Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Beberapa Produk Olahan dari Kulit Sapi dan Kulit Kambing Idul Adha

Selain dijadikan olahan makanan, ada juga yang memanfaatkan bagian kulit sapi dan kambing Idul Adha untuk dibuat bahan alat musik hingga kerajinan.

11 Juli 2022 | 07.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pekerja menunjukkan prose pembuatan alat musik rebana di kawasan Kramat Jati, Jakarta, Kamis, 31 Oktober 2019. Alat musik rebana tersebut dijual dengan harga Rp 100.000 hingga Rp 1,7 juta. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Hari Raya Idul Adha identik dengan daging daging sapi dan kambing untuk dikonsumsi. Namun, ada juga yang memanfaatkan bagian kulit dari kedua hewan kurban tersebut untuk dibuat sebagai bahan alat musik, kerajinan dan sebagainya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sehubungan dengan hal tersebut, berikut merupakan kumpulan kerajinan atau alat musik yang biasanya memakai kulit sapi dan kambing dalam bahan pembuatannnya:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Alat Musik Rebana

Rebana merupakan alat musik tradisional yang berbau kesenian islam dan dimainkan dalam pertunjukan musik. Ciri khas memainkan alat musik ritmis ini adalah dengan cara dipukul memakai alat pemukul atau digoyangkan.

Rebana sendiri berbentuk silinder dengan permukaan berbentuk bulatan. Rebana kemudian diperhalus dengan kulit ikan parik kering dan digosok dengan daun nangka kering agar mengkilat

Melansir warisanbudaya.kemdikbud.go.id, rebana juga memanfaatkan kulit kambing betina untuk menutupi lubang. Hal ini dipilih karena kulitnya cenderung tak terlalu tebal, tapi kuat dan tidak mudah robek. Kemudian badan rebana diikat pada sisi bagian luar dengan rotan.

Wayang Kulit

Melansir Antaranews, wayang kulit yang berasal dari luar pulau Jawa, seperti wayang kulit dari Palembang. Wayang kulit baru masuk Palembang pada tahun 1900-an yang merupakan budaya kulturasi dari kesenian wayang Jawa. Pada tanggal 7 November 2003, wayang kulit telah ditetapkan sebagai Masterpiece of Oral and Intagible Heritage of Humanity.

Wayang kulit memang biasanya memakai kulit kerbau, namun banyak juga yang memakai kulit sapi dan kulit kambing. Untuk kulit kambing biasanya didapatkan kualitas yang cukup halus. Lalu ciri khas dari warnanya adalah bewarna putih.

Sementara untuk kulit sapi terbilang kualitasnya kasar hingga sedang, serta cirinya mudah bergelombang dan lebih kaku. Kualitas kulit sapi biasa digunakan untuk wayang berukuran standar pedalangan.

Kaligrafi

Berdasarkan jurnal berjudul The Contribution of Goat Leather Calligaraphy Micro Small and Medium-scale Interprises on Producer Income and Empowerment Efforts, Kulit kambing dipakai menjadi bahan kaligrafi karena mudah didapatkan daripada ternak lain.

Selain itu, kulit kambing juga terbilang cukup ekonomis karena harganya yang relative masih murah. Hal ini juga membuat produsen kaligrafi terbantu, apalagi ketika semakin besarnya skala usaha kaligrafi ini meluas di berbagai daerah.

Tas tangan

Berdasarkan jurnal berjudul Pembuatan Tas Tangan Dari Kulit Sapi Asli, kulit sapi digunakan sebagai pembuatan bahan dasar tas tangan. Hal ini disebabkan karena kulit sapi akan awet ketika disimpan, dibawa, dan diletakan dimana saja. Selain itu, kulit sapi memiliki nilai dan keunikannya tersendiri.

Kulit sapi lebih umum diproses dengan cara dikuliti setelah penyembelihan hewan sapi di sekitar Idul Adha. Dengan kata lain, kulit sapi dipakai menjadi sampingan yang terlepas dari proses konsumsi makanan. Maka agar tak sia-sia, dijadikanlah tas tangan untuk menunjang dunia fashion di Indonesia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus