Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Bahama Tolak Kunjungan Wisatawan dari Amerika Serikat

Wisatawan yang boleh masuk ke Bahama, Kepulauan Karibia, adalah dari Kanada, Inggris, dan Uni Eropa.

22 Juli 2020 | 15.00 WIB

Mesin-mesin perang militer Amerika Serikat (AS) berserakan di Pantai Flamenco, di Pulau Culebra, Puerto Rico. Foto: Bowie Snodgrass/Flickr.com
Perbesar
Mesin-mesin perang militer Amerika Serikat (AS) berserakan di Pantai Flamenco, di Pulau Culebra, Puerto Rico. Foto: Bowie Snodgrass/Flickr.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bahama di Kepulauan Karibia menolak kedatangan wisatawan dari Amerika Serikat. Negara dengan pantai yang indah itu mengambil keputusan tersebut karena memperhatikan lonjakan kasus Covid-19 di Amerika Serikat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemerintah Bahama mulai membuka kegiatan wisata pada 15 Juni 2020. Pembukaan itu ditandai dengan berlabuhnya kapal pesiar dan pesawat pribadi. Diikuti dengan mendaratnya pesawat maskapai komersial pada 1 Juli 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sekarang, wisatawan yang boleh masuk ke Bahama adalah dari Kanada, Inggris, dan Uni Eropa. "Kami memperhatikan bagaimana perkembangan penanganan kasus Covid-19 di negara-negara yang warganya datang ke sini," kata Perdana Menteri Hubert Minnis seperti dikutip dari laman Travel and Leisure, Senin 20 Juli 2020.

Paradise Island di kepulauan Bahamas ada di peringkat kelima daftar pantai terseksi di dunia. Pemandangan orang berolah raga yoga menambah eksotisme tempat ini. Sam Greenwood/Getty Images

Selain menolak kedatangan wisatawan dari Amerika Serikat, Hubert Minnis mengatakan maskapai penerbangan Bahamas Air milik pemerintah akan berhenti melayani penerbangan dari dan ke Amerika Serikat. Adapun wisatawan dari negara-negara yang boleh masuk ke Bahama harus menunjukkan hasil tes Covid-19 negatif yang diambil paling lambat sepuluh hari sebelum bepergian.

Kasus Covid-19 di Bahama, Karibia, sebanyak 153 orang. Sebanyak 49 kasus di antaranya terjadi sejak mereka kembali membuka perbatasan pada 1 Juli 2020. Hubert Minnis mengatakan pemerintah telah menerapkan langkah-langkah yang ketat untuk menekan kasus virus corona di negara yang terdiri dari 700 kepulauan itu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus