Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Monumen Tugu Jogja atau disebut juga Tugu Pal Putih, spot favorit wisatawan berswafoto di Yogyakarta tengah jadi sorotan. Sebab, bagian lantai pavling block kawasan yang baru selesai ditataulang dua bulan lalu menggunakan dana keistimewaan senilai Rp 9,5 miliar itu kini sudah kembali mengalami kerusakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah pekerja pada Jumat, 5 Februari lalu kembali turun untuk memperbaiki kerusakan yang menimpa manhole cover saluran ducting lantai Tugu itu. Bagian itu rusak dengan cara terbelah dua, diduga karena tak kuat menahan beban berat saat kendaraan bermotor lalu lalang melintas di bagian atasnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami khawatir jika perbaikan itu sifatnya hanya menahan sementara saja ke depan membahayakan pengguna jalan yang melintas," ujar Baharuddin Kamba, anggota Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta Bidang Pemantauan dan Investigasi usai pemantauan kerusakan lantai Tugu itu, Jumat, 5 Februari 2021.
Tugu Jogja sebelumnya direvitalisasi Pemerintah DIY dan Kota Yogyakarta untuk membersihkan bagian atas monumen itu dari kabel listrik semrawut yang menggangu pemandangan. Kabel-kabel itu kini sudah bersih dengan cara ditanam di bagian bawah jalan kawasan itu.
Kamba mengatakan masih adanya tanggung jawab pelaksana proyek atas kerusakan bagian lantai Tugu itu memang patut diapresiasi. Hanya saja, pihaknya sangsi cara perbaikan yang dilakukan akan membuat kerusakan itu tak akan muncul lagi.
"Perbaikan yang dilakukan sementara bagian yang ke raksa bawah yang rusak diperkuat dengan cara dilas, peryanyaan kami akan bertahan berapa lama karena kawasan ini ramai lalu lalang kendaraan setiap harinya," kata Kamba.
Dari pihak pelaksana proyek penataan kawasan Tugu Pal Putih itu, rangka besi beton cor yang rusak di-las karena pelaksana proyek harus kembali memesan manhole cover di daerah Klaten, Jawa Tengah. Waktu produksi manhole cover yang baru untuk mengganti yang rusak itu kurang lebih satu bulan lamanya.
"Berbagai pihak baik pemerintah maupun legislatif mustinya juga melakukan pengawasan proyek-proyek yang sudah selesai tapi ternyata muncul masalah seperti ini," kata Kamba.
Jajaran Pemerintah DIY dan Kota Yogyakarta pada 18 Desember 2020 meresmikan rampungnya penataan kawasan Simpang Tugu Jogja itu bersama selesainya juga penataan pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Pasar Prawirotaman dan jalur pedestrian Jalan KH Ahmad Dahlan tahap pertama.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan Tugu merupakan bagian dari kawasan strategis di DIY dan keberadaannya turut memperkuat satuan dari sumbu filosofi. Pada 2020, kawasan Tugu ditata kembali termasuk jalan di sekelilingnya dengan pola yang sama dengan area Titik 0 kilometer.
“Ke semua perencanaan itu, termasuk penataan kawasan Alun-Alun Utara, kawasan Malioboro, dan kawasan Stasiun Tugu, memang dimaksudkan untuk memperkuat tatanan fisik Yogyakarta," kata Sultan.
Kawasan Tugu hingga Alun-Alun Utara itu direvitalisasi sebagai bagian dari konsep filosofi dengan Panggung Krapyak, Kraton dan Pantai Selatan yang memang diperuntukkan memperkuat usulan Yogyakarta sebagai Kota Filosofi dari UNESCO.
Pembangunan kawasan Tugu ini bertujuan untuk membersihkan kawasan tersebut yang selama ini penuh dengan kabel-kabel yang melayang.
Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti saat itu mengatakan total seluruh pembiayaan untuk ke empat proyek pembangunan revitalisasi termasuk di dalamnya Tugu Jogja itu senilai Rp 97,45 miliar.
Pembangunan penataan kawasan Simpang Tugu Jogja ini dilakukan untuk mendukung keberadaan ikon Kota Yogyakarta ini. Untuk perbaikan pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, dilakukan di segmen Jembatan Gondolayu hingga Simpang Tugu sepanjang 630 meter di kedua sisi. “Sementara untuk penataan pedestrian Jalan KH Ahmad Dahlan tahap pertama dilakukan di sisi selatan jalan terlebih dahulu, sepanjang 700 meter," kata Suyuti.