Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

5 Fakta Muhibah Budaya Jalur Rempah

Program Muhibah Budaya Jalur Rempah telah digagas pemerintah Indonesia sejak tahun 2020, tujuannya diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.

11 Juni 2024 | 13.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak 2020 lalu pemerintah Indonesia telah mengajukan Muhibah Budaya Jalur Rempah sebagai warisan budaya dunia untuk diakui oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Pengajuan tersebut diikuti dengan program nasional pemerintah yang digelar sejak 2020 melalui Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) dengan target pada tahun 2024. Setelah empat tahun berselang budaya tersebut kembali digelar dari 5 Juni hingga 17 Juli 2024 nanti.

Dikutip dari jalurrempah.kemdikbud.go.id, jalur rempah terbentuk melalui jalur pelayaran yang menimbulkan konektivitas budaya baik skala Nusantara maupun global. Muhibah dijadikan suatu jalur untuk menghubungkan lokasi rempah-rempah sekaligus memperkuat ikatan budaya antarwilayah. Untuk Muhibah Jalur Rempah 2024 pemerintah telah menyediakan kuota untuk 75 peserta dari 7 kota untuk berpartisipasi aktif menyukseskan program penting ini terlebih mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya. Berikut 5 fakta menarik tentang muhibah jalur rempah. 

1. Tidak Hanya Mengarungi Jalur Perdagangan Rempah-rempah

Meskipun memiliki agenda utama mengarungi sejumlah wilayah penghasil rempah-rempah baik secara nasional dan global, festival ini juga memiliki aktivitas lain yang tak kalah penting. Dikutip dari Antara, festival juga diikuti dengan kegiatan seperti menampilkan elemen budaya seni, kriya, kuliner, ramuan, wastra, kesejarahan, kunjungan ke situs cagar budaya, diskusi dan praktik budaya, pemutaran film, hingga penanaman bibit tanaman rempah. Mujibah Jalur Rempah seolah menegaskan kembali bahwa nilai-nilai Indonesia masih kental bagi masyarakatnya.

2. Melalui Rute Berbeda dari tahun ke tahun

Uniknya setiap pelaksanaan festival Muhibah Jalur Rempah pemerintah tidak menggunakan jalur yang sama untuk diarungi oleh para peserta. Muhibah pada 2021 misalnya melewati 13 titik dimulai dari Banda Neira, Ternate, Makassar, Banjarmasin, Bintan, Medan, Lhoksemawe, Padang, Banten, Jakarta, Semarang, Benoa, dan berakhir di Surabaya. Sedangkan pada 2022 melewati 8 jalur yang dimulai dari Surabaya, Makassar, Baubau dan Buton, Ternate dan Tidore, Banda, serta Kupang. Sedangkan untuk 2024 jalur yang diarungi yaitu Jakarta, Belitung Timur, Dumai, Sabang, Malaka, Tanjung Uban, Lampung, dan kembali ke Jakarta lagi.

3. Peserta ditentukan Melalui Seleksi dan Memenuhi Kualifikasi

Peserta yang mengikuti Muhibah Jalur Rempah dipilih dari putra-putri terbaik masing-masing provinsi yang memenuhi kualifikasi seperti berusia 17 hingga 24 tahun, belum menikah, aktif bersosial media, wajib bisa berenang, pernah mengikuti kegiatan survival di alam, sehat jasmani rohani, tidak memiliki penyakit bawaan, memiliki wawasan kebangsaan yang baik, dan memenuhi sejumlah dokumen yang diminta oleh panitia. Seleksi akan dilakukan berdasarkan berkas yang dikumpulkan peserta untuk selanjutnya akan ditetapkan peserta yang resmi mengikuti Muhibah Jalur Rempah.

4. 29 Laskar Rempah Batch 1 untuk Muhibah Jalur Rempah 2024 Telah Resmi Dilepas

Pada Jumat, 7 Juni 2024 lalu Kemendikbud telah resmi melepas 29 Laskar Rempah untuk memulai perjalanan yang diawali dari rute Jakarta-Belitung Timur-Dumai. Perjalanan ini tidak hanya merefleksikan sejarah Indonesia yang berstatuskan sebagai negara maritim. Program juga berfungsi menelusuri kembali sejarah kemaritiman Indonesia. Batch pertama yang berangkat adalah Kepala Staf Armada RI, Laksamana Muda TNI, dan perwakilan Staf Angkatan Laut TNI.

5. Tahun 2024 Menjangkau Wilayah Malaka, Malaysia

Karena memiliki tujuan untuk memperkuat ketahanan budaya dan diplomasi di dalam maupun luar negeri, pada tahun ini Muhibah Jalur Rempah melibatkan wilayah Malaka, Malaysia. Estimasi waktu berlayar sekitar 38 hari dan juga memperkuat sentralitas ASEAN dengan memilih Malaka sebagai salah satu tempat persinggahan. Selain itu, direktur Kemendibudristek juga meminta dukungan kepada Negeri Jiran tersebut agar Jalur Rempah yang diajukan oleh Indonesia segera diterima oleh UNESCO.

Pilihan Editor: Karena Rempah Bukan Sekedar Bumu Masakan

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus