Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Banyak Petugas Keamanan Wisata di Yogyakarta Bekerja Sangat Jauh dari Rumah

Dari 15 ribu pekerja security atau satpam di Yogyakarta, separuh lebihnya bekerja di sektor industri wisata.

23 Maret 2022 | 06.43 WIB

Pengunjung menikmati pemandangan di Wisata Tebing Breksi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad, 22 November 2020. Menikmati libur akhir pekan pengunjung dari berbagai daerah menikmati pemandangan sudut kota di atas Tebing Breksi sembari berburu matahari terbenam. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Pengunjung menikmati pemandangan di Wisata Tebing Breksi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad, 22 November 2020. Menikmati libur akhir pekan pengunjung dari berbagai daerah menikmati pemandangan sudut kota di atas Tebing Breksi sembari berburu matahari terbenam. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta -Perkembangan sektor wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memang belakangan nyaris merata di lima kabupaten/kota di wilayah itu. Namun, perkembangan pesat sektor wisata itu ternyata belum signifikan mendorong pemerataan usaha dan properti di Yogya yang masih terkonsentrasi di tiga wilayah, yakni Kota Yogya, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Pekerja bidang security misalnya, yang selama ini banyak dipekerjakan di destinasi juga perhotelan di tiga wilayah DIY itu, setiap harinya harus melaju cukup jauh dari rumahnya di Kabupaten Gunungkidul atau Kulon Progo," kata Ketua Asosiasi Badan Jasa Pengamanan Indonesia (Abujapi) DIY Salva Yurivan Saragih, Selasa, 22 Maret 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bukan rahasia lagi, jika harga sektor properti di tiga wilayah DIY yang wisatanya pesat itu juga melambung tinggi sehingga tidak terjangkau kalangan pekerja bidang security ini dan akhirnya memilih bekerja di tempat yang jauh dari rumah mereka.

Di DIY, menurut Salva, dari 15 ribu pekerja security atau satuan pengamanan (satpam) separuh lebihnya bekerja di sektor industri wisata. "Dari jumlah itu, kami perkirakan 80 persennya belum memiliki rumah tetap dan kalaupun sudah ada, sangat jauh dari tempat kerjanya," kata dia.

Misalnya ada security yang bekerja di area seputaran destinasi Tebing Breksi Sleman, tapi ketika pulang harus menempuh jarak cukup jauh ke Wonosari Gunungkidul. "Ini kurang efektif," kata Salva.

Pihak asosiasi pun, kata Salva, akhir Maret ini mulai menjalin kemitraan dengan perbankan untuk menyediakan kredit pemilikan rumah (KPR) bagi para pekerja security di Yogyakarta itu. Salah satu yang sudah terjalin kemitraan KPR itu, yakni dengan bank pelat merah, BTN.

"Dengan sudah adanya kemitraan perbankan ini, kami sekarang mendorong para pengembang properti bisa menyediakan unit unit rumahnya lebih tersebar sesuai perkembangan destinasi yang ada, sehingga para pekerja security ini ke depan lokasi kerjanya tak terlalu jauh dari rumah mereka," kata Salva.

Salva juga mendorong para investor bidang usaha jasa wisata seperti perhotelan dan sejenisnya tak ragu mengembangkan usahanya di kabupaten-kabupaten DIY seperti Kulon Progo dan Gunungkidul ke depan. "Sumber daya pekerja keamanan ini tentu akan memilih lokasi kerja yang lebih dekat rumah tinggalnya jika sebaran investasi dan properti itu merata," kata dia.

Adapun Deputy Branch Manager Bank BTN Cabang Yogyakarta Dyah Respati Woro Haniswari membenarkan pekerja bidang keamanan yang tergabung dari asosiasi Abujapi di Yogya sekarang bisa mendapatkan fasilitas KPR, baik subsidi maupun non-subsidi. Ia mengatakan pihaknya saat ini menyediakan unit rumah subsidi cukup banyak salah satu di kawasan Godean, Kabupaten Sleman.

Kabupaten Sleman merupakan wilayah DIY yang sebaran industri perhotelannya paling pesat di DIY dan menjadi lumbung mobilitas wisatawan yang ke DIY setiap tahunnya. "Di Godean ada sisa sekira 100 unit rumah yang bisa diambil dengan sistem KPR oleh pekerja security ini, jadi mereka yang bekerja di bidang perhotelan atau destinasi, tidak lagi terlalu jauh jaraknya dari rumahya," kata Dyah.

Dyah mengatakan pihaknya tidak hanya menyediakan unit rumah di Kabupaten Sleman saja. "Semisal dari asosiasi ada pandangan untuk lokasi lain untuk tempat tinggal pekerja keamanan ini masih sangat dimungkinkan," kata dia.

Petugas keamanan atau security di Yogyakarta yang mengakses fasilitas KPR subsidi itu cukup membayar uang muka minimal satu persen dengan suku bunga mulai lima persen sampai dengan lunas sehingga tidak ada pengaruh fluktuasi pasar.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Ninis Chairunnisa

Ninis Chairunnisa

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus