Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisatawan yang ingin belajar tentang sejarah dan budaya Yogyakarta melalui cara lain, bisa menjajal bioskop enam dimensi atau 6D. Bioskop tersebut berada di komplek Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tepatnya di komplek perkantoran sisi timur kawasan Jogja Expo Center atau JEC. Bulan Desember ini bioskop tersebut kembali merilis empat film baru, bertema seputar Keistimewaan Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Diantaranya film Jathilan: Menari di Antara Realitas dan Mistik, Permainan Anak: Serunya Tradisi di Tengah Semangat Kemerdekaan, Serangan Umum: Merebut Kembali Ibukota, dan Babad Alas: Pembukaan Lahan Hutan Sebagai Tempat Berdirinya Istana Kraton Yogyakarta.
"Film-film ini digarap menggunakan Dana Keistimewaan, sebagai sarana edukasi tentang sejarah dan budaya Yogyakarta melalui pengalaman sinematik yang mendalam," kata Kepala DPAD DIY Kurniawan, Minggu 15 Desember 2024.
Kurniawan menuturkan Bioskop 6 Dimensi ini menjadi ruang baru untuk mereka yang berminat mengetahui dan belajar sejarah dan budaya Yogyakarta. Dengan menghadirkan teknologi canggih yang menggabungkan visual, audio, dan efek gerak untuk menciptakan sensasi nyata bagi para penonton.
Layanan inilah yang telah menjadi daya tarik pengunjung karena menawarkan pengalaman berbeda dari perpustakaan konvensional, menjadikannya destinasi wisata edukatif di Yogyakarta.
"Tarif yang dikenakan Rp10.000 per tayang untuk pelajar dan mahasiswa, sedangkan untuk masyarakat umum Rp 20.000," kata dia.
Kurniawan mengklaim, jumlah pengunjung Bioskop 6 Dimensi ini terus meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Pada 2022, layanan ini mencatat 3.818 pengunjung dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp.47.460.000. Angka ini melonjak dua kali lipat pada 2023, dengan 10.513 pengunjung dan PAD sebesar Rp 123.860.000. Tercatat, hingga Oktober 2024, layanan ini telah menarik 7.220 pengunjung dengan kontribusi PAD mencapai Rp 82.420.000.
Kurniawan menjelaskan empat film baru Bioskop 6 Dimensi ini merupakan inovasi dari film yang sudah ada. Jika saat ini film yang populer adalah film-film barat atau western yang belum menampilkan budaya dan kearifan lokal, film di Bioskop 6D ini diharapkan menjadi alternatif. Pembuatan empat film ini memakan waktu kurang lebih tiga bulan, yaitu sejak Agustus hingga Oktober 2024.
Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Hukum, Pemerintahan dan Politik, Sukamto mengatakan Bioskop 6 Dimensi ini menjadi bagian layanan perpustakaan daerah agar dapat menberikan edukasi yang interaktif dan relevan dengan kebutuhan zaman. "Film-film yang ditampilkan menjadi medium kreatif untuk memperkenalkan sejarah dan nilai-nilai kepada publik," kata dia.