Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kursi pesawat bagian tengah kerap menjadi perbedatan di media sosial. Biasanya tentang sandaran tangan. Tapi bagaimana kalau kursi tengah kosong?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kursi pesawat bagian tengah yang kosong bisa menjadi kesempatan untuk mendapatkan ruang yang lebih luas. Tentu saja Anda bisa memiliki sandaran tangan, ruang kaki yang ekstra, meja baki tambahan, ruang penyimpanan di bawah kursi, dan bahkan menaruh barang-barang lain di kuris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, jangan lupa kursi tengah yang kosong, bisa jadi area bersama antara penumpang di dekat jendela dan di bagian lorong. Seperti dilansir dari laman Travel+Leisure Asia, John, pramugari Delta Air Lines yang namanya disamarkan, dan Dean Foster penulis “The Global Etiquette Guides,” mengungkapkan tentang bagaimana memanfaatkan ruang kursi pesawat bagian tengah yang kosong.
1. Berlomba mendapatkan ruang kursi kosong
Menurut John, kesalahpahaman umum di kalangan penumpang untuk mendapatkan ruang ketika kursi tengah kosong seperti perlombaan. Baik orang yang pertama kali menempati barisan, maupun orang pertama yang memasukkan tasnya ke bawah kursi tengah, secara otomatis berhak mendapatkannya.
“Yang pertama datang, yang pertama dilayani sama sekali bukan aturan,” katanya. “Tidak ada yang melindungi pemikiran seperti ‘Saya sampai di sini dulu, jadi saya bisa menggunakannya."
2. Waspadai pertimbangan keamanan
Jangan berasumsi bahwa, untuk membagi ruang kosong secara sama bagian. Misalnya salah satu dari penumpang dapat menggunakan tempat penyimpanan di bawah kursi sementara penumpang yang lain dapat menggunakan tempat duduk.
Menurut John, kedua penumpang bisa menaruh bantal atau selimut maskapai di kursi tesebut, kalau tidak berniat dipakai. Misalnya jaket juga boleh diletakkan di kursi tengah, namun barang berat tidak boleh disimpan di sana demi alasan keamanan, terutama saat lepas landas dan mendarat.
“Kadang-kadang, ada yang meletakkan ransel berat di kursi dan memasang sabuk pengaman. Kalau terjadi turbulensi, tas itu akan terbang di udara dan berpotensi menabrak seseorang," ujarnya.
3. Pertimbangkan ruang pribadi
Meskipun seluruh baris untuk diri sendiri, tapi ingat yang kosong hanya kursi tengah. “Saya tidak akan pindah ke dalamnya secara fisik secara signifikan,” kata Foster. Menurutnya, hal ini dapat terasa mengganggu bagi penumpang lain.
Dengan kursi tengah yang kosong, kedua penumpang di dekat jendela dan lorong akan mendapat sedikit ruang ekstra untuk meregangkan tubuh, menyilangkan kaki, atau menyandarkan kepala di tepi sandaran kepala yang kosong. Namun hindari potensi pertengkaran dengan menghargai ruang bersama, tetap dalam batas kursi sebenarnya dan perhatikan saat meregangkan tubuh agar tidak mengganggu penumpang lainnya.
4. Komunikasi
Saat ingin memanfaatkan kursi tengah yang kosong tetap berkomunikasi yang sopan dengan penumpang lain. John mengatakan suka atau tidak suka mengobrol dengan sesama penumpang, mulailah dengan menanyakan apakah mereka keberatan jika Anda menggunakan ruang di bawah kursi, atau meletakkan benda kecil di kursi bukanlah tindakan yang berlebihan. Jika bahasa menjadi penghalang, beberapa isyarat dan bahasa tubuh dapat bermanfaat dan sopan.
5. Nikmati penerbangannya
Foster menambahkan pentingnya kerendahan hati dan pertimbangan terhadap orang lain, terutama di pesawat, dapat membantu menghindari banyak masalah. "Jadi, mengambil inisiatif dalam hal ini adalah penting, Anda akan memiliki penerbangan yang jauh lebih nyaman dan menyenangkan karena ketegangan seputar masalah apa pun yang mungkin timbul akibat hal ini dapat dihilangkan," katanya.