Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Perth - Cahaya matahari mulai meredup dan berlahan tenggelam di sela ribuan pilar batu kapur di gurun Pinnacles, Perth, Australia pada Sabtu petang, 27 April 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pijar redupan cahaya itu memperkuat kontras antara batu-batu kapur dan langit, membentuk bayangan memanjang di atas pasir yang berkerlip seperti emas. Berlahan langit berubah warna dari oranye ke ungu menciptakan pemandangan sunset yang spektakuler. "Sangat cantik dan luar biasa pemandangan di sini," ujar Lea, wanita cantik asal Jerman yang terkagum kagum dengan sunset di gurun Pinnacles.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lea yang datang bersama kekasihnya Millan, mengaku baru pertama kali datang ke tempat ini. "Tempat ini memang terkenal dengan bebatuannya yang unik, pemandangan yang indah dan sunset yang spektakuler," ujarnya. Lea dan Millan mengaku sudah lama ingin ke tempat wisata yang unik ini. Namun, keinginan mereka baru bisa tercapai sekarang. "Kami sudah tahu lama soal gurun ini, dan baru sekarang bisa ke sini, amazing sepertinya tidak ada tempat seperti ini selain di sini," kata Millan
Suasana gurun Pinnacles Perth Australia menjelang sore, Sabtu 27 April 2024. TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Persiapan berburu bintang
Setelah sunset yang indah itu meredup dan berganti dengan gelapnya malam, petualangan berburu bintang atau stargazing pun dimulai. Skeep, pria asal New Zealand yang merupakan pemandu dari Lumineer Adventure menyiapkan perlengkapan untuk berburu bintang malam itu.
Dengan cekatan dia menyiapkan keperluan makan malam, daging barbeku, salad, aneka jenis wine, selimut, tikar hingga teleskop berukuran besar. Semua perlengkapan itu ia bawa sendiri.
Tak lama kemudian, hidangan utama seperti sosis sapi dan ayam yang dibakar, berbagai jenis salad dari tumbuhan dan biji bijian tersaji di meja kecil. Ada sekitar 15 orang, termasuk kami empat jurnalis dari Tanah Air ikut dalam perburuan bintang di Pinnacles Desert itu duduk berdampingan. Skeep telah menyiapkan selimut karena udara di sekitar gurun sangat dingin dengan suhu hingga 18 derajat celcius. Peserta tur bisa duduk di kursi yang disediakan atau tidur di atas karpet sambil berselimut.
Persiapan berburu bintang (stargazing) di Pinnacles Desert Australia Barat, Sabtu 27 April 2024. TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Memandang bintang sambil menikmati hidangan dan wine
Malam pun tiba, langit menjadi gelap dan jutaan bintangpun bermunculan di atas langit. Kerlipan jutaan bintang di atas langit gurun Pinnacles itu seperti hamparan batu mutiara yang berkilau terang. Sambil menikmati hidangan dan meneguk wine, wisatawan memandang langit yang dipenuhi bintang bintang itu.
Bak seorang astronomi, Skeep menjelaskan tentang bintang bintang yang berhamburan tersebut. "Kalau cahaya yang berjalan itu bukan bintang yah, itu satelit," ujarnya sambil menunjukan cahaya yang berjalan di antara bintang bintang itu dengan lampu senter laser.
Selain melihat bintang dengan mata telanjang, pengunjung juga bisa melihat dengan teleskop berukuran besar yang telah disiapkan Skeep.
Penampakan ribuan bintang di atas langit gurun Pinnacles Australia dalam tur Stargazing, Sabtu malam 27 April 2024. TEMPO /JONIANSYAH HARDJONO
Asal usul Gurun Pinnacles
Pinnacles adalah sebuah situs alam yang terkenal di Australia Barat, dekat dengan kota Cervantes dan kira-kira 200 kilometer di utara Perth. Tempat ini terkenal karena lapangan pilar batu kapur yang unik, yang menciptakan pemandangan yang spektakuler. "Pilar-pilar ini berasal dari proses alami pengendapan dan erosi selama ribuan tahun," kata Skepp yang sangat memahami soal seluk beluk Pinnacle.
Formasi batu kapur ini bisa mencapai ketinggian beberapa meter dan memiliki berbagai bentuk, mulai dari yang runcing hingga yang berbentuk kubah. Beberapa pilar bahkan memiliki lubang di tengahnya, menambah keunikan pemandangan. Adapun Pinnacles Desert Discovery Centre, tempat kami duduk dan berburu bintang adalah tempat yang baik untuk memulai menjelajahi Pinnacles. Di sini, pengunjung dapat mempelajari lebih lanjut tentang geologi dan ekologi daerah ini, serta mendapatkan informasi tentang budaya Aborigin yang terkait dengan tempat tersebut.
Suasana gurun Pinnacles Perth Australia menjelang sore, Sabtu 27 April 2024. TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Sepadan dengan kocek yang dikeluarkan
Moh Abdul Hakim, salah satu peserta tur mengaku sangat puas dengan pengalaman berburu bintang di Pinnacles ini. Wisatawan asal Indonesia ini mengaku apa yang ia terima dan rasakan dari tur wisata ini sangat sepadan dengan biaya yang ia keluarkan."Saya membayar AU$ 185 atau sekitar Rp 1,9 juta untuk paket wisata ini. Ini sangat luar biasa dan sepadan," ujar Dosen Psikologi Universitas Negeri Solo ini kepada Tempo di lokasi.
Berseluncur di Gunung Pasir Halus
Sebelum menikmati sunset dan berburu bintang, peserta tur diajak untuk berseluncur di gunung gunung pasir putih nan halus yang banyak terhampar tak jauh dari kawasan Pinnacle tersebut. Untuk aktivitas ini, para wisatawan diwajibkan melepas sepatu dan berjalan tampa alas kaki dan merasakan halusnya pasir putih dan uniknya pasir di sini terasa dingin. Untuk bisa berseluncur di atas pasir, wisatawan harus menaiki undukan pasir yang cukup tinggi dan membawa papan seluncur yang telah disiapkan.
Sesampainya di atas puncak gurun pasir, wisatawan duduk di atas papan seluncur, lalu Skeep akan mendorong tubuh peselancar dengan kuat. Peselancar akan turun dengan deras ke bawah dan menciptakan sensasi yang luar biasa.