Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Arus wisatawan asing atau wisman datang ke Taiwan mulai meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Data terakhir pemerintah setempat, sepanjang 2017, tercatat 3 juta wisman menyambangi pulau di tenggara daratan Cina itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wisman datang dari berbagai negara. Termasuk negara-negara dengan umat Islam terbanyak, seperti Indonesia. Hal ini terjadi lantaran pemerintah Taiwan mulai mencanangkan wisata ramah umat muslim.
"Pemerintah punya kebijakan baru buat mereka (wisatawan muslim) yang datang ke Taiwan," kata Halal Specialist dari Asosiasi Muslim Tionghoa atau Chinese Muslim Associaton, Majid Tsai, saat ditemui di Hotel Pullman, M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Senin, 5 Maret 2018. Kebijakan tersebut meliputi tersedianya fasilitas prayer room atau musala di sejumlah titik wisata.
Untuk memudahkan wisatawan muslim berkelana keliling Taiwan, Majid merekomendasikan beberapa tip berikut ini.
1. Restoran Bersertifikasi Asosiasi Muslim Tionghoa
Memasak dengan minyak babi di Taiwan, menurut Majid, adalah budaya yang biasa dilakukan orang-orang di pulau tersebut. Tujuannya agar rasa makanan menjadi gurih.
Namun wisatawan muslim tak perlu khawatir. Sebab, di Taiwan ada setidaknya 324 restoran telah bersertifikasi halal dan menyajikan makanan yang ramah buat umat muslim. Misalnya Restoran Banquet A dan Hakka Pavillion yang terletak di Kaohsiung City.
Semua restoran halal akan memajang tanda sertifikasi dari Asosiasi Muslim Tionghoa. "Biasanya ada di bagian depan pintu masuk," kata Majid.
2. Bertanya Pada Penjaja Makanan di Pasar Malam
Masyarakat Taiwan gemar sekali menghelat pasar malam. Hampir di semua kota di pulau itu, setiap malam, orang-orang menggelar dagangan dan menyajikan pentas-pentas tradisional.
Ada pula pesta kuliner di sepanjang jalan. Bila wisatawan muslim kepingin menjajal makanan tradisional yang dijual di sana, mereka kudu bertanya dulu kepada para penjual. "Meskipun kelihatannya yang dijual adalah seafood, mereka biasa menggunakan minyak babi," tutur Majid.
3. Menjadi Vegetarian
Makanan bersertifikasi halal di Taiwan tergolong mahal. Bujet untuk sekali makan berkisar minimal Rp 50 ribu. Apalagi makanan halal umumnya dijual di restoran besar.
Bila ingin mengirit biaya namun tetap bisa mendapatkan santapan halal, Majid merekomendasikan wisatawan untuk sejenak menjadi vegetarian. Di sepanjang Kota Taipei, terdapat penjaja makanan khusus vegan dengan harga yang murah.
4. Toilet Khusus
Persoalan toilet kering adalah masalah utama yang umum dijumpai wisatawan muslim ketika pertama kali datang ke Taiwan. "Mereka biasanya kaget dengan toilet yang tidak ada penyemprot dan flush-nya," kata Majid.
Namun belakangan, pemerintah telah membangun toilet khusus buat wisatawan lengkap dengan penyemrpot. Toilet ini bisa ditemui di visitor center. Di seluruh pulau, terdapat 37 visitor center. "Visitor center ini biasanya bisa dijumpai di dekat obyek wisata, apalagi di Taipei," ujarnya.
5. Memilih Hotel dengan Fasilitas Ramah Muslim
Sejumlah hotel dengan fasilitas ramah muslim dapat ditemui di tiga kota, di antaranya Taipei, New Taipei City, dan Keelung City. Hotel-hotel ramah muslim biasanya telah menyediakan fasilitas musala, tempat wudu, dan toilet dengan penyemprot air.
Namun hotel ramah muslim umumnya bukan hotel bujet. Hotel tersebut masuk kategori bintang empat dan lima. Harganya berkisar Rp 1 juta per malam. Wisatawan kudu menyediakan bujet lebih buat menginap di hotel ramah muslim.
6. Aplikasi Halal.TW
Untuk memperoleh informasi lengkap seputar wisata halal, pelancong disarankan mengunduh aplikasi Halal.TW. Di dalam aplikasi ini termuat beragam informasi soal kuliner halal, hotel ramah muslim, titik-titik masjid dan musala, sampai pusat perbelanjaan yang menyediakan snack-snack halal.
Aplikasi Halal.TW bisa diunduh secara gratis melalui Playstore bagi pengguna dan Apple Store buat pengguna iOS.
Artikel lain: Banyuwangi Gelar Parade Balaganjur dan Ogoh-ogoh