Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi telah menyebabkan pariwisata di Bali seperti mengalami mati suri. Namun perlahan, seiring mulai dibukanya akses penerbangan, tempat-tempat wisata Bali mulai bergeliat kembali. Salah satunya Bali Zoo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada hari biasa di luar hari libur dan akhir pekan, kebun binatang yang terletak di Desa Singapadu, Gianyar ini rutin dikunjungi sekitar 700 sampai 1.000 orang per hari yang sebagian besar adalah turis mancanegara. Jumlah tersebut berkurang drastis saat pandemi dan pembatasan wilayah diberlakukan.
"Perlahan meningkat, weekday rata-rata kunjungan 200-300 orang per hari, kalau weekend bisa tembus 500-600 orang," kata Head of Public Relations Bali Zoo Emma Chandra, Jumat, 4 Desember 2020.
Awalnya hanya warga yang berdomisili di pulau Bali yang menjadi pengunjung, tapi beberapa bulan terakhir turis domestik dari kota lain, khususnya Jakarta dan Surabaya, mulai berdatangan.
Demi menarik wisatawan, Bali Zoo menerapkan harga tiket promosi yang lebih terjangkau. Pada akhir pekan, pengunjung dewasa yang punya kartu identitas domisili di Bali dikenakan biaya Rp 95 ribu dan Rp 75 ribu untuk hari biasa. Sementara anak-anak dikenakan biaya tiket sebesar Rp 75 ribu pada akhir pekan dan Rp55 ribu pada hari biasa.
Bali Zoo yang mulai dibuka kembali pada 11 Juli lalu pun memastikan penerapan protokol kesehatan sudah berjalan. Pengunjung wajib menjalani pengecekan suhu tubuh sebelum masuk area kebun binatang, menggunakan masker, rajin mencuci tangan di tempat yang telah disediakan dan menjaga jarak satu sama lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah papan informasi yang mengingatkan pengunjung tentang protokol kesehatan pun sudah terpasang di berbagai sudut. Menurut Emma, ada sejumlah tim di dalam kebun binatang yang bersiaga untuk mengingatkan pengunjung bila lupa mematuhi aturan soal kesehatan.
Pekan lalu, terlihat ada sejumlah pengunjung yang siap berinteraksi dan melihat-lihat lebih dari 450 koleksi satwa dari Nusantara dan mancanegara di sana. Sebagian besar adalah rombongan keluarga.
Pengunjung akan disambut oleh sekelompok rusa yang siap menikmati camilan dari pengunjung bila memang mau memberi makan yang sudah disediakan oleh pengelola kebun binatang. Sambil memberikan snack berupa wortel, pengunjung bisa melihat dari dekat, bahkan menyentuh satwa-satwa jinak ini.
Wisatawan menyaksikan Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) bernama Pandeka mencari daging dalam boneka rusa saat dilatih kemampuan berburunya di Bali Zoo, Gianyar, Bali, Senin 29 Juli 2019. Kegiatan tersebut untuk mempertahankan prilaku asli satwa langka tersebut sekaligus untuk menyajikan atraksi wisata bertepatan dengan Hari Harimau Sedunia (International Tiger Day). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Selanjutnya, pengunjung dapat menaiki bus yang tersedia menuju area lain, seperti tempat tinggal orangutan, singa dan gajah. Selalu ada wastafel di berbagai titik, termasuk di area di mana pengunjung bisa bersentuhan dengan hewan.
"Kami menerapkan protokol kesehatan untuk memastikan bahwa di sini aman dan teman-teman bisa berlibur aman dan menyenangkan," ujar Emma.
Meski sudah buka, ada program-program reguler yang terpaksa tidak beroperasi selama pandemi Covid-19, di antaranya sarapan bersama orangutan serta mandi lumpur bersama gajah. Sebagai gantinya, pengelola menawarkan area baru yang membuat orang-orang bisa merasakan suasana Afrika.
Padang tandus dan bebatuan menjadi habitat dari satwa yang memang didatangkan langsung dari benua tersebut, termasuk burung unta. "Nanti akan komplit pada akhir 2020, ada jerapah, zebra, rhino dan flamingo," kata Emma.