green Knight (1925).
Mengacu Britannica, secara pribadi, Tolkien menghibur diri dengan menulis serangkaian cerita fiksi fantasi yang rumit dengan latar ciptaannya. Ia menciptakan The Silmarillion yang berisi beragam mitos. Dari beragam cerita fantasi yang dibuat, terdapat cerita yang paling terkenal, yaitu The Hobbit. Cerita ini mulai dibuat sekitar 1930 dengan kisah tentang mencintai kenyamanan kerabat manusia yang lebih kecil untuk mencari harta karung naga. Cerita tersebut baru diterbitkan pada 1937 yang menjadi sangat populer sehingga penerbitnya meminta sekuel.
Pada 1954, Tolkien menulis The Lord of the Rings yang membawa beberpa elemen The Hobbit, terutama cincin ajaib. The Lord of the Rings merupakan perpanjangan dari kisah The Silmarillion. Namun, buku ini tidak ditulis secara khusus untuk anak-anak. Meskipun kerap diterbitkan dalam tiga bagian (The Fellowship of the Ring, The Two Towers, dan The Return of the King, tetapi The Lord of The Rings bukan trilogi. Pembagian ini dilakukan untuk mengurangi risiko bagi penerbit ketika gagal menjual.
Beberapa jajak pendapat sejak 1996 menyebut The Lord of the Rings sebagai buku terbaik abad ke-20. Keberhasilannya membuat penulis lain berkembang dengan menulis fiksi fantasi. Bahkan, buku ini sampai dijadikan film oleh Peter Jackson yang dirilis dalam tiga bagian selama 2001-2003. Selain itu, The Hobbit juga diadaptasi menjadi film oleh Jackson sebagai trilogi, yaitu An Unexpected Journey (2012), The Desolation of Smaug (2013), dan The Battle of the Five Armies (2014).
Selain itu, terdapat beberapa karya Tolkien lain selama hidupnya, seperti Farmer Giles of Ham (1949), Tree and Leaf (1964), dan Smith of Wootton Major (1967). Saat lanjut usia, ia gagal menyelesaikan The Silmarillion Prekuel The Lord of the Rings sehingga diserahkan ke putra bungsunya, Christopher. Akhirnya, kisah tersebut dapat terbit pada 1977, empat tahun setelah Tolkien meninggal dunia.
Menurut tolkiensociety.org, JRR Tolkien meninggal dunia pada 2 September 1973. Ia dimakamkan satu kuburan bersama sang istri, Edith di pemakaman Katolik Wolvercote di pinggiran utara Oxford. Setelah meninggal dunia, terdapat beberapa karya anumerta Tolkien, antara lain The Father Christmas Letters (1976), Mr. Bliss (1982), dan The Legend of Sigurd and Gudrún (2009).