Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hasri Ainun Besari atau lebih dikenal kemudian dengan sebutan Ainun Habibie , hari ini 22 Mei, 11 tahun lalu meninggal di Munchen Jerman, pada usia 72 tahun.
Perempuan kelahiran Semarang, Jawa Tengah pada 11 Agustus 1937, ini merupakan istri Presiden RI ketiga, BJ Habibie. Kisah cinta keduanya banyak dikenal luas lewat film dan buku yang ditulis Habibie.
Meninggalnya Ainun jadi hantaman besar bagi Habibie, setiap hari selama 100 hari pertama ia rutin ke makam sang isteri. Selepas kepergian Ainun, Habibie sempat menulis tiga puisi cinta yang dedikasikan untuk isterinya itu, berikut bunyinya:
Untuk Ainun
Tepat jam sepuluh pagi, lima puluh tahun yang lalu
Dengan ucapan Bismillahhirrahmaanirrahim, saya melangkah
Bertemu yang dilahirkan untuk saya dan saya untuk Ainun
Alunan budaya Jawa bernafaskan Islam, menjadikan kita suami isteri
Melalui pasang surut kehidupan, penuh dengan kenangan manis
Membangun keluarga sejahtera, damai dan tentram, keluarga sakinah
Tepat jam 10 pagi lima puluh tahun kemudian, di Taman Makam Pahlawan
Setelah membacakan tahlil bersama mereka yang menyayangimu
Saya panjatkan doa untukmu, selalu dalam lindungan-Nya dan bimbingan-Nya
Bersyukur pada Allah SWT yang telah melindungi dan mengilhami kita
Mengatasi tantangan badai kehidupan, berlayar ke akhirat dalam dimensi apa saja
Sekarang sudah 50 tahun berlalu, selalu menyatu dan tetap menyatu sampai akhirat
Ainun
Hari ini,
tepat 50 tahun dan 8 menit yang lalu, kita bertatap muka
Tanpa direncanakan mata kita bertemu, bagaikan kilat menyambar
memukau, memesona 'Getaran Cinta', bagian dari 'Getaran Jiwa'
Alunan getaran yang tinggi, berirama denyutan jantung dan tarikan nafas
Tak terkendali mengkalbui diri kita sepanjang masa sampai akhirat
Sekarang,
50 tahun dan 8 menit kemudian, berkunjung ke Taman Makam Pahlawan
Tempat peristirahatan ragamu, getaran cinta dan getaran jiwa kita telah menyatu
Memukau, memesona berirama denyutan jatung dan tarikan nafas yang tinggi
Memanjatkan doa kepada Allah SWT,
Tuhan Yang Maha Esa telah memanunggalkan kita
Karena cinta kita paling suci, murni, sejati,
sempurna dan abadi sampai akhirat
Seribu
Sudah seribu hari Ainun pindah ke dimensi dan keadaan berbeda
Lingkunganmu, kemampuanmu, dan kebutuhanmu pula berbeda
Karena cinta murni, suci, sejati, sempurna, dan abadi tak berbeda
Kita tetap manunggal, menyatu, dan tak berbeda sepanjang masa
Ragamu di Taman Pahlawan, bersama para Pahlawan Bangsa lainnya
Jiwa, roh, batin, dan nuranimu telah menyatu denganku
Di mana ada Ainun ada Habibie, di mana ada Habibie ada Ainun
Tetap manunggal dan menyatu tak terpisahkan lagi sepanjang masa
Titipan Allah bibit cinta Ilahi pada setiap insan kehidupan di mana pun
Sesuai keinginan, kemampuan, kekuatan, dan kehendak-Mu Allah
Kami siram dengan kasih sayang, cinta, iman, taqwa, dan budaya kami
Yang murni, suci, sejati, sempurna, dan abadi sepanjang masa
Allah, lindungi kami dari godaan, gangguan mencemari cinta kami
Perekat kami menyatu, manunggal jiwa, roh, batin, dan nurani kami
Di mana pun dalam keadaan apapun kami tetap tak terpisahkan lagi
Seribu hari, seribu tahun, seribu juga tahun, sampai akhirat
Masyarakat tak hanya mengenang sosok Ainun Habibie sebagai isteri yang sangat dicintai Habibie. Ainun turut lekat diingatan masyarakat berkat perhatian dan dedikasinya dalam dunia kesehatan, khususnya penyakit mata. Dan, di TMP Kalibata, makam keduanya bersanding.
DELFI ANA HARAHAP
Baca: BJ Habibie Disemayamkan di Sebelah Ainun
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini