Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Blake Lively Menanti Putusan Hakim Atas Perlindungan Tambahan dalam Kasus It Ends with Us

Blake Lively dan Ryan Reynolds meminta perlindungan hukum tambahan dalam sengketa mereka dengan Justin Baldoni, sutradara It Ends with Us.

9 Maret 2025 | 16.01 WIB

Blake Lively menghadiri pemutaran perdana film Another Simple Favor di Festival Film & TV SXSW 2025, Austin, Texas, 7 Maret 2025. Foto: Instagram/@asimplefavor
Perbesar
Blake Lively menghadiri pemutaran perdana film Another Simple Favor di Festival Film & TV SXSW 2025, Austin, Texas, 7 Maret 2025. Foto: Instagram/@asimplefavor

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Aktris Hollywood, Blake Lively dan suaminya, Ryan Reynolds, meminta perlindungan hukum yang lebih ketat dalam kasus mereka melawan Justin Baldoni, sutradara film It Ends with Us (2024). Dalam sidang virtual pada Kamis, 6 Maret, pengacara Lively, Meryl Governski, menuding tim Baldoni telah melakukan pengungkapan informasi yang tidak semestinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Ada kemungkinan besar terjadinya kerugian sulit diperbaiki jika percakapan dengan tokoh-tokoh berpengaruh yang tidak relevan dengan kasus ini jatuh ke tangan salah," kata Governski dalam sidang, dilansir dari ENews. Ia menilai ada 100 juta alasan bagi pihak tertentu untuk membocorkan informasi karena nilai publisitasnya lebih besar dibanding kepatuhan terhadap perintah pengadilan. 

Pasangan Blake Lively-Ryan Reynolds meminta pengadilan menjaga informasi yang belum dipublikasikan, termasuk percakapan mereka dengan figur-figur ternama. Governski mengajukan permohonan agar beberapa dokumen dalam proses pembuktian hukum hanya bisa diakses oleh pengacara, bukan oleh pihak yang bersengketa. 

Perlindungan untuk Pihak Ketiga

Selain menjaga privasi Lively dan Reynolds, Governski meminta perlindungan hukum bagi pihak ketiga yang terseret dalam kasus ini. "Kita tidak seharusnya membebani puluhan pihak ketiga untuk mengajukan perlindungan hukum ke pengadilan," ucapnya. Ia menegaskan bahwa beban perlindungan hukum tidak seharusnya ditanggung oleh pihak ketiga yang tidak terlibat langsung dalam sengketa ini.

Salah satu tuntutan Lively adalah pencabutan panggilan pengadilan terhadap perusahaan keamanan yang melindungi dirinya dan Reynolds. Governski berargumen bahwa pihak Baldoni tidak seharusnya mengorek informasi yang bisa memperburuk situasi bagi kliennya.

Justin Baldoni Menolak Perlindungan Tambahan

Permintaan ini mendapat tentangan dari pihak Baldoni. Menurut laporan US Weekly, melalui pengacaranya, Bryan Freedman, membantah ada upaya untuk membahayakan Lively. "Ini adalah kasus ketika tidak ada satu pun pihak yang berniat mencelakai Lively," ucapnya dalam sidang. Ia menilai kliennya telah dianggap bersalah sejak awal kasus ini mencuat. "Klien saya berhak untuk membela diri dan melawan tuduhan ini,” ungkapnya melanjutkan.

Freedman juga menolak perlakuan khusus terhadap figur publik. "Kita tidak bisa memperlakukan orang-orang terkenal dan mereka yang berkuasa di industri ini secara berbeda dari orang biasa," ujarnya. Hakim Pengadilan Distrik Amerika Serikat, Lewis J. Liman, belum membuat keputusan akhir dalam sidang tersebut. Ia hanya menyebut putusan akan segera diumumkan. 

Kasus ini bermula dari gugatan yang diajukan Lively pada Desember 2024. Ia menuduh Baldoni melakukan pelecehan seksual, menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat selama produksi It Ends with Us, hingga tudingan menyebarkan kampanye negatif. Sejak Februari 2025, Lively dan Reynolds telah mengupayakan perintah perlindungan yang lebih kuat dari yang sebelumnya diberikan ketika ia dan Baldoni pertama kali mengajukan gugatan hukum.

Dalam surat yang diajukan ke pengadilan, Lively dan Reynolds menyatakan bahwa mereka serta orang-orang yang mendukung Lively menerima ancaman kekerasan dan pesan bernada seksis. "Sebagaimana dijelaskan dalam gugatan yang telah diperbarui, Lively, keluarganya, para pemeran lain, saksi-saksi, serta individu yang secara terbuka mendukung Lively menerima ancaman kekerasan, hinaan bernada seksual, dan pesan bernada kebencian,” demikian bunyi surat tersebut.

ENEWS | US WEEKLY 

Adinda Jasmine

Adinda Jasmine

Bergabung dengan Tempo sejak 2023. Lulusan jurusan Hubungan Internasional President University ini juga aktif membangun NGO untuk mendorong pendidikan anak di Manokwari, Papua Barat

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus