Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Yang Sipil Minta ABRI

Dua fraksi di DPRD Subang: PPP dan PDI menghendaki agar pengganti bupati acu Syamsuddin diambil dari ABRI. Sementara FKP telah menyiapkan 3 nama, semuanya sipil. (dh)

11 November 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIDANG DPRD Subang, salah satu Kabupaten bagian Timur Laut Jawa Barat, 16 Oktober lalu terganggu. Diantara 4 orang anggota unsur parpol hanya seorang yang datang. Yang seorang inipun, Iyan Sofyan BA dari PPP lantas pulang setelah tidak melihat teman-teman sefraksinya. Sidang hari itu sedianya akan memilih sejumlah nama untuk dijadikan calon bupati pengganti Bupati Acu Syamsuddin yang segera habis masa jabatannya dan tak dapat mencalonkan lagi karena sudah dua kali jadi Bupati di sana. Fraksi Karya Pembangunan sudah menyiapkan 3 nama. Semuanya sipil. Akan halnya PPP dan PDI menghendaki pengganti Acu Syamsuddin itu anggota ABRI lagi. Alasannya masuk akal. Sebagaimana dikatakan Nana Juhana dan Bernard Betaubun masing-masing ketua dari kedua fraksi itu, Subang pernah menjadi basis komunis. "Seorang Bupati yang berwibawa masih diperlukan untuk daerah ini." mereka menjelaskan. Nama-nama unsur ABRI sendiri pernah terdengar. Antara lain Letkol (Laut) Tanu Setiamiharja, Letkol (pur) Setiadarma, Letkol AD D. Sukari dan Mayor (purn) Momo Atmawijaya. Tapi sebagaimana dikatakan Wakil Ketua DPRD Subang, Ahmad Sudarman, tak ada satu fraksipun mencalonkan nama-nama tersebut. Akan halnya fraksi ABRI sendiri pernah mengajukan 3 nama. Satu militer dua lainnya sipil. Yang militer itu, Letkol (U) drs M. Dasuki, bekas Komandan Pangkalan Udara Kalijati, satu waktu ditarik bertugas ke MBAU di Jakarta. Dan ia keberatan untuk terus maju sebagai calon. Calon militer lain pengganti Dasuki tak diajukan. Menurut Residen Purwakarta, Abubakar, sebagaimana dilaporkan pembantu TEMPO Helman Eidy baik Pangdam Siliwangi maupun Gubernur Jawa Barat dikatakan sebagai tak menghendaki lagi unsur ABRI jadi Bupati. Tak disebutkan alasannya. Kalau Terancam Dalam pertemuannya dengan pimpinan fraksi PPP dan PDI 6 Oktober, Syamsuddin meminta Nana dan Bernard membuat pernyataan tertulis bahwa keduanya akan tetap hadir dalam sidang DPRD yang akan memilih calon-calon Bupati 16 Oktober itu. Keduanya menolak. Dan pada sidang DPRD 16 Oktober itu mereka tak muncul. Baik Nana maupun Bernard mengakui meninggalkan Subang 13 sampai 21 Oktober. Alasannya merasa tak aman di tempat karena petugas bupati memburunya. Drs Sumiyar, Kepala Sub Direktorat Sospol Kantor Bupati tak membantah usaha pencarian kedua anggota DPRD tadi. "Maksudnya untuk permintaan pernyataan itu," Sumiyar menjelaskan. Koran Jakarta Pelita terbitan 25 Oktober menyebut anggota fraksi PPP dan PDI pada DPRD Subang megungsi karena "dikejar-kejar Bupati." Tapi, Dan Dim Subang Letkol Budi Prayitno sangat menyesalkan sikap mereka. "Kalau merasa terancam, sebaiknya lapor pada saya, jangan terus kabur begitu saja," Budi berkomentar. Nana maupun Bernard merasa enggan untuk lapor rupanya. Soalnya mereka begitu jengkel dengan persoalan yang dihadapinya. "Mengapa sih bupati ikut campur urusan legislatif," tanya mereka. Betapapun tanpa Nana dan Bernard sidang pemilihan nama-nama calon bupati oleh DPRD Subang berlangsung juga. Ada 36 dari 40 anggotanya memilih calon bupati. Antara lain Ir Sukanda Kartasasmita, 43, ketua Fraksi di DPRD Jawa Barat sekarang. Ia mendapat suara terbanyak. Sedang dua calon lain tampaknya hanya sebagai pendamping. Tapi beberapa waktu sebelumnya DPRD Subang menjatuhkan pilihan, Nana Juhana dan Bernard Betaubun sudah melayangkan sepucuk surat ke berbagai instansi di tingkat propinsi dan pusat yang menyebut proses pencalonan Bupati Subang tak syah karena tak melewati musyawarah dan kesepakatan bersama. Begitu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus