PENDUDUK Jakarta banyak yang mendatangi Taman Impian Ancol
untuk melewatkan malam Minggu. Tapi malam Minggu 28 Oktober
lalu memang spesial. Kelompok seniman yang mendiami kios-kios di
Pasar Seni, keluar dari liang mereka bergabung dalam sebuah
barisan lampion yang mengalir dari arah totem di ujung Kompleks,
merambat ke arena pergelaran, kemudian membelit Gelanggang
Samudera dan akhirnya memecah kembali di Pasar Seni.
Sekitar pukul 8 waktu Pasar Seni, para pengunjung mula-mula
bingung melihat 30 orang pramuka cewek dari Jakarta Utara
berbaris tiga-tiga sambil memukul kentongan. Tatkala kemudian
corong menyerukan lampu dipadamkan, baru jelas bahwa anak-anak
itu mengenakan mahkota rotan yang dihiasi lampu-lampu kecil
merah, hijau dan kuning. Nyala lampu itu berasal dari aki yang
disandang masing-masing. Cahayanya bergoyang-goyang mengikuti
suara kentongan. lnilah kepala barisan.
Kemudian tampak seekor burung besar yang dibangun dengan rangka
rotan dan dihiasi lampu-lampu kecil pula. Tak begitu jelas ini
burung yang terdapat dalam suaka alam Indonesia atau burung
jenis baru. Di belakangnya menyusul sebuah gerobak yang
mengangkut Si Buta dari Braga (Bandung) yang telah tersohor
sebagai "Braga Stone. " la membawa kecapi dan harmonika. Dengan
rindunya ia menyanyikan lagu "Somewhere My Love," Love Is A
Many Splendoured Thing." Kata orang, burung yang aneh itu
tampak seperti terbang.
Kelompok macan, di belakang burung, mengenakan kaos dan celana
merah. Untuk meyakinkan kemacanannya, sambil menggiring
macan-macanan lampu itu orang-orang ini berjoget sambil
mengaum-ngaum. Mereka juga diperkuat oleh rombongan reog
Ponorogo. Lalu menyusul rombongan angsa yang menimbulkan gerrr
karena binatang yang begitu besar itu telurnya hanya bola
pingpong. Pengacara sendiri (pembawa acara, maksudnya)
menerangkan hal itu dengan mengejek sendiri angsanya: "Wah,
angsanya besar kok telurnya kecil?"
Kelompok Hannibal
Yang tidak ingin bergurau adalah kelompok gajah. Berbeda dari
rombongan yang mendahuluinya, mereka sangat serius. Bagai
pasukan Hannibal yang menyerbu Roma dengan gajahnya, mereka pun
menyerbu karena pergelaran dengan seram. Tetapi begitu masuk
arena, keseraman itu mendadak encer. Gerobak yang menarik
gajah-gajahan itu berhenti. Orang-orangnya mengaum seperti
harimau, lalu bersila di ubin arena, langsung menyembah ke arah
gajah. Tingkah yang bertentangan dan berbalik dengan mendadak
ini merupakan kejutan yang sangat menghibur. Penonton tertawa
lepas. Apalagi musik yang mengiringi mereka dipilih tanjidor.
Lalu muncul lampion ondel-ondel. Para pengiring sebaian besar
cewek. Suasana jadi berubah santai. Andaikan tidak di tahan oleh
pengarah acara, beberapa penonton sudah siap tempur untuk terjun
berjoget bersama ondel-ondel.
Di belakangnya, sebagai puncak barisan, nongol kelompok
akuarium. Rombongan ini diisi oleh Pramuka Jakarta Utara. Di
tengah kelihatan seekor cumi0cumi menggeliat. Ada kuda laut, ada
ikan pesut, ada beberapa macam ikan yang mewakili dasar laut.
Iring-iringan tidak lewat begitu saja. Di arena merek berputar
mengelilingi penonton. Kertas lampion berbunyi gemerisik,
sementara lampu-lampu telah menciptakan musik dan suasana
tersendiri. Kelompok yang dilatih anak-anak Teater Mandiri ini
memang pantas sebagai gong barisan. Ia menciptakan suasana
meriah.
Menurut Suluh Darmadji, bagian program Taman Ancol, karnaval ini
hanya merupakan percobaan. Bila menemukan bentuknya nanti akan
dijadikan acara kontinyu. Pembuatan lampion, biaya latihan serta
uang lelah para pesertanya,katanya sekitar Rp 7 juta. Karnaval
yang sebenarnya ingin menyontek keramaian di Disney I.and, Los
Angeles ini, memang kelihatan amat mahal. Tapi menurut Suluh,
bila dikaitkan dengan pemasukan uang dari pengunjung tidak
terasa berat lagi.
Dari segi pertukangan, lampion burung terbang dan ikan termasuk
berhasil. Binatang-binatang yang lain masih belum jelas. Kalau
pengarah acara tidak menyebut nama macan atau angsa, penonton ya
masih sulit mengenalinya karena garis-garis yang terbentuk oleh
lampu-lampu masih kurang selektif. Kebanyakan lampu malah
mengaburkan bentuk. Tak apalah, hiburan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini