Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Tabanan, Bali, membuktikan bahwa areal persawahan dapat menjadi destinasi wisata yang menarik. Kabupaten Tabanan Bali memang terkenal dengan tradisi subak yang merupakan metode pengairan sawah dengan cara berundak atau terasering. Di sana juga terdapat Museum Subak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti mengatakan pemerintah kabupaten berkomitmen mengembangkan wisata alam berbasis lingkungan. Wujudnya, desa wisata yang menerapkan konsep Green Development Integrated Farming Tourism. "Kami membuat kebijakan yang mengatur dari hulu hingga hilir, melindungi dan memberdayakan petani," kata Putu Eka Wiryastuti dalam bincang virtual pada Rabu, 22 Juli 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Putu Eka Wiryastuti mengatakan wisatawan rela membayar lebih untuk berjalan-jalan menikmati keindahan persawahan di Tabanan. "Ini bukti bahwa pertanian dan persawahan memiliki potensi wisata yang dapat membantu ketahanan ekonomi dan pangan," katanya seraya menambahkan, masa depan hanya milik mereka yang berinvestasi pada bisnis berkelanjutan.
Selain di Kabupaten Tabanan, Bali, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, juga mengusung wisata berbasis kearifan lokal berupa aktivitas di persawahan. Di Kampung Tajur, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Bojong, Purwakarta, wisatawan dapat menjajal bagaimana rasanya membajak sawah, menanam padi, membuat gula aren, dan menangkap ikan.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan, Kabupaten Purwakarta, Irfan Suryana mengatakan di kampung tersebut, permukiman penduduk masih berupa rumah panggung dari bilik bambu. Mereka memasak dengan mengunakan tungku atau yang dalam bahasa setempat disebut hawu, dengan memanfaatkan kayu bakar.