Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Akuarium Xiaomeisha Sea World di Cina menarik perhatian banyak pengunjung setelah dibuka kembali pada 1 Oktober 2024. Akuarium yang tutup selama lima tahun untuk renovasi itu menghadirkan bintang baru, hiu paus. Bintang yang dilindungi itu menarik 100 ribu pengujung saat pertama kali dibuka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, antisiasme pengunjung berubah menjadi kekecewaan setelah mengetahui bahwa hiu itu adalah robot replika. Hiu itu merupakan tiruan mekanis yang dioperasikan dengan remote control. Para pengunjung berharap bisa melihat hiu paus sungguhan yang tidak dimungkinkan.
Kontroversi Hiu Robot
Menurut laporan New York Post, foto-foto menunjukkan jahitan dan celah hiu palsu yang jelas. Para pengunjung yang mengetahuinya merasa tertipu dengan $40 atau sekitar Rp621 ribu untuk melihat hiu sungguhan. Akuarium itu memasang papan petunjuk Whale shark tank, tanpa memberi tahu bahwa hiu itu adalah robot.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tempatnya tidak cukup besar, dan bahkan hiu paus itu buatan. Pada pukul 3, orang-orang sudah menuntut pengembalian uang," kata salah satu pengunjung, seperti dilansir NDTV, Rabu, 16 Oktober 2024.
"Bagian yang paling mengecewakan adalah pameran hiu paus. Ketika mendengar namanya, saya sangat menantikannya, tetapi ketika saya tiba, saya melihat hiu paus mekanik. Meskipun itu demi perlindungan hewan, saya lebih suka mereka tidak memilikinya sama sekali daripada memamerkan hiu paus palsu. Itu sama sekali tidak menarik," kata yang lain.
Namun, tidak semua kecewa. Banyak pengunjung juga memuji penampilan keren dan desain canggih tersebut karena kedap air dan tahan korosi.
Seorang komentator di ungggahan akuarium itu bahkan berpendapat bahwa semua akuarium harus memelihara hiu robot sehingga mereka dapat benar-benar bersikap manusiawi terhadap hewan dan melindungi kesejahteraan mereka.
Tanggapan Akuarium
Xiaomeisha Sea World telah menanggapi kontroversi tersebut. Mereka mengklarifikasi bahwa hiu paus robotik tersebut tidak dimaksudkan untuk menipu pengunjung, tetapi untuk mematuhi hukum yang melarang penangkapan dan perdagangan hiu paus.
Menurut International Fund for Animal Welfare, hiu paus (Rhincodon typus) adalah spesies yang terancam punah yang populasinya saat ini menurun. Dengan panjang yang luar biasa, hiu paus terbesar yang dikonfirmasi berukuran 18 meter. Untuk meniru makhluk agung ini, Xiaomeisha SeaWorld menginvestasikan jutaan yuan Cina.
Dalam video promosi yang dirilis oleh akuarium di saluran WeChat resminya pada 14 Oktober, robot hiu tersebut memiliki panjang 5,1 m dan berat sekitar 520 kg. Robot ini juga dilengkapi dengan 13.000 bagian dan 156 sensor. Hiu ini dapat melaju hingga 0,7 m per detik dan menyelam sedalam 10 m. Akuarium tersebut juga menerbitkan artikel WeChat yang menyebutkan hiu itu adalah robot pada 27 September, tiga hari sebelum pembukaan resminya.
Selain mendidik pengunjung tentang spesies tersebut, akuarium tersebut juga berharap dapat memicu keingintahuan pengunjung muda terhadap kehidupan laut dan teknologi hiu robot.
Akuarium tersebut menyoroti kontribusi yang telah diberikan hiu robot itu terhadap penelitian ilmiah, termasuk menyelam ke perairan yang sempit atau berbahaya untuk mengambil data.
DAILY MAIL | MOTHERSHIP | NEW YORK POST
Pilihan Editor: 4 Objek Wisata Panda di Cina, Tambah Ilmu dan Bisa Jadi Relawan