Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Alasan Pesawat Terbang Masih Menjadi Moda Transportasi Paling Aman

Meski kabar kecelakaan pesawat membuat khawatir, pesawat terbang menjadi moda transportasi yang paling aman di dunia menurut statistik.

3 Januari 2025 | 12.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi pesawat kiamat Amerika Serikat sedang diisi bahan bakarnya sambil terbang. Dengan kemampuan itu, pesawat dapat terbang terus menerus tanpa harus mendarat. abcnews.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah insiden kecelakaan fatal yang menimpa Jeju Air dan Azerbaijan Airlines, orang-orang hawatir menggunakan pesawat. Meski begitu, fakta di lapangan menunjukkan bahwa pesawat terbang merupakan moda transportasi yang paling aman selama ini. Mengapa demikian?

Tiga insiden pesawat telah terjadi dalam kurun waktu seminggu di penghujung tahun 2024, salah satunya menjadi insiden yang paling memilukan yakni jatuhnya pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan. Insiden ini menjadi kecelakaan penerbangan paling mematikan dalam sejarah negara tersebut, yang merenggut 179 nyawa dari total 181 orang penumpang dalam penerbangan tersebut. Sementara itu, dua insiden lainnya terjadi pada Air Canada dan Azerbaijan Airlines. 

Insiden tersebut jelas menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran besar bagi banyak orang yang hendak naik pesawat. Meski begitu, pesawat adalah moda transportasi yang paling aman dibanding yang lainnya, yang dikaitkan dengan risiko kematian menggunakan pesawat terbang yang terbilang rendah. 

Asosiasi Transportasi Udara Internasional atau IATA sebelumnya telah merilis Laporan Keselamatan Tahunan 2023 untuk penerbangan global, yang menunjukkan bahwa tingkat kecelakaan secara keseluruhan menurun dari 1,30 per juta sektor pada tahun 2022 menjadi 0,80 pada tahun 2023 (satu kecelakaan untuk setiap 1,26 juta penerbangan). Tingkat ini juga melampaui rata-rata lima tahun (2019-2023) sebesar 1,19 (rata-rata satu kecelakaan untuk setiap 880.293 penerbangan).

Selain itu, risiko kematian juga dinilai membaik dengan angka 0,03 pada tahun 2023 dari 0,11 pada tahun 2022 dan 0,11 selama lima tahun, 2019-2023. Pada tingkat keselamatan ini, rata-rata seseorang harus melakukan perjalanan udara setiap hari selama 103.239 tahun untuk mengalami kecelakaan fatal.

Adapun Tim peneliti di Massachusetts Institute of Technology atau MIT menyatakan bahwa perjalanan menggunakan pesawat di seluruh dunia terus mengalami perkembangan sehingga menjadi lebih aman, dengan risiko kematian akibat perjalanan udara komersial adalah 1 per 13,7 juta penumpang di seluruh dunia pada periode 2018 hingga 2022. Hal ini menurun dari 1 per 7,9 juta penumpang pada tahun 2008-2017 dan jauh berbeda dari 1 per 350.000 penumpang pada tahun 1968 hingga 1977, menurut makalah baru yang diterbitkan bulan ini di Journal of Air Transport Management.

"Anda mungkin berpikir ada beberapa tingkat risiko yang tidak dapat dikurangi," kata Arnold Barnett, pakar terkemuka dalam keselamatan dan operasi perjalanan udara serta salah satu penulis penelitian tersebut. "Namun, peluang kematian selama perjalanan udara terus menurun sekitar 7 persen setiap tahun, dan terus menurun dua kali lipat setiap dekade." Adapun data penelitian ini dikumpulkan oleh para peneliti dengan sumber dari Flight Safety Foundation, Bank Dunia, dan Asosiasi Transportasi Udara Internasional. 

Berikut ini jumlah kematian per penumpang yang menaiki penerbangan komersial selama periode antara tahun 1968 dan 2022, menurut data yang dianalisis oleh peneliti MIT:
1968-1977: 1 per 350.000
1978-1987: 1 per 750.000
1988-1997: 1 per 1,3 juta
1998-2007: 1 per 2,7 juta
2007-2017: 1 per 7,9 juta
2018-2022: 1 per 13,7 juta

Dikutip dari laman Travel and Leisure, banyak orang sering mengatakan bahwa seseorang memiliki kemungkinan meninggal dalam kecelakaan mobil lebih besar daripada kecelakaan pesawat, dan ini memang dapat dibuktikan dengan data. 

Berdasarkan data National Safety Council, ada 39.107 kematian akibat kecelakaan mobil di Amerika Serikat pada 2019, dan di tahun yang sama tercatat ada 257 kematian akibat kecelakaan pesawat komersial di seluruh dunia. Dengan kata lain, kemungkinan seseorang meninggal dalam kecelakaan pesawat sangat kecil.

Selain itu, ada beberapa alasan mengapa pesawat terbang masih disbut menjadi yang teraman sejauh ini. Dr. Dan Bubb, seorang profesor di University of Nevada, Las Vegas, dan mantan pilot maskapai penerbangan, mengatakan bahwa pada masa-masa awal dunia penerbangan, terbang menggunakan pesawat jauh lebih berisiko daripada sekarang, namun saat ini pesawat terbang sudah mengalami peningkatan kualitas.

"Namun, dalam tiga dekade, pada awal tahun 1930-an, kualitas pesawat meningkat secara signifikan karena maskapai penerbangan memperoleh pesawat bermesin ganda dan seluruhnya terbuat dari logam,"

Selain itu, jika berbicara mengenai tingkat keselamatan pesawat yang terus meningkat, mantan pilot Patrick Smith dari Ask the Pilot menyebut bahwa sebagian faktor yang mendukung peningkatan tersebut karena adanya pelatihan pilot yang lebih baik dan peningkatan teknologi di dalam pesawat. Pelatihan pilot kini jauh melampaui keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pesawat. 

Belum lagi jika harus membahas teknologi yang digunakan di dalam pesawat, di mana ada banyak sekali sistem yang dirancang untuk membuat penerbangan aman, mulai dari sistem pencegah kebakaran hingga Sistem Penghindaran Tabrakan Lalu Lintas (TCAS) hingga Sistem Peringatan Jarak Dekat ke Darat yang Ditingkatkan (EGWPS). 

Ditambah lagi, sebagian besar sistem penerbangan dirancang untuk redundan — artinya, jika satu sistem mati, sistem lain dapat berfungsi sebagai cadangan. Dan semua sistem tersebut diperiksa secara berkala dan menyeluruh, seperti di Amerika Serikat yang berada di bawah yurisdiksi Federal Aviation Administration (FAA). Hal-hal seperti inilah yang membuat pesawat terbang masih unggul dibandingkan moda transportasi lainnya.

Pilihan Editor: Awak Kabin Maskapai Swiss Tewas akibat Asap di Dalam Pesawat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus