Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Cantiknya Chefchaouen di Maroko yang Semua Teemboknya Berwarna Biru

Awalnya kota ini merupakan benteng untuk melindungi Maroko utara dari invasi Portugis, selama berabad-abad dapat pengaruh dari banyak budaya.

5 Agustus 2024 | 08.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tembok biru di Chefchauen, Maroko (Pixabay)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pelancong yang berkunjung ke kota cantik Chefchaouen di Maroko akan terpesona dengan warna birunya. Bukan di langit, melainkan seluruh lanskap. Semua bangunan di kota yang tersembunyi di Pegunungan Rif Afrika Utara ini memiliki tembok-tembok berwarna biru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Chefchaouen adalah kota benteng. Didirikan pada 1471 oleh Moulay Ali Ben Moussa Ben Rached El Alami, kota tua ini terpelihara dengan baik. Pada dasarnya kota ini merupakan benteng untuk melindungi Maroko utara dari invasi Portugis. Itu sebabnya banyak bangunan lama di sini. Bangunan-bangunan yang lebih modern tetap berada di luar tembok kota.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selama berabad-abad, Kota Biru berkembang menjadi perpaduan budaya yang dinamis, memadukan pengaruh Andalusia, Yahudi, dan Berber (Afrika Utara). Perpaduan budaya ini terlihat jelas dalam arsitektur, tradisi, dan makanan kota ini.

Chefchauen, Maroko(Pixabay)

Asal-usul warna biru

Ciri paling khas Chefchaouen adalah bangunan dan gang-gangnya yang berwarna biru cerah. Ada banyak eragam tentang mengapa kota ini dicat biru. Salah satu kepercayaan populer adalah bahwa pengungsi Yahudi yang menetap di sini pada tahun 1930-an memperkenalkan cat biru, yang melambangkan langit dan surga, untuk mengingatkan mereka tentang Tuhan dan menanamkan rasa ketenangan.

Tapi ada juga cerita bahwa pemilihan warna biru dilakukan sebagai upaya untuk mengusir nyamuk dan mencegah malaria di antara penduduk setempat. Ada juga yang mengatakan bahwa warna biru menjaga kota tetap sejuk saat matahari terik di hampir semua bagian Maroko. Namun terlepas dari alasannya, kota itu indah, dengan warna-warna yang berubah-ubah seiring dengan matahari.

Gang sempit dan aroma rempah 

Kota ini terdiri dari gang-gang sempit berliku yang dipenuhi aroma rempah-rempah, roti segar, kuliner yang siap dijelajahi. Di tengah kota tua, terdapat Kasbah, taman yang rimbun dengan museum yang menyimpan senjata dan tekstil tua dari kota tersebut.

Kota ini tenang, tidak dipenuhi toko-toko dan energi hiruk pikuk yang menjadi ciri khas kota-kota lain. Wisatawan bisa berjalan-jalan di jalanan untuk menikmati pemandangan. Jika ingin melihat pemandangan Chefchaouen, temukan di Grande Mosquee, yang berjarak 20 menit berjalan kaki dari kota. 

Di Tripadvisor, kota ini digambarkan sebagai tempat yang menakjubkan dan fantastis. Salah seorang menyebutnya "kesenangan sejati bagi fotografer, meskipun tidak ramah bagi orang tua yang memiliki bayi dan lansia karena sulit dilalui stroller maupun kursi roda. 

EXPRESS.CO.UK 

Mila Novita

Mila Novita

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus