Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

5 Masjid di Bali, Masjid Tertua Berdiri Sejak Abad ke-13

Beberapa masjid di Bali di antaranya telah berusia ratusan tahun, Membuktikan kerukunan dan toleransi telah terjaga selama ini.

31 Mei 2021 | 05.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bali merupakan salah satu wilayah Indonesia yang keindahan alamnya sudah di akui dunia Internasional sehingga menjadi destinasi yang paling banyak dikunjungi. Dikenal sebagai sebutan Pulau Seribu Pura, sehingga hampir setiap jengkal wilayah Bali terdapat pura, wajar jika penduduk Bali mayoritas beragama Hindu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun demikian, bagi pemeluk agama selain Hindu tidak perlu khawatir, karena di Bali juga berdiri tempat ibadah umat Islam seperti masjid. Sehingga penduduk muslim yang ada di Bali ataupun wisatawan Muslim yang berkunjung dapat melakukan ibadah. Adapun beberapa masjid dibali dengan keunikannya masing masing, sebagai berikut.

  1. Masjid Agung Ibnu Batutah

Rumah ibadah ini terletak di komplek Puja Mandala, dimana komplek tersebut terdapat Pura Jagat Natha, Vihara Budina Ghuna, Gereja Bunda Maria Segala Bangsa, dan Gereja Protestan Bukit Doa .Ini menjadi bukti kerukunan beragama di Bali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Masjid Agung Ibnu Batutah ini didirikan di Nusa Dua, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Dilansir dari laman resmi Kementerian Agama Indonesia, masjid ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 22 Desemben 1997.

Masjid Ibnu Batutah diprakarsai bersama oleh Majelis Ulama Indonesia Provinsi Bali dan Bali Tourism Development Corporation, yang merupakan sebuah organisasi  bertujuan umenyelenggarakan tersedianya prasarana dan sarana, serta mengundang investor untuk membangun hotel serta mengelola dan memelihara kawasan Pariwisata Nusa Dua. 

Pembangunan masjid ini didanai dengan mengumpulkan beberapa pengusaha dalam acara berbuka puasa di rumah dinas Menteni Paniwisata. Sehingga terkumpul dana sebesar Rp.678 juta dan dijadikan modal dasar memulai kegiatan pembangunan masjid.

Penamaan Masjid Agung Ibnu Batutah diberi oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Daerah Tingkat I Bali, Bapak K.H. Habib Adnan.  Nama Ibnu Batutah diambil dan nama seorang ulama, seorang pujangga yang berasal dan Persia, beliau adalah seorang penyebar agama Islam. Ditambahkan kata Agung sesudah kata Masjid karena dicita-citakan pada setiap Kabupaten ada satu masjid Agung yang menjadi pendorong, penghela, dan penggerak kemajuan dan kemakmuran masjid di wilayahnya.  

  1. Masjid Agung Sudirman

Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kota Denpasar, Masjid Agung Sudirman, Denpasar menjadi salah satu masjid yg arsitekturnya mengadopsi bangunan wantilan khas Bali.

Masjid yang dibangun tahun 1974 tersebut digagas oleh Drs. Zainuddin, H. Mat Nur, dan kawan2 yg merupakan anggota TNI yg sedang ditugaskan di Kota Denpasar.

Pendirian masjid dikarenakan kebutuhan ruang untuk beribadah bagi umat Islam di lingkungan Kodam Udayana yg jumlahnya semakin bertambah dari tahun ke tahun.

Arsitektur masjid ini menggunakan bentuk bangunan wantilah karena adanya kesadaran para pengurus dan jama’ah untuk menghargai arsitektur gaya Bali.
Bagian kepala bangunan masjid menerapkan bentuk atap limas tumpang dua untuk memperkuat ciri khas bangunan wantilan Bali. Bahan penutup atap menggunakan genteng dengan ornamen ikut celedu pada bagian ujung bubungannya yg merupakan ornamen khas arsitektur gaya Bali.

Meskipun arsitektur masjid ini kental dengan gaya Bali, dapat dikenali identitasnya sebagai masjid, pada bagian atas atap bangunan masjid menggunakan ornamen lafadz Allah.

Sejak didirikan Masjid Agung Sudirman telah beberapa kali mengalami renovasi yaitu tahun 1979 untuk memperbaiki bangunannya yg telah rusak, dan tahun 1994 memperluas bangunannya sekaligus merubah bentuk mebjadi wantilan khas Bali.

