Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Alasan di Balik Wacana Penutupan Sementara Taman Nasional Komodo pada 2025

Penutupan sementara itu juga dinilai akan berdampak positif pada penyebaran wisatawan ke destinasi di luar kawasan Taman Nasional Komodo.

18 Juli 2024 | 09.00 WIB

Taman Nasional Komodo. Shutterstock
Perbesar
Taman Nasional Komodo. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), berencana melakukan penutupan sementara secara reguler pada 2025. Penutupan ini bertujuan mengurangi tekanan dalam kawasan, mengurangi dampak negatif dari aktivitas wisata terhadap kawasan, serta menghidupkan destinasi wisata di luar kawasan TNK.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Balai TNK Hendrikus Rani Siga mengatakan, rencana penutupan ini masih dalam diskusi informal. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Masih dalam diskusi informal, dalam konsep jika ditutup sehari maka diharapkan wisatawan melakukan aktivitas wisata di luar kawasan dan meningkatkan lama tinggal wisatawan di Labuan Bajo," katanya di Labuan Bajo, Senin, 15 Juli 2024. 

Didahului Kajian Ilmiah

Rencana penutupan sementara kawasan TNK, lanjut dia, akan didahului kajian ilmiah terkait daya dukung dan daya tampung lingkungan sehingga tidak menimbulkan dampak terhadap kawasan konservasi dan industri pariwisata.

Hendrikus mengatakan, pada hari penutupan, paket wisata yang dijual ke turis bukan lagi ke kawasan TNK melainkan di luarnya. Ia juga berharap agar destinasi wisata di luar kawasan TNK semakin dikelola dan ditata dengan baik sehingga menjadi tujuan wisatawan. 

Pusat Kajian Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM) yang didukung BPOLBF akan melakukan studi terkait daya dukung daya tampung di kawasan TNK. Studi ini dilakukan demi keberlanjutan kawasan konservasi di tengah potensi meningkatnya kunjungan pariwisata ke Labuan Bajo. Pada 2023, TNK dikunjungi sebanyak 300.488 wisatawan, naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 170.354 orang. 

"Kami juga harus mempersiapkan diri, salah satunya adalah kajian daya dukung lagi untuk dapat jumlah yang pas," katanya. 

Aplikasi SiOra

Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) juga tengah menyiapkan aplikasi aplikasi bernama SiOra untuk memantau jumlah kunjungan ke taman nasional ini. Aplikasi ini dapat memiliki layanan pemesanan tiket ke sejumlah destinasi wisata di kawasan TNK dan informasi destinasi. 

"Dengan demikian kita tahu jumlah kunjungan ke berbagai destinasi, sehingga dari jumlah itu akan ada baseline data, lalu akan kami kembangkan lagi aplikasi untuk kontrol jika sampai jumlah maksimum wisatawan maka langsung ditutup," katanya. 

Didukung Pemerintah Daerah

Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan (Disparekrafbud) Kabupaten Manggarai Barat mendukung wacana penutupan sementara TNK demi kepentingan konservasi dan keberlanjutan. Kepala Disparekrafbud Manggarai Barat Stefan Jemsifori di Labuan Bajo mengatakan, penutupan ini demi membuat taman nasional ini terjaga sehingga bisa berumur panjang.

Penutupan sementara itu juga dinilai akan berdampak positif pada penyebaran wisatawan ke destinasi di luar kawasan TNK. 

"Dampak positifnya buat pemerintah daerah wisatawan akan menyebar ke luar kawasan, sehingga balance destinasi wisata super prioritas bisa dirasakan juga oleh desa-desa wisata," katanya.

Taman Nasional Komodo memiliki luas 173.300 hektare meliputi wilayah daratan dan lautan dengan lima pulau utama yakni Pulau Komodo, Pulau Padar, Pulau Rinca, Gili Motang, Nusa Kode dan beberapa pulau kecil lain.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus