Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Berkunjung ke Kota Parepare Kampung Halaman BJ Habibie, Menyaksikan Monumen Cinta Sejati Ainun Habibie

Kota kelahiran BJ Habibie, Kota Parepare, memiliki sejarah panjang yang menarik. Termasuk berdirinya Monumen Cinta Sejati Ainun Habibie.

26 Juni 2022 | 09.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sepasang suami istri berfoto di depan Monumen Cinta sejati Habibie dan Ainun. Kisah keduanya bahkan pernah difilmkan di layar lebar pada tahun 2012. Pare-pare, Sulawesi Selatan, 18 Juli 2015. TEMPO/Iqbal Lubis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 25 Juni 1936, tepat 86 tahun lalu hari kelahiran BJ Habibie. Presiden ketiga Republik Indonesia tersebut lahir di Kota Parepare, Sulawesi Selatan.

Selain menjadi kota kelahiran BJ Habibie, Kota Parepare juga memiliki sejarah yang menarik untuk diulas. Dilansir dari laman pareparekota.go.id, Kota Parepare dulunya merupakan semak-semak belukar yang diselang-selingi oleh lubang-lubang tanah yang agak miring. Semak-semak tersebut tumbuh liar dan tidak teratur, mulai dari utara (Cappa Ujung) hingga ke jurusan selatan kota.

Kisah Parepare Tempat Kelahiran BJ Habibie

Menurut Lontara Kerajaan Suppa, seorang anak Raja Suppa diketahui meninggalkan istana pada abad ke-14 dan pergi ke selatan. Karena memiliki hobi memancing, anak raja tersebut mendirikan wilayah tersendiri di tepian pantai yang kemudian dikenal sebagai Kerajaan Soreang. Sekitar abad ke-15, berdiri kerajaan lain dengan nama Kerajaan Bacukiki.

Dalam sebuah kunjungan persahabatan, Raja Gowa XI Manrigau Dg. Bonto Karaeng Tonapaalangga (1547-1566) berjalan-jalan dari Kerajaan Bacukiki ke Kerajaan Soreang. Ia tertarik dengan pemandangan hamparan yang indah dan secara spontan menyebut “Bajiki Ni Pare” yang artinya “Baik dibuat pelabuhan di kawasan ini”. Sejak itulah muncul sebutan “Parepare” Kota Pelabuhan.

Berkat letaknya yang strategis, Parepare ramai dikunjungi, termasuk oleh orang-orang Melayu yang datang berdagang ke kawasan Suppa. Pada masa penjajahan Belanda, tempat ini direbut dan dijadikan kota penting di wilayah bagian tengah Sulawesi Selatan.

Belanda menjadikan Kota Parepare sebagai markas untuk memperluas wilayah kekuasannya hingga ke seluruh dataran timur dan utara Sulawesi Selatatan.

Setelah Indonesia merdeka, status Kota Parepare sempat berganti dari Kota Praja, Kotamadya, dan akhirnya menjadi Kota hingga sekarang ini. Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah No. 3 Tahun 1970, hari kelahiran Kota Parepare ditetapkan pada tanggal 17 Februari 1960.

Suasana Monumen Cinta Sejati Habibie dan Ainun di Alun-alun Kota Parepare, Sulawesi Selatan, Selasa, 11 Juli 2017. Kisah cinta Presiden ketiga RI, BJ Habibie dan istrinya Hasri Ainun Besari dikenang dengan didirikannya monumen ini. TEMPO/Subekti

Salah satu ikon Kota Parepare adalah Monumen Cinta Sejati AinunHabibie. Monumen tersebut diresmikan langsung oleh BJ Habibie bertepatan dengan tanggal pernikahannya dengan almarhum Ainun Habibie.

Pembangunan Monumen Cinta Sejati Ainun Habibie adalah wujud cinta dan penghargaan masyarakat Kota Parepare atas jasa-jasa BJ Habibie. Besar harapannya kota tersebut dapat menjadi tempat kelahiran tokoh-tokoh besar lain yang berkarya untuk kemajuan bangsa.

SITI NUR RAHMAWATI

Baca: Cerita Tetangga dari Parepare Mengenang Kebaikan BJ Habibie

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus