Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Cara Baru Menikmati Rumah Hantu di Jepang, Bikin Turis Menjerit

Pertunjukan rumah hantu di Jepang dilarang karena protokol kesehatan. Kowagarasetai mengembangkan rumah hantu drive-in yang aman tapi mengerikan.

5 Juli 2020 | 14.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah aktor yang berpakaian seperti zombie mengejutkan pengendara mobil yang hadir di sebuah pertunjukan rumah berhantu drive-in Kowagarasetai (Scare Squad), di sebuah garasi di Tokyo, Jepang 3 Juli 2020. REUTERS/Issei Kato

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Di salah satu sudut kota Tokyo, sebuah garasi dalam keadaan gelap. Para penumpang di dalam mobil berdiam, sampai suara klakson berbunyi. Lalu bermunculan wajah-wajah pucat bersimbah darah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mereka, zombie-zombie itu, menggoyang-goyang mobil. Menempel di kaca, dengan wajah yang ingin memakan korbannya yang berada di dalam mobil. Tapi mobil itu dengan aman melindungi penumpang dari amukan zombie. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Itu bukan adegan film, dinukil dari Japan Today, itulah objek wisata rumah hantu. Di dalam mobil, para tamu dapat berteriak sekeras yang mereka mau, tanpa masker, ketika sekelompok pemeran zombie, yang dipulas dengan darah mengerumuni mereka.

Bahkan, format baru itu bahkan mungkin lebih menakutkan daripada rumah berhantu tradisional, kata produser Kenta Iwana, 25, kepada AFP, "Di rumah berhantu drive-in, para tamu dikurung di dalam mobil sehingga mereka tidak bisa lepas dari kengerian sampai akhir," katanya. "Itu membuatnya lebih menakutkan bagi mereka."

Iwana datang dengan solusi drive-in setelah berjuang dengan serangkaian pembatalan atraksi rumah hantu, saat wabah virus corona mulai terjadi.

"Itu karena rumah berhantu menciptakan lingkungan dengan tiga C," katanya, merujuk pada kondisi para ahli Jepang memperingatkan risiko penyebaran virus: ruang tertutup, tempat ramai dan pengaturan kontak dekat.

Aktor Ayaka Imaide berdandan seperti zombie sebelum tampil di sebuah pertunjukan rumah berhantu drive-in Kowagarasetai (Scare Squad), di sebuah garasi di Tokyo, Jepang 3 Juli 2020. REUTERS/Issei Kato

"Pesanan untuk rumah hantu bergaya konvensional dibatalkan satu demi satu dan kami kehilangan sekitar 80 persen klien kami," ujarnya. Untuk atraksi rumah hantu yang baru, tim ia sewa dari rumah hantu di taman hiburan dan tempat-tempat serupa.

Kenta menuturkan kepada Times Now, rumah hantu baru ini jauh lebih menarik dibanding konsep yang lama. Pada rumah hantu yang lama, pengunjung memasuki sebuah rumah tanpa jendela. Para aktor, membuntuti mereka dan berbisik langsung ke telinga pengunjung. Meskipun mengerikan, hal itu tak bisa lagi dilakukan saat pandemi virus corona. 

Karena aturan jarak fisik, Iwana dan timnya Kowagarasetai - yang berarti "Pasukan yang ingin menakut-nakuti" - mulanya mencoba ide hantu-hantu dengan topeng yang dicat dengan darah palsu. Dan memainkan rekaman film. Namun, tetap saja acara mereka dibatalkan oleh pihak berwenang.

"Kami bahkan merencanakan acara Halloween, namun dibatalkan pada bulan Oktober dan November," kata Ayaka Imaide, 34, kepala regu.

Iwana, yang drop out dari universitas untuk menjadi produser rumah hantu, bertanya-tanya mungkinkah format drive-in bisa digunakan sebagai gantinya. Dan ternyata mendapat izin dari pihak berwenang dan dapat respons yang bagus dari pengunjung.

Laris Manis 

Cerita hantu dan rumah berhantu adalah bentuk hiburan yang populer di Jepang. Hiburan tersebut kian marak saat musim panas tiba. Meskipun tak ada hubungan antara musim panas dan kisah-kisah hantu, namun sudah jadi tradisi di Jepang. 

Menurut Iwana, cerita hantu dipopulerkan oleh para aktor kabuki. Mereka biasanya libur tampil saat musim panas, mulai membuat pertunjukan cerita hantu.

Kota Hanegawa, 28, salah satu anggota Kowagarasetai, yang memainkan seorang pembunuh berlumuran darah mengatakan format baru, menciptakan respons timbal balik antara para aktor dengan pengunjung. Para pengunjung yang terkunci dalam mobil mendengarkan narasi dan soundtracklalu dari luar segerombolan zombie mulai menyerbu. 

"Aku bisa sangat dekat dengan tamu meskipun mereka ada di balik kaca depan," kata Hanegawa. "Sangat menarik melihat reaksi mereka begitu dekat, sambil menjaga jarak sosial."

Jepang telah mencanut darurat virus corona, dan mengizinkan beberapa taman hiburan dibuka kembali secara bertahap, dengan pembatasan pada tamu. Namun, konsep rumah hantu drive-in itu tetap digemari. Bahkan tiket untuk Agustus di sebuah garasi di Tokyo Higashi-Azabu sudah terjual habis.

Aktor berpakaian seperti zombie atau hantu berpose untuk foto sebelum penampilan mereka di rumah hantu drive-in di Tokyo, Jepang, Jumat, 3 Juli 2020. Setiap kelompok akan membayar hingga 9.000 yen (Rp 1,2 juta) untuk pengalaman memacu adrenalin selama 15 menit di masa pandemi. REUTERS/Issei Kato

Kenta berharap para tamu akan merasa nyaman dan mendapatkan pengalaman yang mengerikan, "Lepaskan semua ketakutanmu, itulah cara untuk menikmatinya," sarannya.

Tiket pertunjukan ini juga tak murah-murah amat. Para pengunjung harus membayar 9.000 yen (sekitar Rp1,2 juta). Kenta Iawana mengatakan kepada Reuters, menargetkan bisa menakutmenakut-nakuti 11 orang per hari di akhir pekan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus