Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Selain pantai yang indah, Bali juga dikenal dengan budayanya yang menarik banyak wisatawan. Salah satu tempat menikmati budaya itu adalah Desa Penglipuran. Dengan lingkungan yang asri dan adat istiadat yang masih terjaga, desa ini terpilih sebagai salah satu dari 54 desa wisata terbaik United Nation World Tourism Organization (UNWTO).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke sana, berikut tips yang perlu diketahui agar kunjungan ke desa wisata di Bali ini lebih berkesan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Menyewa kendaraan
Gunakan kendaraan pribadi atau menyewa mobil atau motor, karena sangat jarang ditemukan sarana transportasi umum untuk ke Desa Penglipuran.
Sesampainya di sana, kendaraan diparkir di depan gerbang desa karena kendaraan bermotor dilarang masuk ke desa. Larangan ini diberlakukan agar Desa Penglipuran bebas dari polusi dan menjaga suasana kawasan tenang.
3. Keliling desa berjalan kaki atau naik sepeda
Pengunjung dapat menjelajahi desa dengan berjalan kaki sambil menikmati udara segar dan pemandangan dari indah Desa Penglipuran. Kalaupun ingin menggunakan kendaraan, wisatawan bisa menggunakan sepeda.
4. Dilarang buang sampah sembarangan
Wisatawan harus menjaga kebersihan, dilarang membuang sampah sembarangan. Di Desa Penglipuran sudah disediakan tempat sampah setiap 30 meter.
5. Kunjungi musim kemarau
Disarankan untuk mengunjungi Desa Wisata Penglipuran pasa musim kemarau, sekitar bulan April hingga Oktober. Sebab, saat musim kemarau ini cuaca di Bali akan cerah dan panas.
6. Datang di Hari Raya Galungan atau Kuningan
Jika datang pada Hari Raya Galungan dan Kuningan, wisatawan dapat melihat penduduk setempat menggunakan pakaian adat untuk melakukan upacara adat. Rumah-rumah penduduk akan dihiasi dengan Penjor atau tiang bambu dengan daun kelapa muda.
Apabila menyukai keramaian, wisatawan bisa mengunjungi Desa Penglipuran pada Juli dan Agustus. Sedangkan bagi yang menyukai ketenangan, datanglah Februari, Maret, dan Mei atau September dan Oktober. Rata-rata hanya 200 orang per hari yang berkunjung ke Desa Penglipuran di Kabupaten Bangli.
8. mencicipi loloh cemcem
Setelah berkeliling desa, wisatawan dapat mencoba minuman khas Desa Penglipuran yakni loloh cemcem. Jamu tradisional ini biasanya dikonsumsi masyarakat Bali untuk menjaga kesegaran tubuh. Terbuat dari daun cemcem atau yang biasa disebut kedondong hutan, minuman ini memiliki cita rasa asam dan sedikit pahit, ditambahkan bumbu rujak sebagai penetralisir, serta daging kelapa muda untuk memberikan rasa gurih. Perasan daun cemcem rasanya seperti air tapai namun berwarna hijau, minuman tradisional ini sangat populer disini, dipercaya bisa mengembalikan stamina setelah lelah berkeliling. Minuman ini biasanya dinikmati bersama dengan klepon.
LAYYIN AQILA
Pilihan Editor:Daftar Desa Paling Bersih di Dunia, Bisa Jadi Tujuan Wisata