  1. Masjid Nurul Huda

 Masjid Nurul Huda berlokasi di Desa Gelgel, Klungkung, Bali. Memiliki bangungan yang megah dan juga terdapat menara setinggi 17 meter berciri lawas, selain itu masjid ini dilengkapi dengan pintu kayu berukir.

Meskipun begitu masjid ini sudah dibangun sejak akhir abad ke-13 dan merupakan jejak masuknya Islam ke Pulau Dewata. Sejak 1970-an, renovasi terus dilakukan hingga kini dan menjelma menjadi sebuah masjid nan megah.

Eksistensi Masjid Nurul Huda Gelgel telah ada sejak masa Pemerintahan Kerajaan Gelgel di abad ke 14 saat Raja Ketut Dalem Ngulesir memerintah kerajaan tersebut. Masjid ini pun menjadi pusat perkembangan umat Islam di masa lalu. Bahkan, kawasan di sekitar masjid saat ini dikenal dengan sebutan Kampung Muslim Gelgel.

  1. Masjid Agung Palapa

Masjid Agung Palapa berlokasi di Dreamland, Jalan Pecatu Indah Resort, Pecatu, Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan. Didirikan pada tahun 2021, masjid ini mencerminkan toleransi umat beragama, tidak jauh dari masjid ini terdapat gereja.

Bangunan yang mengusung konsep beratap limas ini berdiri persis di pinggir jalan masuk. Arsitektur bangunan yang sengaja dibuat tanpa dinding, hal tersebut memberikan kesan luas dan juga mendapatkan Susana sejuk dan semiliki angin yang dapat dirasakan langsung.

Di bagian depan masjid, akan menjumpai motif poleng atau kotak hitam putih yang mewarnai bagian luar masjid. Sementara itu, pada bagian atapnya, Masjid Agung Palapa menggunakan desain arsitektur berupa atap limas berundak yang merupakan desain atap yang banyak dijumpai pada bangunan masjid di Jawa yang telah berakulturasi dengan budaya Hindu.

  1. Masjid Al Hidayah

Ketika mengunjungi Masjid Al Hidayah, oleh warga setempat juga disebut Masjid Candi Kuning. Masjid ini berdiri di lereng bukit bukit.

Masjid Besar al-Hidayah Bedugul memiliki keunikan tersendiri, dari sosial kemasyarakatan, masjid ini sudah menyatu dengan umat Hindu di Bali. Hal itu banyak membuat hampir tidak pernah ada masalah dalam bersosialisasi, disebabkan rasa toleransi kedua pihak sudah sangat tinggi.

Tidak mengherankan, Masjid al-Hidayah mendapatkan peringkat dua nasional sebagai Masjid Paripurna atau masjid percontohan dari Kementerian Agama pada tahun 2016. Sarana dan prasarananya pun erbilang lengkap, termasuk kehadiran lembaga pendidikan madrasah dari berbagai tingkatan, ibtidaiyah, tsanawiyah sampai Aliyah.

Di sekitar masjid juga terdapat dua makam kuno yang dipercaya masyarakat setempat sebagai makam tokoh Islam di masa lalu. Di puncak pegunungan, terdapat makam Syekh Hasan dan di bagian lereng terdapat kuno Syekh Husein. Makam-makam tokoh Muslim tersebut dirawat dan dihormati tidak oleh umat Islam saja, tapi juga oleh umat Hindu. 

Awalnya berdiri masjid ini, ketika terjadinya kekosongan pimpinan selama beberapa tahun sebelum akhirnya Gajah Mada menunjuk Sri Aji Kresna Kapakisan yang memiliki garis keturunan dari Raja Airlangga untuk menjadi penguasa di Bali.

Kedatangan Sri Aji Kresna ke Bali pada tahun 1357 M dikawal prajurit-prajurit pilihan dan empat puluh diantaranya beragama Islam. Selanjutnya para prajurit yang beragama Islam tersebut mendiami sebuah perkampungan dan mendirikan masjid yang diberi nama Nurul Huda.

Hingga kini masjid Nurul Huda masih berdiri kokoh, meskipun sudah mengalami beberapa kali renovasi, tetapi masih sebatas renovasi ringan tanpa sedikitpun merubah bentuk bangunan yang asli, termasuk menara setinggi 17 meter.

Di salah satu masjid tertua di Bali ini juga dapat dilihat sebuah mimbar tua berbahan kayu jati yang tidak lapuk sedikitpun meskipun sudah berumur ratusan tahun.

WILDA HASANAH

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus