Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Saat perayaan Natal ada berbagai hiasan. Tak hanya lampu, pohon Natal juga dihiasi gantungan kaus kaki. Mengutip Smithsonian Magazine, kebiasaan menggantung kaus kaki di pohon Natal bermula dari legenda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ilustrasi dekorasi dan pohon Natal. Unsplash.com/Eugenivy Reserv
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Legenda yang mengisahkan seorang pria miskin yang memiliki tiga anak gadisnya. Pria itu khawatir, jika terus miskin berdampak buruk untuk masa depan ketiga anaknya itu.
Mula cerita gantungan kaus kaki Natal
Santo Nikolas mendengar cerita dari penduduk desa yang sedang membicarakan keadaan keluarga itu. Santo Nikolas berniat membantu keluarga tersebut. Pada suatu malam, dia menyusup lewat cerobong asap rumah keluarga dan mengisi kaus kaki ketiga gadis itu yang baru saja dicuci itu dan mengering di dekat perapian. Santo Nikolas memasukkan koin emas, kemudian pergi.
Saat mereka terbangun sangat gembira menemukan hadiah itu. Kemurahan hati Santo Nikolas, membuat para gadis itu bisa melanjutkan masa depannya untuk menikah.
Mengutip Love To Know, kebiasaan menggantung kaus kaki Natal ini kemudian menyebar pada abad ke-19. Pada 1823, Clement Clark Moore menulis puisi The Night Before Christmas dan kaus kaki disebutkan dua kali, yakni pada awal dan menjelang akhir. Karya Clement Clark Moore itu menunjukkan, kebiasaan menaruh kaus kaki saat perayaan Natal telah menyebar di Amerika Serikat
Kartunis Thomas Nast, salah satu ilustrator terkenal yang membuat karya tentang Natal pada 1863. Panel berjudul Morning menggambarkan anak-anak yang membuka hadiah dan mengambil kaus kaki yang digantung di atas perapian.
Penulis George Webster juga menerbitkan sebuah buku berjudul Santa Claus and His Works. Dalam ceritanya, kaus kaki Natal terus disebut sebagai cara Santa mengirimkan hadiah kepada anak-anak yang baik.
Sampai sekarang menggantung kaus kaki Natal sudah menjadi kebiasaan umum di seluruh dunia. Entah itu orang yang merayakan Natal maupun hiasan di tempat umum. Sepanjang riwayat bermulanya kebiasaan itu, tujuan utamanya membuat kegembiraan anak-anak saat menyambut perayaan Natal.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.