Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi yang sering bepergian kadang merasa leher nyeri dan kaku setelah penerbangan. Hal ini karena posisi tidur yang tidak tepat saat di pesawat. Sebab itu penting untuk menemukan cara yang nyaman saat beristirahat di pesawat, terutama jika naik di kelas ekonomi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari laman Travel + Leisure, beberapa ahli mulai dari ahli tulang belakang dan terapis fisik hingga ahli bedah ortopedi, membagikan beberapa tips untuk mencegah nyeri leher selama penerbangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Memakai bantal leher yang kurang efektif
Kalau ingin mencegah nyeri leher selama penerbangan, memilih bantal leher yang tepat sangatlah penting. Scott Mark, D.C. dari Wall Street Physical Medicine and Rehabilitation, mengatakan salah satu kesalahpahaman terbesar tentang bantal perjalanan adalah kurangnya dukungan yang tepat, terutama pada dagu. "Bantal tersebut tidak menjaga Anda dalam posisi netral, sehingga Anda akhirnya condong ke satu sisi untuk jangka waktu yang lama," ujarnya.
Tapi tidak semua desain bantal leher cocok untuk semua orang. Dokter bedah ortopedi, Dr. Michael Eng menambahkan, sebaiknya mempertimbangkan bentuk kepala dan kondisi leher, serta lamanya penerbangan untuk menentukan bentuk bantal terbaik.
2. Berada di satu posisi terlalu lama
Duduk diam dalam waktu lama, terutama di kursi pesawat yang sempit, dapat menyebabkan kekakuan dan ketegangan otot. Semakin lama berada pada satu posisi, otot leher dan punggung akan semakin menegang, sehingga semakin sulit untuk rileks.
Jacob Van Den Meerendonk dokter terapis fisik menekankan pentingnya gerakan selama penerbangan. Dia menyarakan untuk melakukan gerakan memutar bahu, menekuk dagu sambil duduk, dan memompa pergelangan kaki selama penerbangan untuk menjaga otot tetap aktif dan meningkatkan sirkulasi. Gerakan-gerakan kecil ini dapat membantu mencegah kekakuan dan menjaga rasa tidak nyaman, terutama pada perjalanan jauh.
Selain peregangan selama penerbangan yang bermanfaat ini, mengenakan kaus kaki kompresi dapat meminimalkan rasa sakit. “Mereka membantu sirkulasi dan mengurangi kekakuan, yang secara tidak langsung mencegah nyeri punggung,” katanya.
3. Menatap perangkat dari sudut yang tidak wajar
Masih ingat tentang tech neck? Menunduk menatap ponsel atau tablet dalam waktu lama yang dapat mengakibatkan nyeri leher parah dan rasa tidak nyaman. Postur kepala ke depan ini memberi tekanan yang tidak perlu pada otot leher dan punggung atas, sehingga Anda lebih sulit rileks selama penerbangan.
Terapis fisik Lindy Royer menyarankan untuk menyesuaikan perangkat sehingga tidak menundukkan kepala ke bawah: "Angkat ponsel atau layar Anda sehingga mata melihat pada sudut horizontal dengan dagu sejajar, atau sedikit ke bawah, daripada menundukkan mata dan kepala ke bawah dan ke depan," ujarnya. Selain itu untuk mencegah leher kaku, pertimbangkan untuk membawa dudukan tablet pada penerbangan berikutnya.
4. Tetap duduk sepanjang penerbangan
Salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan wisatawan saat menghadapi nyeri leher adalah terlalu lama diam, terutama dalam penerbangan jarak jauh. Menurut Mark banyak penumpang tidak menyadari pentingnya peregangan karena terlalu lama tidak bergerak dapat menyebabkan otot kaku, kram, dan bahkan kejang. Untuk menghindari hal ini, dia menyarankan gerakan teratur untuk menjaga otot tetap aktif:
Sementara untuk menggerakkan tubuh, Dr. Meerendonk menyarankan serangkaian gerakan sederhana yang dapat dilakukan selama penerbangan. Misalnya gerakan dagu sambil duduk, putar bahu, dan regangkan sambil berdiri. Setelah mendarat, ia merekomendasikan peregangan yang lebih terfokus seperti menekukkan tubuh ke samping, peregangan otot levator scapulae, pembuka pinggul, rotasi tulang belakang.