SIDANG DPRD Subang, salah satu Kabupaten bagian Timur Laut Jawa
Barat, 16 Oktober lalu terganggu. Diantara 4 orang anggota unsur
parpol hanya seorang yang datang. Yang seorang inipun, Iyan
Sofyan BA dari PPP lantas pulang setelah tidak melihat
teman-teman sefraksinya.
Sidang hari itu sedianya akan memilih sejumlah nama untuk
dijadikan calon bupati pengganti Bupati Acu Syamsuddin yang
segera habis masa jabatannya dan tak dapat mencalonkan lagi
karena sudah dua kali jadi Bupati di sana.
Fraksi Karya Pembangunan sudah menyiapkan 3 nama. Semuanya
sipil. Akan halnya PPP dan PDI menghendaki pengganti Acu
Syamsuddin itu anggota ABRI lagi. Alasannya masuk akal.
Sebagaimana dikatakan Nana Juhana dan Bernard Betaubun
masing-masing ketua dari kedua fraksi itu, Subang pernah menjadi
basis komunis. "Seorang Bupati yang berwibawa masih diperlukan
untuk daerah ini." mereka menjelaskan.
Nama-nama unsur ABRI sendiri pernah terdengar. Antara lain
Letkol (Laut) Tanu Setiamiharja, Letkol (pur) Setiadarma,
Letkol AD D. Sukari dan Mayor (purn) Momo Atmawijaya. Tapi
sebagaimana dikatakan Wakil Ketua DPRD Subang, Ahmad Sudarman,
tak ada satu fraksipun mencalonkan nama-nama tersebut.
Akan halnya fraksi ABRI sendiri pernah mengajukan 3 nama. Satu
militer dua lainnya sipil. Yang militer itu, Letkol (U) drs M.
Dasuki, bekas Komandan Pangkalan Udara Kalijati, satu waktu
ditarik bertugas ke MBAU di Jakarta. Dan ia keberatan untuk
terus maju sebagai calon.
Calon militer lain pengganti Dasuki tak diajukan. Menurut
Residen Purwakarta, Abubakar, sebagaimana dilaporkan pembantu
TEMPO Helman Eidy baik Pangdam Siliwangi maupun Gubernur Jawa
Barat dikatakan sebagai tak menghendaki lagi unsur ABRI jadi
Bupati. Tak disebutkan alasannya.
Kalau Terancam
Dalam pertemuannya dengan pimpinan fraksi PPP dan PDI 6 Oktober,
Syamsuddin meminta Nana dan Bernard membuat pernyataan tertulis
bahwa keduanya akan tetap hadir dalam sidang DPRD yang akan
memilih calon-calon Bupati 16 Oktober itu. Keduanya menolak. Dan
pada sidang DPRD 16 Oktober itu mereka tak muncul.
Baik Nana maupun Bernard mengakui meninggalkan Subang 13 sampai
21 Oktober. Alasannya merasa tak aman di tempat karena petugas
bupati memburunya. Drs Sumiyar, Kepala Sub Direktorat Sospol
Kantor Bupati tak membantah usaha pencarian kedua anggota DPRD
tadi. "Maksudnya untuk permintaan pernyataan itu," Sumiyar
menjelaskan.
Koran Jakarta Pelita terbitan 25 Oktober menyebut anggota fraksi
PPP dan PDI pada DPRD Subang megungsi karena "dikejar-kejar
Bupati." Tapi, Dan Dim Subang Letkol Budi Prayitno sangat
menyesalkan sikap mereka. "Kalau merasa terancam, sebaiknya
lapor pada saya, jangan terus kabur begitu saja," Budi
berkomentar.
Nana maupun Bernard merasa enggan untuk lapor rupanya. Soalnya
mereka begitu jengkel dengan persoalan yang dihadapinya.
"Mengapa sih bupati ikut campur urusan legislatif," tanya
mereka.
Betapapun tanpa Nana dan Bernard sidang pemilihan nama-nama
calon bupati oleh DPRD Subang berlangsung juga. Ada 36 dari 40
anggotanya memilih calon bupati. Antara lain Ir Sukanda
Kartasasmita, 43, ketua Fraksi di DPRD Jawa Barat sekarang. Ia
mendapat suara terbanyak. Sedang dua calon lain tampaknya hanya
sebagai pendamping.
Tapi beberapa waktu sebelumnya DPRD Subang menjatuhkan pilihan,
Nana Juhana dan Bernard Betaubun sudah melayangkan sepucuk surat
ke berbagai instansi di tingkat propinsi dan pusat yang menyebut
proses pencalonan Bupati Subang tak syah karena tak melewati
musyawarah dan kesepakatan bersama. Begitu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini