Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu moda transportasi tradisional dari Indonesia, becak, kini ada di The State Museum of Oriental Art, Moskow, Rusia. Serah terima becak dari Yogyakarta dilakukan oleh Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi kepada Direktur Jenderal Museum Aleksander Sedov, pada Kamis 23 Juli 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip laman KBRI di Moskow, becak tersebut adalah sumbangan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Becak tersebut dibawa dari Yogyakarta ke Moskow saat mengikuti Festival Indonesia keempat pada 2 sampai 4 Agustus 2019. Sejak itu, becak disimpan di KBRI Moskow untuk diperbaiki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Becak ini menjadi simbol persahabatan Indonesia - Rusia," kata Wahid yang akan mengakhiri masa tugasnya di Moskow pada akhir Juli 2020. "Tahun ini Indonesia dan Rusia merayakan 70 tahun hubungan diplomatik sekaligus Indonesia merayakan HUT Kemerdekaan ke-75."
Aleksander Sedov mengapresiasi kerja sama yang dibangun pemerintah Indonesia, termasuk Gubernur DI Yogyakarta melalui hibah becak yang menambah koleksi museum. Menurut dia, benda-benda seni budaya Indonesia sangat menarik dan menjadi salah satu perhatian para pengunjung.
Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus M. Wahid Supriyadi (kedua kiri) berfoto bersama Direktur Jenderal Museum Aleksander Sedov (kedua kanan) di halaman Museum of Oriental Art. Foto: KBRI Moskow
Para staf museum yang baru pertama kali melihat becak begitu tertarik dengan becak tersebut. Menurut mereka, sarana transportasi ini unik dan antik. Seorang staf Museum of Oriental Art begitu penasaran dengan cara kerja becak. Dia menaiki becak dan mengayuhnya berkeliling halaman museum.
Wahid menjelaskan bahwa Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang terkenal dengan becaknya. Becak tidak hanya sebagai sarana transportasi tradisional dan memiliki sejarah panjang, tetapi telah menjadi bagian dari pariwisata Yogyakarta.
Selain becak, terdapat beberapa benda dari Indonesia yang menjadi koleksi Museum of Oriental Art. Di antaranya keris, kain, topeng, dan patung. Benda-benda tersebut sebagian besar sumbangan dari warga Rusia yang pernah ke Indonesia.
Ada wayang kulit dari Kliment Voroshilov yang ke Indonesia pada tahun 1957. Ada pula keris Jawa yang dibuat tahun 1825 atau pada saat Perang Diponegoro. Dalam empat tahun terakhir, museum memperoleh berbagai koleksi baru benda seni budaya Indonesia, seperti gitar bermotif batik, tempat minum kopi dari bambu asal Kebumen, dan batik Pekalongan.